Agama Versus Agama, (Perang Atas Nama Agama)

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Dr. H. Arifinsyah

MUDANews.com – Agama pada dasarnya adalah berfungsi untukĀ  menyalamatkan manusia, dengan misi kamanusian yang dibawa oleh agama, maka semua agama menciptakan manusia aman nyaman dan harmonis. Disisi lain atas nama agama juga bisa melakukan diskriminatif, menuduh orang lain berlaku tidak toleran yang pada giliranya membuat orang- orang yang meyakini agama tersebut menderita, disharmonis, dan intoleran, sebab satu sisi agama yang dipahami hanya untuk kepentingan dunia semata.

Apakah beragama atas perintah si pemilik agama, atau kita beragama, karena kita merasa ada kepenting Ā kepada agama itu sendiri. Apa bedanya, bedanya adalah, kalo kita beragama karena si pemilik agama, maka akan malahirkan sikap, prilaku, sebagaimana si pemilik agama itu, yaitu tuhan memberikan kasih sayang Ā tidak pilih kasih, apapun keyakinannya, apapun etnisnya, apapun jabatanya, mungkar atau taat, tuhan tetap memberikan kehidupan padanya.

Maksudnya jika kita bergama meneruskan visi ketuhanan, makan semestinya tidak akan terjadi perang atas nama agama. Lalu pertanyaannya mengapa ada peperangan sesama agama, padahal mereka sesama beragama? Itu disebabkan, orang menafsirkan agamanya secara sempit dan leterik, sehingga menimbulakn sifat persualisme, dan tidak menutup kemungkinan berskap anarkis, sebab dia merasa agama yang dia pahami sajalah yang paling benar, dan agama yang lain dia anggap salah, apalagi diikuti oleh kepentingan indivudu, kelompok dan politik, sehingga menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Ilustrasi yang dapat kita pahamai secara ke-Indonesian saat ini, dalam rangka perekat kebangsaan, semestinya seluruh elemen anak bangsa ini harus mencari titik temu untuk membangun indonesia kedepan. Tetapi apa yang terjadi , hemat penulis, aparutr kita atau pemerintah kita saat ini belum dewas untuk menyikapi dinamika yang berkembang, sehingga yang terjadi adalah Truth Claim Atau klaim kebenaran sepihak, dan menilai salah dipihak lain.

Apakah dindonesia sekarang perang agama, dilihat dari perspektip teologis, bukan perang agama. Jadi tidak benar jika ada konflik seperti di DKI sekarang ini sebagai perang antar agama, penulis tidak setuju. Penulis lebih berpendapat, konflik di DKI Ā lebih pada ketidakadilan penguasa dan ketidakadilan hukum, arinya hukumĀ  tajam kebawah dan tumpul keatas. Terkesan pemerintah hari ini tebang pilih.

Sesungguhnya kasus ahok, bukan kasus antar agama, bukan etnis, tapi lebih pada ketidakadilan penguasa. Mengapa demikian, sejak zaman orde lama, zaman orde baru dan repormasi, dikabinet banyak etnis yang berbeda, tetapi tidak ada permasalahan diantara sesama, tetapi saat ini hanya maslah ketidakadilan yang timbul dari pemerintah yang tidak berpihak pada kebenaran, ini berarti warning bagi pemerintahan jokowi. Karena masalah pluralisme, keberaneka ragaman, di indonesia sudah selesai dengan Pancaslianya.

Oleh karena itu saran kami, kembalilah Back to besic, yaitu aktualisasi nilai- nilai pancasila bagi seluruh elemen anak bangsa. Jika ini terelisasi, kami optimis bangsa ini tetap berdaulat dan utuh dalam bingkai NKRI.

Pada akhirnya agama itu hendaknya dijadikan insrtumen, membawa kemakmuran, kesejahteraan, kenyamanan, jika ada yang mengatasnamkan agama, tapi prilakunya anarkis, menuduh orang tanpa dasar, dan berkomplik demi kepentingan kelompok, seseungyhnya orang tersebut belumlah beragama.

Marilah kita sadari bahwa bangsa yang besar, seperti Indonesia ini, bermula dari sebuah kesadaran personal, dan kesolahan kolektif, secara universal demi kesatuan dan persatuan serta kelangsungan sebuah negara, Indionesia adalah negara yang kaya, dan negara yang subur sebagai berkah dari tuhan, maka mari kita patuhi perintah agama sesuai dengan isi perintah si pemilik agama itu tersebut dalam kitabnya, yaitu keinginan penguasa alam semesta, semoga indonesia jaya dan maju serta terhindar dari perang antar agama.

Wa Ma Tawfiqi Illa Billah,,[jo]

Penulis adalah Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin dan Study Islam UIN SU/Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sumatera Utara.

- Advertisement -

Berita Terkini