Aksi 22 Mei, Kelompok Cipayung Medan Kecam Kerusuhan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kelompok Cipayung Kota Medan menggelar diskusi guna menyikapi kondisi bangsa dan negara pasca pemilu, Senin (27/5/2019). Topik diskusi yang diangkat adalah “Merajut Kesatuan dan Persatuan Pasca Pemilu 2019” dan dihadiri peserta dari GMKI, GMNI, PMKRI dan PMII Medan. Diskusi digelar di Jalan Iskandar Muda No. 107a.

“Diskusi ini kita adakan sebagai respon dari Cipayung Kota Medan menyikapi persoalan-persoalan bangsa ini. Kita melihat polarisasi yang terbentuk pasca pemilu sudah sangat parah. Kericuhan yang terjadi pada 22 Mei kemarin juga tidak terlepas dari hal tersebut,” ujar Ali Sihombing (Ketua PMII) kepada awak media.

Kerusuhan sempat terjadi setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi pada 21 Mei yang lalu. Aksi-aksi penolakan terjadi di beberapa daerah seperti Jakarta, Madura, Pontianak dan Medan yang berujung pada kericuhan.

“Kita sangat menyayangkan terjadinya kerusuhan-kerusuhan ini, apalagi sudah ada korban. Elit-elit politik mestinya bertanggung jawab akan hal ini. Kerusuhan ini terjadi juga dikarenakan narasi-narasi para elit yang justru memprovokasi masyarakat. Ini adalah kegagalan elit politik yang tidak mampu menciptakan dinamika politik yang mendewasakan demokrasi Indonesia,” sambung Hendra Manurung (Ketua GMKI).

Kerusuhan yang merenggut korban disinyalir dikarenakan adanya skenario makar oleh pihak-pihak yang menunggangi aksi-aksi tersebut.

“Kami melihat banyak kepentingan yang saling menunggangi dalam aksi-aksi ini, mulai dari kepentingan kekuasaan, kelompok radikal, dan pihak asing. Disinilah dibutuhkan peran pemerintah untuk mengusut tuntas dalang dibalik ini semua supaya tidak ada korban-korban yang lainnya,” lanjut Hendra.

Pemerintah melakukan pembatasan media sosial setelah semakin meluasnya kerusuhan. Selama 3 hari media sosial tidak menampilkan gambar maupun video.

“Kami juga memandang tindakan pemerintah yang membatasi media sosial merupakan tindakan yang berlebihan. Ini kan merampas hak-hak kita untuk mendapatkan informasi. Toh masyarakat juga sudah pintar, tidak akan mudah terhasut,” tambah Riko Nainggolan (Presidium PMKRI).

Kepolisian telah menangkap beberapa orang yang diduga provokator aksi kerusuhan dan tokoh-tokoh yang dianggap melakukan tindakan makar.

“Kami mendesak agar dalang kerusuhan ini diusut tuntas. Kemudian kami mendesak agar orang-orang yang dituduh melakukan makar harus dibuktikan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Apabila tidak terbukti maka harus segera dilepaskan,” ujar Ali Sihombing.

Kelompok Cipayung mendesak agar persoalan ini segera dituntaskan, agar tercipta kondisi berbangsa dan bernegara yang kondusif.

“Kami mendesak semua pihak untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa diatas semua kepentingan yang ada. Segala dinamika yang ada mestilah untuk kedewasaan demokrasi kita kedepan,” ujar Samuel Gurusinga (Ketua GMNI). Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini