Ulama Madina Menangis Karena Perlakuan Gubernur Sumut

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Madina – Ulama dari Mandailing Natal (Madina), Syekh H. Abdul Bais Nasution, LC, MA dan Ustaz H. Mahyuddin mengaku mendapat perlakukan dan ucapan kasar dari Gubernur Sumatera Utara, H Edy Rahmayadi pada Selasa (12/1) di Masjid Agung, Medan.

Peristiwa itu terjadi usai salat Subuh berjamaah di Masjid Agung. Kedatangan ulama dari Madina bersama Sekretaris Daerah Gozali Pulungan dan beberapa pejabat di Pemkab Madina, yaitu Samruddin dari Dinas Pendidikan, Rukun Harahap dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madina, ada juga perwakilan dari kepala SD yaitu Pauzan Amris, perwakilan dari Kepala SMP yaitu Defrion, serta pengawas sekolah yaitu Zulhan Efendi dengan tujuan menguatkan permohonan pelaksanaan sekolah tatap muka.

Hal itu sesuai dengan surat Bupati Madina bernomor 420/0039/Disdik/2021 tertanggal 8 Januari 2021 yang ditujukan kepada Gubernur sebagai upaya terlaksananya sekolah tatap muka di Kabupaten Madina.

“Kedatangan kami menemui Gubernur untuk menyampaikan maksud menguatkan permohonan diizinkannya pelaksanaan sekolah tatap muka. Namun Gubernur langsung membentak dan mengeluarkan kalimat “Saya penjarakan kau nanti apabila diizinkan sekolah tatap muka di Madina”. Itu disampaikan Gubernur berulang-ulang kepada kami,” kata Syekh H. Abdul Bais Nasution bersama Ustaz Mahyuddin kepada wartawan.

Syekh Abdul Bais dengan lembut memberikan penjelasan kondisi banyaknya pelajar yang sudah terjadi krisis akhlak disebabkan sudah terlalu lama tidak mengikuti sekolah sebagaimana biasanya (tatap muka). Ia juga menyampaikan soal keberadaan Covid-19 di Kabupaten Madina yang terdata tinggal 1 orang, itu pun pelaku perjalanan .

“Mendengar saya bicara, beliau membentak saya dengan kata ‘Diam’. Saya masih berusaha menjelaskan kembali, saya sampaikan ke beliau kalangan anak didik sudah terjadi krisis akhlak dan moral terutama di pedesaan. Anak didik sudah banyak yang merokok, mencuri, dan meresahkan masyarakat terkhusus kalangan orang tua. Sementara di kota anak-anak siang dan malam menghuni warnet, siapa yang kita salahkan dengan kondisi ini?” kata Syekh Abdul Bais.

Lebih jauh, Syekh Bais menjelaskan hal ini terjadi karena para orang tua sibuk mencari nafkah dan guru tidak bisa disalahkan sebab bukan di lingkungan sekolah.

Mendengar penjelasan itu, katanya, Gubsu kembali menyuruh ia diam dengan nada tinggi.

“Saya ini sudah tua dan tidak sanggup lagi bila dibentak begitu, saya bilang langsung sama beliau, tembak saja saya, saat itu langsung ditengahi ajudan Gubernur dan ditariknya ke samping,” ungkap Syekh Abdul Bais.

Melihat perlakuan Gubsu, Ustaz Mahyuddin menyampaikan kedatangan mereka hanya memberi penjelasan tetapi Gubernur malah bersikap kasar.

“Pak Gubernur kenapa menjadi seperti ini? Padahal kami hanya datang memberikan penjelasan dan menyampaikan permohonan apabila memungkinkan,” sambung Ustaz Mahyuddin menirukan ucapan yang ia sampaikan kepada Gubernur Edy Rahmayadi.

Bahkan, Gubernur Edy Rahmayadi mengeluarkan kalimat dan menyebut nama Presiden Joko Widodo dan menanyakan keberadaan Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution.

“Beliau bilang, apakah kau bertanggung jawab dan apakah kau bersedia dipenjarakan, tidak senang silakan adukan ke Jokowi kalian itu. Mana Bupati kalian? kenapa masih kalian pilih dia, kalian masih memilih Bupati yang tidak sayang sama rakyat,” kata Mahyuddin menirukan ucapan Gubernur Sumut.

Kalimat Gubernur itu, jelas Mahyuddin adalah risiko Madina yang tidak mendukung calon kepala daerah yang didukung Gubsu.

“Inilah resiko buat Madina yang tidak mendukung pasangan calon kepala daerah yang didukung oleh Gubernur,” ujar Ustaz Mahyuddin dan Syekh Abdul Bais.

Terpisah, Aziz, salah satu pejabat di Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Sumatera Utara yang dihubungi pada Kamis (14/1) mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut.

“Maaf saya belum tahu kejadian itu, saya coba cari informasi dulu, ya,” kata Aziz.

Setelah ditunggu beberapa waktu, Aziz yang kembali dihubungi mengatakan belum juga mendapat informasi terkait kejadian tersebut.

“Saya sudah cek, tapi belum ada yang tahu, kalau sudah dapat info kejadian itu akan kami kabari lagi,” katanya.

Sebagaimana diketahui, banyak masyarakat yang kecewa dengan batalnya belajar tatap muka yang direncanakan akan dimulai pada 4 Januari lalu, terlebih kalangan orang tua. Apalagi penundaan sekolah tatap muka hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

Sumber : startfmmadina.com

- Advertisement -

Berita Terkini