Aceh dan Papua, BIN Ungkap Adanya Indikasi Intimidasi Dalam Pilkada 2017

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Jakarta – Mayor Jenderal (Mayjend) M Thamrin Marzuki, Deputi II Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap praktik intimidasi yang dilakukan oleh kelompok bersenjata terhadap masyarakat di beberapa daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2017.

Hal tersebut diungkapkan Mayjend Thamrin ketika menghadiri Rapat Koordinasi kesiapan pemungutan dan penghitunga suara Pilkada 2017 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa (7/2).

Ia menjelaskan bahwa intimidasi tersebut kerap dipraktikkan dan terjadi di Aceh dan Papua.

“Bahkan ini terjadi di antara kelomok bersenjata itu jelas dia menyampaikan dukungan ke salah satu pasangan calon di Papua,” ungkap Mayjend Thamrin, seperti dilansir cnnindonesia

Untuk Papua sendiri BIN telah mengantisipasi teror di tujuh daerah di dalam jangka panjang. Menurutnya pada pilkada 2017 daerah tersebut memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi.

Daerah yang saat ini diantisipasi dan diperhatikan oleh BIN diantaranya adalah Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Nduga, Kabupaten Yapen, Kota Jayapura dan Kabupaten Puncak Jaya.

Untuk papua sendiri ia menilai adanya penggelembungan suara dan intimidasi kerap terjadi dikarenakan di Papua sendiri masih terdapat daerah yang masih menggunakan sistem noken.

Untuk mengantisipasi terjadinya intimidasi tersebut BIN mengimbau untuk diadakannya pengawas independen dan pengawas keamanan yang bekerja lebih baik di Aceh dan Papua.

Ia juga menyampaikan bahwa euforia yang berlebihan oleh calon kepala daerah yang menang dalam Pilkada juga dapat menjadi pemicu konflik. Untuk itu Mayjend Thamrin mengimbau kepada para pasangan calon untuk tidak besikap berlebihan.

“Kepada peserta Pilkada tolong jangan berlebihan dalam euforia kemenangan, itu kerap memicu konflik,” imbaunya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini