Pengabdian Masyarakat Riset Group Prodi Pendidikan Biologi UNS Sulap Galon Air Mineral Menjadi Media Tanam Nilam Ramah Lingkungan

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com Surakarta  – Siapa sangka galon air mineral bekas dapat digunakan media tanam yang kece dan ramah lingkungan? Inovasi unik ini digagas oleh tim Pengabdian Masyarakat Riset Group (RG) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan telah dimulai sejak April 2025 di kawasan Kemuning.

Pemanfaatan galon air mineral sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada poin 12, yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Galon air mineral yang umumnya hanya sekali pakai dan berpotensi menjadi limbah, kini dapat diolah kembali menjadi media tanam yang fungsional salah satunya dalam pembibitan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth).

Tim pengabdian mengambil langkah ini untuk menunjukkan bahwa Reuse bisa menjadi solusi praktis dalam mengelola lingkungan, serta diharapkan dapat mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan, terang Dr. Yudi Rinanto, M.P.

Menurut Dr. Yudi Rinanto, M.P selaku tim pengabdian riset grup, penggunaan ulang galon bekas tidak hanya meminimalkan limbah plastik, tetapi juga memberi nilai tambah melalui penerapan sistem irigasi kapiler. “Dengan kain flanel sebagai sumbu air, media tanam tetap lembab tanpa harus disiram setiap hari. Ini efisien dan sangat cocok untuk petani yang kesulitan air atau waktu,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa sistem ini mendukung pertumbuhan akar yang stabil dan dapat menekan risiko stres tanaman akibat kekeringan. Kombinasi antara reuse dan irigasi sederhana ini membuktikan bahwa teknologi pertanian tidak selalu harus mahal cukup kreatif dan tepat guna,” ujar Dr. Yudi Rinanto, M.P

Program pembibitan ini dimulai sejak 18 April 2025 dan berlokasi di Dukuh Tanen, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Proses dimulai dari pengumpulan galon bekas, pemotongan dan pemasangan sistem kapiler, lalu pengisian media tanam berupa campuran tanah dan kompos. Setelah siap, bibit nilam jenis Aceh ditanam melalui metode stek, yang kemudian dirawat secara berkala.

Seluruh proses dilakukan bersama kelompok tani Madusari-3, mulai dari pelatihan teknis hingga praktik langsung di lapangan. Selain mendukung pengembangan bibit nilam berkualitas tinggi, kegiatan ini diharapkan bisa membuka peluang usaha baru sekaligus memperkuat budaya pertanian ramah lingkungan di masyarakat,” terang Dr. Yudi Rinanto, M.P..**(Red)

Berita Terkini