Mudanews.com – Seorang guru memiliki posisi yang strategis di dalam berbangsa dan bernegara, karena itu beliau pastilah sosok yang mumpuni, bijak, sabar, berintegritas, memiliki pengalaman dan wawasan seluas samudra.
Di negara manapun murid selalu mengenang gurunya sepanjang masa, meski sang murid sudah menduduki posisi tinggi sebagai pejabat publik ataupun sebagai Guru Besar di Perguruan Tinggi.
Dalam konsep Jawa, seorang guru haruslah bisa ” digugu lan ditiru “, menjadi tempat bertanya disamping menjadi panutan bagi siapa saja .
Tugas guru tidak hanya mengajar semata sebagai upaya mentransformasi ilmunya, tetapi juga wajib mendidik anak asuhnya (siswa dan mahasiswa).
Pemahaman kognitif diperoleh dari proses belajar mengajar yang terstruktur , sedangkan mendidik lebih pada membangun karakter, jiwa, budi pekerti, tingkah laku sebagai bekal untuk bersosialisasi di masyarakat
Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara, yang pituturnya telah menjadi pedoman kita yaitu :
Ing ngarsa sung tulada
Ing madya mangunkarsa
Tut wuri handayani
Artinya: guru dituntut untuk menjadi pemimpin yang baik
Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang tidak tinggal diam dan selalu membangkitkan kepercayaan diri.
Pitutur tersebut bukanlah hal yang mudah dilaksanakan dalam kehidupan se hari-hari.
Di dunia pewayangan kita mengenal sosok kontroversial yakni Pandita Durna yang sebenarnya merupakan guru dari Pandawa dan Kurawa di bidang jaya kawijayan sejak kecil.
Pandita Durna sangat dihormati meskipun sering tidak adil sebagai guru bahkan cenderung bathil dan culas.
Banyak contoh yang bisa disampaikan tentang ke ” juligan ” Durna disini saya akan sebutkan satu contoh saja , yakni ketika dia menipu Bimasena untuk mencari tirta perwitasari / air kehidupan di dasar samudra.
Padahal tujuan utamanya adalah membunuh Bima agar kelak tidak dapat bertempur di medan laga Tegal Kurusetra saat perang Bharatayuda.
Akibat kepatuhan, kejujuran dan ketekunan Bima didalam menjalankan perintah gurunya, maka Bima berhasil bertemu dengan Dewa Ruci penguasa samudra yang sejatinya adalah dirinya sendiri( Bima dalam bentuk kecil atau Bima Kunthing).
Dalam keadaan selamat dengan membawa serta tirta perwitasari, sebagai final mission nya kepada sang guru Durna,tentu saja Durna kecewa berat, tipu muslihatnya tidak berhasil.
Sebagai penasehat raja Astina, Duryudana di dalam menghadapi perang Bharatayuda. Durna berhadapan dengan sang ahli strategi titisan dewa Wisnu yaitu Bathara Kresna penasehat Pandawa.
Menjelang berakhirnya perang Bharatayudha, akhirnya Pandita Durna tewas di tangan Drestajumena kerabat dekat Pandawa.
Pelajaran apa yang dapat ditarik dari cerita pewayangan tersebut ?
Di alam nyatapun kita juga menemukan tokoh-tokoh yang memiliki perilaku mirip Durna, namun rasanya kurang etis bilamana saya menyebutnya disini.
Dengan kesadaran penuh yang dilandasi keikhlasan jiwa, Sang pemimpin akan kembali menjadi rakyat biasa atau beralih predikat sebagai ” Pinandita Linuwih”
setelah menyelesaikan tugasnya melayani rakyatnya di akhir jabatan, meskipun di dalam hati kecilnya masih banyak tugas kenegaraan yang belum di tuntaskan tugas selanjutnya berada ditangan pemimpin berikutnya yang akan menggantikannya.
Di zaman Majapahit , setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Maharani Tribhuana Tunggadewi melepaskan mahkotanya kepada penggantinya dengan legawa. Kemudian beliau lengser keprabon menjadi seorang pertapa bernama Dewi Kilisuci, menyepi di lereng gunung Penanggungan sampai akhir hayatnya.
Kedudukannya sebagai pertapa justru lebih mulia, karena dengan leluasa dapat memberi wejangan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Sementara di era modern, banyak pemimpin2 kelas dunia yang kemudian beralih profesi disamping menjadi common citizen yang tetap menyumbang pemikirannya untuk warga dunia. Ada yang mendirikan yayasan, bergabung di organisasi sosial yang concern terhadap lingkungan hidup seperti wapres Amerika Al Gore, Kemudian Obama masih aktif berpolitik sambil kembali ke profesinya sebagai lawyer Jimmy Carter kembali menekuni profesi sebagai petani kacang di tanah kelahirannya.
Bill Clinton dan istrinya Hillary berbagi pengalaman dengan mengunjungi kampus-kampus ternama sebagai nara sumber.
Di Indonesia almarhum Presiden Habibie mendirikan The Habibie Center, sementara wapres Budiono kembali ke UGM untuk menjadi dosen profesi yang sangat dicintainya.
Yang kembali ke dunia politik juga ada seperti ibu Megawati dan pak Susilo Bambang Yudhoyono .Last but not least almarhum Gus Dur tetap terukir di hati banyak orang karena genius dan humoris
Ibu Sinta Nuriah bersama putri-putrinya nya masih berkegiatan di banyak bidang terutama sosial dan budaya tanpa melepaskan minatnya di bidang religi
Kelegawaan seorang pemimpin sungguh dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dalam bentuk keterlibatan yang memenuhi hasrat banyak orang lepas dari syahwat kekuasaan yang memabukkan
Mungkin istilah Jawanya ” lali ing purwa duksina ” petuah yang diberikan oleh almarhumah h ibu saya dan masih saya pegang erat sampai sekarang.
Kebetulan ibu saya juga seorang guru SD Muhammadiyah yang meninggalkan banyak wewarah yang teramat penting. Untuk para guru disegenap penjuru tanah air, saya ucapkan SELAMAT MEMPERINGATI HARI GURU , pada tanggal 25 November 2024
Jasamu akan dikenang selamanya oleh yang pernah menduduki bangku sekolah dalam berbagai strata
Penulis : Oeoel Djoko Santoso Seorang dosen dan eksponen Marhaenis