Manajemen dalam Pendidikan Islam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pendidikan Islam adalah proses pembimbingan seseorang terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam menuju kepribadian muslim. Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien sebagaimana tergambar dalam pengertian di atas.

Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (Nur Uhbiyati, 1998: 19).

Manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi manajemen, di mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu: planning, organizing, actuating, controlling (Mochtar Effendi, 1986: ).

  • Planning adalah perencanaan, yang merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang dan waktu tertentu.
  • Organizing (Pengorganisasian) adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan Islam dalam rangka menyatukan visi misi dengan pengorganisasian yang rapi sehingga tujuan bisa tercapai.
  • Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating merupakan aplikasi atau pelaksanaan dari planning yang telah disusun dan direncanakan.
  • Pengendalian merupakan penentu terhadap apa yang harus dilaksanakan sekaligus menilai dan memperbaiki sehingga pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.

Hal yang sangat penting dalam manajemen pendidikan Islam adalah komponen-komponen manajemen. Sedikitnya terdapat 7 (tujuh) komponen manajemen yang harus dikelola dengan baik dan benar, di antaranya yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan (personal sekolah/pegawai), kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, kerjasama sekolah dan masyarakat, serta pelayanan khusus lembaga pendidikan (E. Mulyasa, 2005: ).

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan adalah menarik, mengembangkan, mengkaji dan memotivasi personil guru mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi standar perilaku, melaksanakan perkembangan karier tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap, kepribadian, serta aspek sosial emosional di samping ketrampilan-ketrampilan yang lain.

Penulis : Siti Hamidah Lubis (Mahasiswi Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) KKN-DR Kelompok 51)

- Advertisement -

Berita Terkini