Komisi X Ungkap Anggaran Rp 595 M Program Penggerak Kemendikbud, Ini Rinciannya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi polemik menyusul mundurnya Muhammadiyah, PBNU, dan PGRI dari kegiatan itu. Pihak DPR menjelaskan anggaran untuk Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud adalah Rp 595 miliar.

“Di dalam penjelasan Kemendikbud saat Rapat Kerja dengan Komisi X, skemanya tunggal, yaitu dibiayai sepenuhnya oleh APBN. Waktu itu kita sepakati Rp 595 miliar,” kata Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda kepada detikcom, Jumat (24/7/2020).

Syaiful Huda menjelaskan, rapat dengan Mendikbud Nadiem Makarim berlangsung pada 20 Februari 2020. Nominal anggaran nyaris Rp 600 miliar itu juga tercantum di dokumen paparan Rapat kerja Komisi X DPR RI dari Kemendikbud.

“35.000 Guru dilatih oleh Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) melalui Program Merdeka dengan alokasi Rp 595,8 M. Pelibatan OMS yang memenuhi syarat dalam peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan,” demikian bunyi paparan dari Kemendikbud dalam Raker di Komisi X DPR pada 20 Februari 2020.

Komisi X DPR menyetujui besaran anggaran untuk Program Organisasi Penggerak Kemendikbud. Semua organisasi yang menjadi organisasi penggerak bakal mendapat duit dari Kemendikbud.

“Ini menjadi polemik di publik, juga protes publik. Soalnya, muncul dua yayasan yang dianggap teman-teman tidak pantas menerima, yakni Tanoto dan Sampoerna,” kata Syaiful, menyampaikan aspirasi yang dia dapatkan.

Anggaran itu merupakan bagian dari perubahan terbatas yang dilakukan Kemendikbud. Realokasi anggaran semacam itu tidak memerlukan pengesahan lewat rapat paripurna DPR karena tidak mengubah besaran anggaran DPR, dan itu juga menjadi kewenangan kementerian.

Gajah, Macan, dan Kijang

Masing-masing organisasi kemasyarakatan dan mitra yang menjadi organisasi penggerak bakal mengadakan pelatikan untuk para guru. Mereka mendapatkan kucuran dana APBN dari anggaran Rp 595 miliar itu. Besarannya tidak sama, tergantung ukuran dari masing-masing ormas/mitra.

Berikut tipe organisasi penggerak:

1. Gajah

Rekam jejak
– Dapat menunjukkan dampak pada hasil belajar siswa
– Dapat menunjukkan peningkatan motivasi, pengetahuan, dan praktik mengajar guru dan kepala sekolah
– Memiliki pengalaman merancang dan implementasi program

Jumlah sekolah
– lebih dari 100 sekolah atau PAUD

Kucuran dana dari pemerintah
Organisasi gajah akan mendapatkan bantuan pemerintah selama dua tahun.

“Gajah akan mendapatkan bantuan hibah Rp 20 miliar,” kata Syaiful Huda.

2. Macan

Rekam jejak
– Dapat menunjukkan peningkatan motivasi, pengetahuan, dan praktik mengajar guru dan kepala sekolah
– Memiliki pengalaman merancan dan implementasi program

Jumlah sekolah
– 21 sampai 100 sekolah atau PAUD

Kucuran dana dari pemerintah
Organisasi macan akan mendapatkan bantuan pemerintah selama dua tahun.

“Macan akan mendapatkan bantuan Rp 5 miliar,” kata Syaiful Huda.

3. Kijang

Rekam jejak
– Memiliki pengalaman merancang dan implementasi program

Jumlah sekolah
– 5 sampai 20 sekolah atau PAUD

Kucuran dana dari pemerintah
Organisasi kijang akan mendapatkan bantuan pemerintah selama dua tahun.

“Kijang akan mendapatkan bantuan Rp 1 miliar,” kata Syaiful.

Anggaran itu adalah untuk satu tahun. Program ini akan berlangsung dua tahun, yakni 2020 sampai 2022.

Mengenai ormas-ormas/mitra yang masuk dalam kategori gajah, macan, dan kijang dapat disimak dalam dokumen Pemberitahuan Hasil Evaluasi Proposal POP dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, tertanggal 17 Juli 2020.

Sumber : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini