FGD Pendidikan KAHMI Sumut, Zahrin Piliang Singgung Tentang Kecerdasan Anak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Dr M Zahrin Piliang MSi, Ketua Yayasan Amanah KAHMI Sumut menyinggung tentang kecerdasan anak. Bagaimana mengoptimalkan dan mengenali kecerdasan anak-anak, mulai dari kecerdasan interpersonal, kecerdasan spritual.

“Kecerdasan majemuk. Kita tidak boleh menyatakan anak itu bodoh. Kecerdasan majemuk ini bisa dikembangkan disebabkan lingkungan, asupan gizi, nutrisi. Oleh karena itu, negara harus melindungi hak-hak anak,” jelas Zahrin pada FGD Pendidikan KAHMI Sumut yang diadakan pada Kamis (25/6/2020) yang lalu secara virtual.

Dia mengatakan, apakah dengan belajar dengan jarak jauh ini mampu sesuai dengan tujuan pendidikan. Patut menjadi perhatian kita: karena karakter menjadi sasaran, maka dengan belajar dari rumah. Harus ada gabungan antara dua cara tersebut antara cara daring, belajar dari rumah dengan belajar dengan cara tatap muka.

Indra Prawira ST MM, Pembina Yayasan Generasi Amanah Madani mengungkapkan optimalisasi kepemimpinan dan peran pemerintah, di tiap tingkatan dari pusat sampai daerah : Memastikan kebijakan BDR tersosialisasi ke seluruh satuan pendidikan dan pihak terkait. Memastikan BDR terlaksana di semua satuan pendidikan.

Sambungnya, membuat kebijakan, serta menyediakan dan mengembangkan panduan, konten dan lainnya untuk mendukung BDR. Optimalisasi peran satuan pendidikan, serta Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

“Satuan pendidikan mengalokasikan anggaran dengan penyesuaian di masa pandemi Guru merumuskan dan melakukan optimalisasi metode belajar, ketersediaan bahan ajar dan lainnya. Termasuk terlibat mendampingi anak belajar di rumahnya secara bergantian,” lanjutnya.

Diharapkannya, optimalisasi peran orang tua, yakni dengan Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua untuk mendampingi anak belajar Optimalisai peran masyarakat. Membuka ruang diskusi untuk optimalisasi BDR Sosialisasi program BDR yang efektif.

FGD Pendidikan KAHMI Sumut, Zahrin Piliang Singgung Tentang Kecerdasan Anak
KAHMI

Shauma Lannakita SPsi MSc Behaviour Researcher, seorang ibu, orangtua murid yang sekarang tinggal di Delft, Belanda, dengan topik dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dari rumah: Bagaimana peran orangtua?

Beliau mengutip hasil survey UNICEF tanggal 18 – 29 Mei 2020 dan 5 – 8 Juni 2020 terhadap 4000 siswa di 34 provinsi menyatakan bahwa tantangan utama belajar dari rumah adalah 38 % siswa mengatakan kurangnya bimbingan dari guru selama belajar dari rumah, 35 % siswa mengatakan buruknya akses internet.

“Strategi mendidik anak di rumah selama masa pandemi yakni: (1) Menciptakan ruangan yang kondusif di rumah, (2) Mulai dengan rutinitas baru untuk anak di rumah, (3) Observasi cara belajar anak dan perkembangan anak di rumah, (4) Orangtua harus bekerja sama dalam mendidik anak di rumah, (5) Orangtua mau belajar teknologi yang digunakan anak untuk belajar, (6) Setiap rumah tangga punya metode belajar yang berbeda (7) Mengisi kegiatan sehari-hari dengan aktivitas fisik di dalam atau di luar rumah,” papar  Shauma.

Bertindak sebagai pemandu diskusi Prof Dr Sri Minda Murni MS, yang menguatkan tentang tiga pilar pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat – dengan segala kekuatan dan kelemahan yang ada – telah berkontribusi dalam memastikan peserta didik tetap belajar walau pembelajaran itu dilakukan di rumah.

Namun tetap saja kegiatan Belajar dari Rumah masih dalam tahap yang mengkhawatirkan semua pihak. FGD ini tidak terlepas dari diskusi sebelumnya yang berbicara tentang pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang dalam hal ini benang merahnya ide inovatif Prof Dr Syawal Gultom.

FGD Pendidikan KAHMI Sumut, Zahrin Piliang Singgung Tentang Kecerdasan Anak
Net/Ilustrasi

Mantan Rektor Unimed ini mengungkapkan bahwa satu-satunya yang tidak berhenti walau ada Covid, adalah pendidikan. Didik anakmu sesuai dengan zaman. Hakikat mendidik anak agar anak dapat menyesuaikan dengan perubahan ini. Kita harus hati-hati tentang pendidikan anak ini.

Prof Syawal ada tiga isu yakni pertama, diskontinitasnya kebijakan pendidikan. Kedua, integrasi, kompetensi harus dirobah kepada kapasitas. Kapasitas tidak pernah tertinggal, bergerak mengikuti zaman. Bagaimana mengintrergitasikan masa depan kepada pendidikan. Isu ketiga, seharusnya self module, self learning. Harus terjadi shifting paradigm dari guru, juga orang tua dalam paradigm tentang pendidikan.

Berlaku sebagai pemandu diskusi Prof Dr Sri Minda Murni, yang juga Ketua Bidang Pendidikan MW KAHMI Sumut, FGD ini merupakan kelanjutan diskusi sebelumnya yang telah mengadakan diskusi tentang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Berita Medan, red

 

- Advertisement -

Berita Terkini