Pendidikan saat Pandemi, Menteri Era SBY Beri Saran ke Nadiem

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan Nasional era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Mohammad Nuh menilai bahwa sektor pendidikan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah selama masa pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut dia, diperlukan kebijakan-kebijakan khusus agar pendidikan dapat terus berjalan tanpa hambatan krisis akibat Corona saat ini. Dalam hal ini, dia menyoroti agar sekolah-sekolah dapat memberikan pembelajaran secara lebih aktif meskipun para siswa belajar dari rumah.

“Belajar dari rumah, ini betul. Tapi persoalan yang perlu kita cermati adalah sekolah ditutup, dan diganti dengan belajar dari rumah,” kata Nuh dalam sebuah diskusi daring, Jumat (19/6).

Pemerintah pun, kata dia, harus memperhatikan learning poverty (kemiskinan dalam pembelajaran) agar tidak terus meningkat selama masa pandemi saat ini.

Menurut dia, bukan tidak mungkin apabila kebijakan yang dibuat tidak tepat sasaran dapat membuat siswa-siswa yang tetap diluluskan selama masa pandemi ini tidak mendapat pembelajaran yang berarti.

“Learning Poverty, kemiskinan dalam pembelajaran akan naik juga. Meskipun dia dicatat tetap tidak drop out, tapi dari sisi pembelajaran dia drop out karena gak lulus sebenarnya. Karena dia tidak mengalami proses pembelajaran itu,” lanjut dia menjelaskan.

Menurut Nuh, hal ini nantinya akan berujung pada ketidakadilan lantaran muncul banyak generasi baru yang tidak memiliki masa depan.

Di lain sisi, dia pun meminta agar pemerintah dapat memperhatikan sektor-sektor lain yang bersinggungan dengan pendidikan secara tatap muka di sekolah. Nuh mencontohkan kantin sekolah yang terpaksa harus ditutup selama siswa belajar dari rumah.

Oleh sebab itu, menurut dia pemerintah pun perlu untuk membentuk tim khusus untuk memikirkan mitigasi dampak dari virus corona ini di sektor pendidikan.

“Kasihan juga yang jualan, ini kan bagian dari orang yang mencari nafkah yang memerlukan anaknya juga,” jelasnya.

Sebagai informasi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sempat mendesak agar Kemendikbud membuat kurikulum baru selama masa pandemi Covid-19 saat ini.

“PGRI mengusulkan agar pemerintah merancang ‘Kurikulum Sekolah Era Pandemi (KSEP)’ yang praktis dan aplikatif dengan target pembelajaran yang rasional,” ujar Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengutip Antara, Sabtu (6/6).

Dia mengatakan kurikulum yang ada saat ini tidak optimal ketika diterapkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di rumah.

Karenanya, apabila kegiatan di sekolah masih belum memungkinkan untuk dilakukan kembali dalam waktu dekat, Unifah mengusulkan agar Kemendikbud membuat kurikulum baru. Tentu yang sesuai dan bisa diterapkan optimal bagi siswa yang belajar di rumah.

Terakhir, Kemendikbud menyatakan telah menerima usulan penerapan kurikulum darurat itu selama masa pandemi Corona. Dalam hal ini, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud diminta mengkaji kurikulum tersebut.

“Banyak permintaan misalnya dari KPAI, PGRI, agar Kemendikbud menerapkan kurikulum khusus pandemi Covid. Saya kira kami sudah sampaikan ke Balitbang untuk dikaji,” tutur Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid melalui konferensi video, Selasa (16/6).

Sumber : CNNIndonesia.com

- Advertisement -

Berita Terkini