Ibu Pertiwi Memanggil

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Jamane jaman edan, ora edan ora keduman. Jaman sudah gila, kalau ngga ikut gila ngga kebagian. Bukannya percaya ramalan, tetapi bolehlah sekedar cocoklogi ramalan kuno Jayabaya yang beken itu dengan situasi dan kondisi jaman now. Ternyata memang cocok.

Jaman now, perampok uang rakyat disanjung bagai raja. Pemimpin ingkar janji dikata jujur, baik, dibela membabi-buta. Bahkan pendosa dianggap pahlawan, dimakamkan di taman makam pahlawan.

Sementara orang tulus menyampaikan fakta dicela, dibully, diserang, karakternya dibunuh, bahkan dituntut hukum dangan tuduhan yang mengada-ada. Seolah agar tidak ada orang menjadi saksi atas kejahatan dan kebusukan mereka.

Para pendosa kompak diam menyembunyikan kebenaran. Mereka lebih memilih hidup dalam kebohongan agar dapat bertahan hidup. Dan agar hidupnya terlihat baik-baik walau dalam kehinaan.

Nah, saya keliling ke beberapa daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada serentak bulan September nanti. Bertemu dengan para bakal calon kepala daerah tersebut. Sebagian kecil tulus demi membangun dan memajukan daerah dan rakyatnya.

Namun sebagian besar calon kepala daerah yang akan ikut Pilkada serentak 2020 ini, pola pikirnya pragmatis. Kebanyakan mereka lebih suka bertransaksi dengan konglomerat daripada dengan rakyat. Jika terpilih, tentu lebih suka menjagga kepentingan konglomerat daripada kepentingan rakyat.

Jaman memang sudah edan, Ibu Pertiwi pun berlinang air matanya. Melihat banyak anak negeri hanyut kegilaan syahwat kekuasaan, hingga tega merampok kekayaan ibu pertiwi sendiri.

Apakah Ibu Pertiwi tak pantas berlinang air mata…? Jika ia mengandung kekayaan alam melimpah, tetapi lebih banyak dirampok demi kepentingan sekelompok. Sementara sbagian besar rakyat belum sejahtera. Bahkan Menkeu Sri Muyani pernah mengatakan, bahwa anak-anak Republik tercinta ini begitu lahir langsung terbebani hutang jutaan rupiah. Sungguh miris..

Kini Ibu Pertiwi sedang lara, suaranya merintih memanggil anak-anak negeri berakhlak baik dan mulia agar tampil menjadi pemimpin. Agar merubah jaman tak lagi edan, agar merubah anak-anak negeri kembali waras. Mengajak bersama menjaga dan mengelola kekayaan Ibu pertiwi untuk kesejahteraan rakyat bukan konglomerat.

Jaman boleh jadi telah edan. Seedan-edannya jaman, pasti masih banyak rakyat yang masih waras. Maka Ibu pertiwi memanggil rakyat yang masih waras, agar Pilkada serentak 2020 ini tidak golput, rame-rame pilih kepala daerah yang bena-benar pilihan rakyat, bukan pilihan Konglomerat. Wallahu a’laam…

Salam Indonesia Menang,
Penulis: Ari Saptono

- Advertisement -

Berita Terkini