Bravo 5 Sumut: Sodik Mudjahid Urus ‘Kamar Sendiri’, Jangan Urus ‘Kamar Mertua’

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ungkapan Sodik Mudjahid yang harap-harap cemas dengan Menteri Agama yang baru dilantik, Jenderal (Purn) Fachrul Razi, pesimistis dengan kinerja Fachrul di Kementerian Agama nantinya, memantik reaksi keras dari berbagai kalangan.

“Harap-harap cemas kepada Menteri Agama baru,” kata Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid, sebagaimana dilansir dari beberapa media.

Sodik pesimistis terhadap kemampuan Fachrul menjalankan tugas di Kemenag. Menurutnya, hal itu jauh dari kompetensi Fachrul.

“Dari sisi kemampuan mengembangkan ruang lingkup tugas Kemenag (pendidikan, bimas agama, haji dan umrah, serta balitbang) kita pesimis, karena jauh dari bidang dan kompetensinya,” ujar Sodik.

Bahkan untuk menahan radikalisme, mantan Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu justru khawatir Fachrul akan melakukan pendekatan ala militer kepada kelompok yang dicurigai radikal. Ia berharap Fachrul melakukan pendekatan dengan dialog.

“Menahan radikalisme, ini mengkhawatirkan. Khawatir sebagai seorang militer, FR melakukan pendekatan militeris generalis terhadap rakyat yang dicurigai sebagai kaum radikal. FR diharapkan melakukan pendekatan dialog dan edukatif,” ujarnya.

Jenderal (Purn) Fahcrul Razi ditunjuk menjadi Menteri Agama di kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Ia dilantik hari ini di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019).

Menanggapi ungkapan Sodik Mudjahid tersebut, Perhimpunan Bravo 5 Sumut menilai apa yang disampaikan politisi Gerindra itu salah sasaran, dan dinilai terlalu jauh mencampuri urusan orang.

Seharusnya menurut M Taufik Umar Dhani Harahap, SH selaku Sekretaris Umum Perhimpunan Bravo 5 Sumut, sebagai mantan Wakil Ketua Komisi VIII dan Kemenag RI menjadi mitra kerjanya, Sodik berfikir cerdas membangun semangat untuk Indonesia semakin baik, bukan malah menebarkan virus pesimistis terhadap sosok Menteri yang baru dilantik.

“Jangan urus kamar mertua, urus saja kamar sendiri. Dan Kementerian Agama bukanlah Kementerian Agama Islam, namun Kementrian Agama Republik Indonesia. Lalu dalam kesejarahan ketatanegaraan RI menteri agama pernah dijabat perwira tinggi militer. Isu utamanya deradikalisasi pemahaman agama yang telah membahayakan eksistensi negara Republik Indonesia,” tegas Taufik.

Lebih lanjut, Sekretaris Umum Bravo 5 Sumut ini menjelaskan bahwa, sejarah Departemen Agama (Depag) sekarang dengan nomenklatur Kementerian Agama RI, menunjukkan bahwa Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Alamsjah Ratoe Perwiranegara (EYD: Alamsyah Ratu Perwiranegara) (lahir di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung, 25 Desember 1925 – meninggal di Jakarta, 8 Januari 1998 pada umur 72 tahun) adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri (Menteri Agama Republik Indonesia pada Presiden Soeharto pada Kabinet Pembangunan III (1978-1983) dan Duta Besar Indonesia.

Lalu, Laksamana Muda TNI (Purn.) dr. Tarmizi Taher (lahir di Padang, Sumatra Barat, 7 Oktober 1936 – meninggal di Jakarta, 12 Februari 2013 pada umur 76 tahun) adalah seorang dokter, ulama dan tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia periode 1993–1998.

“Anggap saja komentar mereka sekadar omong kosong, yang kalau didengar atau tidak tak akan memberi pengaruh apa-apa,” pungkas M Taufik Umar Dhani Haraharap, SH. Berita Medan, Dudi

- Advertisement -

Berita Terkini