Pemuda Harus Peka Terhadap Politik

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Sebagai kaum yang di kenal aktif, peka, dan kreatif pemuda adalah kaum yang menjadi barometer sosial bagi bangsa dan negara, pemuda juga adalah harapan bagi kaum yang telah menatap usia non produktif untuk dapat melajutkan perjuangan serta pembangunan maupun pengawalan terhadap bangsa dan negara.

Politik atau seni dalam mencapai suatu tujuan sangat dekat dengan sebuah kekuasaan, alih-alih kekuasaan suatu daerah maupun negara yang dapat mempengaruhi tatanan kehidupan sosial, aspek-aspek vital sebuah bangsa yang diantaranya ialah jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, keamanan, serta kesejahteraan yang tidak boleh dipandang sebelah mata apalagi pura-pura buta.

Pemuda juga adalah kekuatan dalam sebuah perubahan (power of change) yang dapat membawa kebaikan atau keburukan di dalam sebuah bangsa dan negara sebab perannya sangat mempengaruhi tatanan sosial, pembanguanan, serta keamanan dalam bangsa dan negaranya.

Pemuda di dalam suatu bangsa juga menjadi sorotan penting bagi komplotan-komplotan yang berniat buruk terhadap bangsa tersebut, dan tak jarang juga pemuda yang menjadi target komplotan tersebut untuk dilemahkan demi menyukseskan kepentingan-kepentingan mereka, hal yang sangat dapat kita rasakan saat ini bahwasannya pengguna Narkoba terbanyak adalah kalangan kaum pemuda, padahal harapan terhadap kaum muda sangat besar di tengah-tengah derasnya arus perkembangan zamannya.

Pemuda juga bukan sekedar di jadikan target namun menjadi alat komplotan bejat yang mempunyai kepentingan jahat untuk bangsa dan negara demi dapat menguasai kekayaan alamnya serta memanfaatkan masyarakatnya, alih-alih kalangan emas yang kita harapkan itu sangat mudah dipatahkan hanya dengan materi.

Penggunaan materi dalam mencapai tujuan atau kekuasaan sangat jelas keterkaitannya terhadap kaum-kaum kapitalis yang memiliki sifat rakus dan tak punya jiwa iba. Apabila pemuda terus menjadikan materi sebagai tuhan dan ia (pemuda) adalah hambanya, maka dengan seksama juga pemudalah yang telah membuat perubahan negatif dan menciptakan mental penakut sehingga tidak peka lagi di dalam bangsa dan negaranya.

Apabila apatisme berkembang dengan begitu pesat dan rapi sudah menjadi pasti bahwa pemuda bangsa itu adalah pemuda yang apatis dan oportunis pada kaum-kaum kapitalis, kondisi tersebut akan menjadi bom waktu yang suatu saat akan menghancurkan bangsa dan negara itu dan secara tidak langsung menyerahkannya kepada komplotan-komplotan yang berhasil mewujudkan niat jahatnya.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berartikan memiliki suku, agama,ras, dan budaya yang berbeda-beda yang harus dijaga dan dirawat dengan mempertahankan dan menjalankan adat suku, agama, ras, dan budayanya masing-masing sehingga tetap menciptakan sosial masyarakat yang adil dan sejahtera di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun di dalam era modren atau globalisasi saat ini secara dramatis dan tersirat seolah Bhineka Tunggal Ika kini tinggal semboyan dan menjadi hal kuno apabila di jalankan, sikap yang apatis dan hedonis seakan menjadi hal yang keren, dan semakin membuat keren kaum-kaum rakus kapitalis dengan metodena untuk menyukseskan kepentingan kepentingan jahatnya.

Disaat yang sama juga negeri ini akan menghadapai Bonus Demografi yang artinya 70% penduduk adalah kaum muda, yang saat ini menjadi kaum harapan komplotan-komplotan bengis, bukan menjadi kaum yang diharapkan dapat memperbaiki bangsa kedepannya.

Menjadi renungan serta cambukan untuk kita semua agar menempatkan jiwa yang aktif, produktif, kreatif dan peka untuk melawan komplotan-komplotan kapitalis yang bengis serta mengobarkan ambisius muda terhadap adat suku, agama, ras, dan budaya untuk menghacurkan metode apatisme dan hedonisme yang menggiring pada kesesatan dan juga kehancuran.

Semua cara-cara jahat itu dapat dicapai melalui kekuasaan yang diraih dengan jalur perpolitikan, sehingga politik bukan sekedar hobi para kaum elit namun harus menjadi kewajiban bagi pemuda sebagai kaum harapan bangsa untuk memperhatikan serta menjaga, yang artinya harus dapat dimaknai dan dipertanggung jawabkan segala hal politik yang berakibat terhadap keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perlu untuk dipahami secara positif bahwa, politik menjadi salah satu menjadi penentu kemana dan bagaimana arah bangsa serta negara ini. Hanyut di bawa arus kapitalisme, tenggelam di tengah-tengah hedonisme dan apatisme, atau merdeka dan sejahtera di tangan pemuda yang cinta terhadap bangsa, negara, dan agama.

Untuk itu, kita sebagai seorang pemuda harus peka dalam bernegara, terkhususnya dalam dunia politik yang setiap hari dipertontonkan di media online dan media tidak online. Penglihatan dan pendengaran kita banyak berbanding terbalik dengan kenyataan. Artinya, kita sebagai generasi bangsa harus menjadikan ini pelajaran dan tidak berdiam diri apabila kondisi negeri dalam kesusahan.

Pemuda harus banyak dibekali dan membekali diri agar nantinya ketika menggantikan generasi tua, maka pemuda telah siap dengan segala skill yang membuat kondisi masyarakat jauh lebih baik. Bonus demografis akan menuntut bagaimana supaya kita kreatif. Ternyata, bukan hanya secara ekonomi, tetapi secara ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga. Akan tetap perlu untuk diingat, kebudayaan negeri dan agama kita tidak boleh hilang. Mengapa demikian? Karena itu ada pengaruhnya dengan dunia politik. Kebudayaan yang baik akan membuat politik menjadi baik.

Politik semata-mata tujuannya adalah untuk kebaikan. Jika politik digunakan untuk kejahatan dan menindas rakyat, di situlah saatnya pemuda harus bertindak melawan dan memperbaikinya.[]

Penulis: Muhammad Nur Hidayat (Presiden Mahasiswa Universitas Asahan periode 2019-2020).

- Advertisement -

Berita Terkini