Suara Mahasiswa Bandung, Bertajuk Refleksi Gerakan Mahasiswa Indonesia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Bandung – Diskusi online  dengan tema “Refleksi Gerakan Mahasiswa Indonesia” yang diadakan oleh suara mahasiwa Bandung membersamai gerakan mahasiswa untuk menghidupkan studi grup kajian dan diskusi kelompok mahasiswa dengan kepemimpinan ide dan gagasan.

“Gerakan mahasiswa mulai dari 98 sampai resesi 2020, tipologi gerakan mahasiswa dari zaman kezaman kelompok studi merupakan embrio dari gerakan mahasiswa, lalu di manifestasikan kepada gerakan aksi jalanan yang merupakan sepenggal dari penggulingan rezim Soeharto terbagi 2, yaitu komite aksi jalanan dan kelompok studi,” tutur Narasumber pertama Usman Hamid mantan aktifis 98, Jumat (7/8/2020).

“Kelompok studi Trisakti sebagai kajian strategis itu didalam kampus, begitupun diluar kampus tidak jauh dari pada itu. Gerakan perubahan mahasiswa hanya sebagian komponen dari yang lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, narasumber kedua Jumhur Hidayat mantan aktifis ITB 80an mahasiswa mengatakan setiap perubahan, keterlibatan mahasiswa sekarang berbeda dikejar oleh pragmatisme seperti pekerjaan cepat-cepat lulus.

“Saya khawatir jurusan univ tidak relevan, contoh banyak doktor dan sarjana nasional tidak bekerja baik, sudah menjadi alasan kuat mahasiswa bergerak. Kita sangat mengharapkan mahasiswa bergerak bersama-sama menjadi suluh dari rakyat. Memulailah mengkritisi kebijakan rezim yang tidak pro rakyat seperti halnya 80an,” ujarnya.

“Saya melihat gerakan mahasiswa sekarang tidak mengerti praksisnya dalam bergerak, masih banyak yang tidak mengerti tuntutan kita, tapi itu tidak masalah selama kelompok diskusi selalu mengagitasi ke masyarakat transformasikan ke mahsiswa menyadarkan moral. Setiap kampus mempunyai konsentrasi yang menjadi masalah adalah penokohan dan itu yang menjadi permasalah dihadapi mahasiswa celah pragmatisme,” kata Narasumber ketiga Lingga Pangestu Mahardhika, Mahasiswa Unjani.

Syahganda Nainggolan Pengamat Politik dan mantan Aktifis ITB yang juga sebagai narasumber terakhir mengatakan sejak dirinya menjadi aktivis mahasiswa. Mulai dari kesadaran idealisme itu dirinya mulai bergerak, waktu itu aktivis itu menjadi aneh.

“Kita tidak so intelektual dan so cendikiawan, yang paling penting kita mempunyai idealisme disaat itu kita harus berjuang demi rakyat, aktivis adalah ketika melakukan refleksi ada idealisme, bebuatlah dan bertangungjawab, mahasiswa terjebak hidup hedonistik, yang paling penting kita menjaga solidaritas membela rakyat, gerakan mahasiswa diseluruh mahasiswa masih sangat eksis, sudah saatnya mahasiswa dan pemuda bangkit, ketika rakyat membutuhkan solidaritasi dampak dari elit-elit, diliat rezim tidak terkendali dan bermain dengan kata-kata dan janji palsu,” tegasnya.

Abdi Fahmi, Mahasiswa Telkom University selaku moderator dalam diskusi tersebut menyimpulkan bahwa gerakan mahasiswa banyak tantangan yang dihadapi pragmatisme, mahasiswa disusupi oleh kepentingan elit, tetapi menjadi dasar bergerak mahasiswa menjaga idealisme bertanggungjawab membebaskan amanat penderitaan rakyat.

Peserta Diskusi Online dihadiri oleh mahasiswa di sebagian wilayah indoneisa jumlah peserta kurang lebih 100 orang berlangsung 19.30 WIB – 23.30 WIB dihadiri langsung oleh para narasumber, Usmad Hamid, Jumhur Hidayat, Syahganda Naingolan dan Lingga Pangestu Mahardhika dan Abdi Fahmi, bisa disaksikan berulang–ulang melalui instagram Live Streaming Youtube. Berita Bandung, red

- Advertisement -

Berita Terkini