Rumah Oligarki

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Lebaran telah usai, mari saling maaf memaafkan. Semoga Allah menerima ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini dan semoga kita terus diberikan kesehatan untuk menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Walau sudah saling memaafkan, tapi kritik tetap harus dilanjutkan agar negeri ini bisa lebih baik kedepannya. Kali ini saya sangat tertarik menulis salah satu judul yaitu “Rumah Oligarki”. Tentunya pasti bertanya, apa itu rumah oligarki. Sebelumnya kita harus memahami dulu apa itu oligarki. Oligarki adalah sekelompok orang yang berada di luar pemerintahan yang mengendalikan pemerintahan.

Aneh kiranya, ternyata negeri ini tidak dikuasai oleh pemerintah yang memiliki otoritas utama dalam membuat kebijakan. Lalu siapa yang mengendalikan pemerintahan? Entahlah. Itu juga menjadi pertanyaan banyak orang.

Kenapa begitu yakin bahwa negeri ini dikendalikan sekelompok orang yang tidak berada di lingkaran pemerintah secara struktural? Karena saat ini dengan mata “telanjang” kebijakan-kebijakan pemerintah sama sekali tidak berpihak kepada rakyat. Tentu dimulai presiden yang saat ini memimpin dua periode. Banyak yang membuat masyarakat bertanya-tanya. Kenapa kebijakan seperti dan seperti ini?

Jika memang kebijakan dipegang oleh pemerintah, kenapa tak pro rakyat dan jauh dari semangat Pancasila serta UUD 1945? Kita buka mulai dari wacana Omnibus law yang akan melanggar berbagai hal, seperti lingkungan, menguntungkan inverstor asing, akan menumbuh suburkan kapitalis, serta sangat merugikan kaum buruh. Lalu, UU No. 1 Tahun 2020 pada pasal 27 sangat jelas akan melindungi mafia-mafia koruptor dalam penanganan Covid-19.

Ada lagi, kebijakan menaikkan BPJS, yang diamini oleh DPR dan kroni-kroninya. Lalu UU Minerba, serta penanganan Covid-19 yang begitu lamban, malah pemerintah terkesan menyelamatkan perekonomian daripada nyawa rakyat. Belum lagi kasus-kasus korupsi serta kasus-kasus lainnya yang tidak pernah terselesaikan, bahkan Dan banyak lagi daftar kebijakan “aneh” yang akan dibuat oleh rezim ini. Sangat lucu kiranya, jika kebijakan ini dikatakan berasal dari Konstitusi. Tanpa memiliki gelar ijazah ataupun tanpa memiliki gelar Sarjana pun rakyat dapat melihat kebijakan ini “aneh”.

Kembali pada masalah istilah “Rumah Oligarki”. Saya yakin ada tangan-tangan tak terlihat yang menguasai negeri ini demi kepentingan individu atau kelompoknya. Dan saya yakin, oligarki di negeri ini bukan hanya ada saat ini, tetapi sudah jauh ada, hanya saja di era ini mereka tumbuh subur, dan “seperti” diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menguasai negeri ini.

Tentunya mereka yang menguasai negeri ini, memiliki kepentingan dan kepentingan itu tidak terlepas dari uang. Konsep penguasaan yang dilakukan tidak peduli apakah masyarakat menderita atau sengsara, asal mereka dan kroninya terpuaskan. Mereka bisa disebut “mafia” atau bisa disebut para “shadow”. Karena mereka tak akan pernah terlihat. Mereka tak memiliki agama, jiwa nasional, ataupun dasar bernegara. Mereka hanya memiliki kepentingan untuk memperkaya dirinya, mereka bisa disebut para “Globalis”, mereka menanam uang di belahan dunia manapun, dan mereka menguasai negeri manapun untuk mengeruk sumber daya di negeri itu.

Anggap saja cerita diatas adalah “halusinasi” jika memang tak masuk akal. Jika begitu, lalu darimana datangnya kebijakan pemerintah saat ini yang jauh dari semangat konstitusi? Dan pemerintah sama sekali juga tidak diuntungkan dari setiap kebijakan “aneh”nya, malah pemerintah selalu rugi, lihat saja hutang negara semakin membludak, padahal BBM tidak turun di tengah-tengah dunia menurunkan minyak, BPJS dinaikkan, Pajak jalan terus. Tapi pemerintah selalu dikeluhkan dengan hutang. Anehkan?

Rumah Oligarki adalah istana negara, disitulah pusat segala aturan, walaupun para “mafia uang” tak berada disana, tapi kebijakan-kebijakan mereka menembus dinding-dinding istana. Rumah ini membuat para cendikiawan menjadi “brutal”, membuat para idealis menjadi pragmatis, membuat para kaum agama menjadi penjual ayat-ayat Tuhan. Dan membuat kaum milenial menjadi bermental kolonial.

Sungguh mengerikan, tak ada yang bisa terbebas jika masuk kedalam rumah ini. Rumah ini penuh glamoritas para pemuja harta dan tahta, bahkan untuk membaca peta geopolitik atau geoekonomi mereka lumpuh, entah kenapa dan bagaimana. Yang pastinya, rumah ini akan selalu seperti ini, jika mereka yang berada disana adalah boneka kesayangan para kaum Oligarki. Salam.

By : Januari Riki Efendi, S.Sos
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana jurusan Pemikiran Politik Islam UIN-SU dan Pegiat Literasi.

- Advertisement -

Berita Terkini