Saran Untuk HT Erry Nuradi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Shohibul Anshor Siregar

MUDANews.com – Hanya karena Anda Gubernur saya merasa memiliki hak untuk berbicara barang sedikit tentang kampung kita, Sumatera Utara yang sedang Anda pimpin ini.

Jika Anda bukan pejabat publik, saya tidak begitu hirau Anda memperbanyak publikasi diri dengan bilboard, baliho, spanduk dan semua jenis media pencitraan yang berbiaya mahal itu.

Menurut saya Anda tidak perlu merasa khawatir tak dikenal di Sumatera Utara meski Anda memang pastilah lebih dikenang dalam ranah yang lebih kecil, yakni sebagai Bupati Sergai dengan semboyan PATEN itu.

Saya tidak tahu makna semboyan PATEN itu ketika Anda Bupati, sebelum berusaha mencalonkan diri sebagai Wagubsu mendampingi Gatot Pujonugroho (pasti bisa dikonfirmasi kepada rakyat Sergai). Tetapi saya ingat pertama kali saya baca PATEN sebagai akronim Pak Tengku Ery Nuradi adalah ketika Anda akan mencalonkan diri dan sama sekali belum ada kejelasan waktu itu akan digandeng oleh Gatot Pujonugroho atau siapa, melalui sebuah bilboard megah yang tegak berdiri di sekitar persimpangan Jalan Prof.M Yamin/Gaharu, Medan.

Jika kini Anda sudah berhasil membuat PATEN itu menjadi sesuatu yang lain (lain di Sergai, lain menjelang Pilgub 2013 dan lain pula  setelah menjadi Wagubsu dan Gubsu) bagi saya itu hal yang tak perlu diherankan, karena latar belakangnya pun tak mengejutkan, semua orang tahu hanya berkutat di seputar pencitraan pribadi Anda saja. Urusan kecil-kecil yang tak begitu layak diperbincangkan oleh para negarawan sebetulnya.

Nah, terpikir oleh saya, jika seorang sedang berkuasa, apa yang sepatutnya ia buat untuk memenuhi tanggungjawabnya kepada rakyat yang dipimpinnya?

Menurut saya tak ada yang lain, kecuali program kerja. Kenalkanlah diri Anda sehebat-hebatnya kepada rakyat melalui kinerja. Orang nanti bisa keliru makna menjadi pejabat bagi seorang tokoh masa kini, apakah hanya sekadar agar bisa lebih leluasa dan lebih gesit menggencarkan media pencitraan dirinya di setiap jengkal wilayah kekuasaannya, atau ada bentuk lain yang sama sekali diabaikan dari tanggungjawabnya?

Saya kenal sangat baik melalui catatan sejarah siapa SM Amin Gubernur Sumut pertama yang patriotik dan negarawan berwawasan itu.

Saya kenali Abdul Hakim yang memulai rintisan pembangunan USU dan membawa PON III ke Sumut serta membangun Stadion Teladan (Anda berani gak berfikir membawa PON ke Sumatera Utara?).

Wah, Marah Halim Harahap itu tokoh pelopor pembangunan sepakbola modern Indonesia, terutama karena turnamen-turnamen (8 kali) berkelas antar bangsa yang kita kenal dengan nama Mahal Cup. Anda tahu, Mahal Cup itu tercatat menjadi salah satu agenda FIFA. Ia bukan tokoh berkelas lokal, Anda tahu itu.

Bukankah banyak sekali yang dapat kita petik dari Edward Waldemar Pahala (EWP) Tambunan ketika memimpin di Sumut dengan kebersihan niat dan perilaku pemerintahan akuntable dan anti korupsi?

Anda tentu masih ingat Raja Inal yang terkenal dengan ide Marsipature Hutana Be yang dahsyat itu.

Saya tak ingin Anda bernasib tragis, tak dikenang oleh rakyat meski pernah berkuasa. Apalagi membangga-banggakan nasab, misalnya sebagai adik kandung HT Rizal Nurdin. Ranah yang harus diisi bukan hal-hal yang begitu. Rakyat ingin diberi lead, semangat dan pemecahan atas problema yang mereka hadapi setiap hari.

Menurut saya Anda masih memiliki waktu tersisa sedikit lagi untuk membuktikan di hadapan rakyat bahwa Anda bisa berfikir dan mengerjakan hal-hal besar. Kinerjalah jawabannya untuk menjadi PATEN. Hanya itu.

Terakhir. Sebagai politisi yang “lari” dari Partai Golkar, menurut saya sudah saatnya Anda serius berbicara kepada Surya Paloh, bahwa sebagai sesama “pelarian” Partai Golkar, ia tak patut menggantung nasib Anda tak kunjung dilantik sebagai Ketua NasDem Sumut. Entahlah saya salah, tetapi jika ada pelantikan Anda sebagai Ketua NasDem Sumut pastilah seluruh media di kota ini akan mengibar-ngibarkan foto Anda di halaman 1. Saya belum pernah rasanya membaca berita itu.

Anda perjelaslah tentang itu, atau mungkin malah sudah sangat penting bagi Anda berbicara kepada orang-orang yang selama ini selalu mengitari Anda tentang jaringan dukungan untuk maju melalui jalur perseorangan.

Ingat di DKI ada orang yang menempuh jalur yang sama dan dituduh bergerak melakukan deparpolisasi, dan pada akhirnya memang ia hanya berani maju melalui partai.

Itu lebih bagus dikerjakan ketimbang memperbanyak media pencitraan yang Anda tahu orang pun sudah mulai muak dengan hal-hal rendahan seperti itu.

Lagi pula, orang-orang yang ada di sekitar Anda itu perlulah dilatih bekerja serius dan menyumbang terhadap promosi kapasitas dan kapabilitas Anda.

Buatlah rakyat Sumatera Utara merasa sedikit bangga memiliki Anda sebagai Gubernur.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini