Pandemi Virus Corona, Dampak Covid-19 Bagi Mahasiswa UIN SU

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pada 27 Maret 2020 di Indonesia jumlah positif Covid-19 yang terinfeksi bertambah 153 orang lagi menjadi total 1.046 orang. Bayangkan dari awalnya 2 orang ketika diumumkan awal Maret lalu dan akan terus bertambah.

Opsi lockdown sudah banyak disuarakan dari awal, baik dari ikatan dokter Indonesia, pemerintah daerah, politisi, penggiat seni, influencer bahkan dari masyarakat biasa. Tapi lockdown hanya bisa dilakukan oleh pemerintah pusat, maka dari itu Dimas Anjasmara yang merupakan salah satu Mahasiswa UIN SU menyampaikan bahwa pemerintah harus tegas dalam menyikapi situasi seperti ini, sebelum terlambat seperti Italia jumlah angka kematian tertinggi dalam kurung waktu sebulan saja kasus Virus Corona (Covid-19) karena menganggap sepele.

“Masih belum terlambat untuk segera lockdown dan memperketat semuanya. Disiapkan juga semua solusi kebutuhan dasar warganya sebagai mana yang sudah diatur undang-undang,” kata Dimas.

Virus corona baru merebak pada bulan ini di tanah air. Namun dampaknya telah memukul berbagai sudut ekonomi. Indeks bursa saham rontok, rupiah terperosok dan ekonomi Indonesia melemah. Lembaga keuangan dunia, ekonom, dan otoritas pemerintah membuat sejumlah prediksi. Ekonomi Indonesia bisa masuk dalam skenario terburuk jika tidak mengatasi dengan benar pendemi ini.

Pelemahan rupiah menjadi yang terdalam di Asia. Angka itu juga merupakan yang terendah sejak krisis pada Juli 1998. Hari berikutnya, rupiah hanya menguat 0,45 % ke level 16.500 per dolar AS. Kemerosotan ini tampaknya belum akan berhenti karena wabah Covid-19 di Indonesia semangkin luas.

“Saya ikut berduka cita atas apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini terkait wabah Virus Corona (Covid-19), semoga musibah ini cepat berlalu. Pada 18 Maret 2020 sampai 31 Maret 2020 pimpinan kampus UIN SU mengeluarkan surat edaran mengenai masa aktif mahasiswa UIN SU. Pihak rektorat terpaksa meliburkan mahasiswa UIN SU terkait wabah yang semangkin meluas dan sistem belajar mengajar diganti dengan menggunakan sistem e-learning serya digitalisasi dan lain-lain,” ungkap salah satu Kader HMI Cabang Medan itu.

Tepat pada tanggal 28 Maret 2020 pihak pimpinan kampus resmi mengeluarkan surat edaran lanjutan, bahwa perkuliahan libur hingga 11 Juli 2020 dan sistem belajar mengajar menggunakan sistem e-learning dan digitalisasi. Karena semakin meluasnya wabah Virus Corona (Covid-19), yang berisi tentang kebijakan akademik dan non akademik terkait pencegahan penyebaran Virus Corona di lingkungan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan mahasiswa UIN SU khususnya. Apakah kebijakan rektor tidak terburu-buru dalam mengambil langkah ini, karena banyak dari mahasiswa UIN SU mempertanyakan bagaimana dengan UKT yang sudah dibayar oleh mahasiswa kepada kampus.

“Hari ini seharusnya pihak rektorat terlebih dahulu harus membuat diskusi publik antara mahasiswa dan pimpinan kampus, yang dimana nantinya ada langkah yang di ambil dan tidak terkesan terburu-buru agar mahasiswa tidak kecewa dengan keputusan oleh pihak rektorat,” tegas Dimas Anjasmara yang juga sebagai Kabid PTKP HMI Komisariat Tarbiyah UIN SU.

Banyak juga dari orang tua mahasiswa yang ekonomi keuangan keluarganya tidak stabil dikarenakan dampak Virus Corona yang sedang berlangsung di dunia saat ini. Karena banyaknya dampak negatif yang akan dirasakan oleh mahasiswa UIN SU terkait kebijakan rektorat yang terkesan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Mahasiswa UIN SU merasa tidak puas atas kebijakan pimpinan kampus tersebut karena mahasiswa menilai sudah dirugikan.

“Beranjak dari hal itu saya menyampaikan bahwasanya pihak rektorat tidak perlu terburu-buru dalam mengambil langkah ini. Karena banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan. Karena akan banyak berdampak buruk untuk mahasiswa UIN SU sendiri,” tutup Dimas. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini