Dirjen GTKPG Sampaikan Strategi Pembangunan Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045 pada Talk Show Dewan Profesor UNS

Breaking News

- Advertisement -

 

Mudanews.com Surakarta  – Direktur Jenderal (Dirjen) Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) hadir sebagai narasumber dalam Talk Show Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Paparan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., dalam momen ini mengangkat topik “Strategi Pendidikan dalam Menyiapkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”. Terlaksananya talkshow menjadi langkah strategis UNS di bidang pendidikan nasional. Acara ini menjadi sarana penting promosi rumusan arah pembangunan pendidikan nasional ke depan, demikian siaran pers yang diterima dari Humas Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh awak media mudanews.com (16/5/2025)

Dalam paparannya, Prof. Nunuk menegaskan bahwa pendidikan memegang peran vital dalam menyongsong Visi Indonesia Emas 2045. Tahapan pencapaian menuju visi tersebut, menurutnya, harus dimulai dari penguatan pondasi transformasi selama periode 2025-2029. Sejumlah langkah perlu dilakukan seperti pemenuhan pelayanan dasar, peningkatan kualitas kesehatan, perlindungan sosial. Selain itu program hilirisasi sumber daya alam, serta penguatan riset, inovasi, dan produktivitas tenaga kerja juga menjadi hal yang penting.

“Pendidikan menjadi faktor penentu dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, berkualitas, dan produktif. Ini berkontribusi penting dalam menciptakan generasi profesional yang terampil, kreatif, dan inovatif sehingga mampu berkompetisi di era global,” ungkap Prof. Nunuk.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nunuk juga memaparkan profil kependudukan Indonesia per Agustus 2023 yang mencapai 283 juta jiwa, didominasi oleh generasi muda dari kelompok Milenial dan Gen Z. Indonesia, lanjutnya, memiliki bonus demografi dengan jumlah usia produktif mencapai 191 juta jiwa. Kondisi ini, menurutnya, harus dimanfaatkan sebaik mungkin melalui peningkatan kualitas pendidikan agar bonus demografi dapat berkontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Anak, perempuan, dan pemuda menjadi tiga kelompok strategis yang harus didorong kualitas hidupnya. Pendidikan menjadi katalisator utama dalam menyiapkan tenaga kerja yang sehat, terdidik, dan produktif untuk memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan mobilitas sosial,” jelas Prof. Nunuk.

Beliau turut menggarisbawahi pentingnya intervensi program pendidikan untuk keluarga miskin seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Cara ini bertujuan memastikan setiap anak dapat mengakses layanan pendidikan yang layak. Kombinasi kedua program tersebut dinilai mampu menjaga keberlanjutan sekolah anak-anak serta mencegah angka putus sekolah, sekaligus meningkatkan angka partisipasi pendidikan di berbagai jenjang.

Prof. Nunuk juga menyampaikan beberapa isu strategis pembangunan nasional di bidang pendidikan, seperti kompetensi literasi membaca dan numerasi peserta didik di jenjang pendidikan dasar. Selain itu, peningkatan peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia agar setara dengan negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Adapun partisipasi pendidikan antarwilayah dan antarkelompok sosial ekonomi yang masih menjadi tantangan. Dalam hal peningkatan kualitas guru, pemerintah terus melakukan perencanaan formula terbaik bagi guru ASN. Namun demikian, tantangan kualitas dan pemerataan distribusi guru di berbagai wilayah Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius.

Prof. Nunuk menambahkan, Visi Pendidikan 2045 juga menargetkan kualitas luaran lulusan. Ciri SDM unggul Indonesia Emas 2045 adalah cerdas, kreatif, inovatif, berkarakter kuat, berakhlak mulia. Selain itu, mereka juga penting memiliki wawasan multikulturalisme, memiliki kemampuan literasi, penguasaan iptek, dan produktivitas tinggi.

“Investasi pendidikan ke depan perlu diarahkan pada pemerataan akses, peningkatan kualitas, serta relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan juga harus mampu membentuk karakter peserta didik yang memiliki identitas kebangsaan kuat, bermartabat, dan siap bersaing di era global,” tegasnya.

Dalam paparannya, Prof. Nunuk menyebutkan arah kebijakan pembangunan pendidikan Indonesia tahun 2025-2045 yang tertuang dalam peta jalan pendidikan. Kebijakan tersebut antara lain percepatan wajib belajar 13 tahun, penguatan sistem tata kelola pendidikan, pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas, pengembangan STEAM, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Kebijakan prioritas lainnya mencakup penguatan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan berkualitas, peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran, serta penyediaan layanan pendidikan keagamaan yang bermutu. Selain itu, pemerintah juga akan fokus pada peningkatan kontribusi iptek dan inovasi, pengembangan manajemen talenta nasional, hingga penguatan budaya literasi untuk mendukung kreativitas dan inovasi.

Talk show ini menjadi forum penting bagi sivitas akademika UNS dan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk memahami arah kebijakan nasional dalam menyiapkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. Acara yang berlangsung dinamis tersebut diakhiri dengan sesi diskusi interaktif antara Prof. Nunuk dan peserta yang didominasi oleh dosen, mahasiswa, serta perwakilan lembaga pendidikan di Kota Surakarta.**(Red)

 

Berita Terkini