Dies Natalis UINSU, Refleksi Tiga Tahun Menuju UINSU Juara

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – IAIN SU yang lahir pada tanggal 19 November 1973. didasarkan pada keinginan terdalam umat Islam Sumatera Utara khususnya para ulama, akan hadirnya sebuah lembaga Pendidikan Tinggi Islam (Universitas Islam) yang diharapkan dapat melahirkan ulama-intelektual dan intelektual ulama. Lebih jauh dari itu, dengan kehadiran IAIN SU, kontribusi masyarakat Sumatera Utara khususnya umat Islam dalam pembangunan bangsa akan dapat diwujudkan, khususnya dalam pembangunan bidang keagamaan.

Perlahan tapi pasti, IAINSU terus bertumbuh dan berkembang, dengan keberadaan empat Fakultasnya; Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Dakwah. Yang membahagiakan keempat fakultas tersebut sangat diminati oleh masyarakat tidak saja di Sumatera Utara tetapi juga disekitarnya sebut saja Aceh, Sumatera Barat, Riau dan lainnya.

Sepetak tanah yang berada Jalan Sutomo berubah menjadi Medan ilmu bagi seluruh mahasiswa, berkumpulnya para ulama dan ilmuwan yang bersungguh dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dirasah islamiyyah.

Titik balik sejarah IAIN SU terjadi pada tahun 2014 dengan terbitnya Peraturan Presiden RI Nomor 131 /2014 tanggal 16 Oktober 2014, tentang alih status IAIN menjadi UINSU.

IAINSU yang selama ini hanya diberi kewenangan untuk mengelola ilmu-ilmu agama saja, diberi kesempatan untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu sains dasar dan rumpun ilmu kesehatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) adalah fakultas baru yang menandai alih status tersebut. FEBI ini juga lahir sebagai bentuk penghargaan Pemerintah terhadap IAINSU yang selama ini bersungguh dalam pengembangan ekonomi Islam.

Selanjutnya, atas dasar peraturan presiden itu pula, lahir Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Saat ini UINSU memiliki 8 Fakultas, 54 Program Studi dan Satu Program Pasca Sarjana yang mengasuh S2 dan S3.

Tantangan yang dihadapi UINSU pasca alih status tidaklah ringan. Perubahan IAINSU menjadi UINSU bukan hanya berubah dari sisi kelembagaan, melainkan lebih dari itu perubahan harus menyentuh hal-hal yang lebih substantif, layaknya sebuah perguruan tinggi yang terkemuka di dunia.

Setelah TGS Prof. Dr. Saidurrahman dilantik menjadi Rektor UINSU pada tanggal 31 Agustus 2016 melalui SK Menteri Agama Nomor B.II/3/11604, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Rektor adalah bagaimana mewujudkan UINSU menjadi universitas yang Juara, maju, unggul, jaya, raya dan sejahtera. UINSU tidak lagi boleh menjadi universitas apa adanya. Universitas yang rasa institut atau rasa Sekolah tinggi. Namun lebih dari itu, UINSU harus tampil sebagai universitas yang membanggakan bukan saja oleh sivitas akademika UINSU tetapi juga oleh umat ini. Mimpi UINSU adalah menjadi Universitas kelas dunia World Class University pada tahun 2045 seiring dengan 100 Tahun Indonesia emas.

Setelah membaca, menela’ah, mengkaji dan menganalisis secara mendalam, Beberapa masalah yang harus segera diselesaikan adalah, Pertama, Persoalan akreditasi Institusi dan Program Studi. Akreditasi IAIN-UINSU dengan prediket C menjadi beban tersendiri bagi UINSU. Demikian juga dengan beberapa prodi yang masih terakreditasi C. Kedua, Persoalan sarana dan prasarana. Ketiga, Kepercayaan diri dan motivasi untuk bangkit.

Tiga masalah ini mendapatkan prioritas Rektor. Melalui kerja keras Rektor dengan seluruh pimpinan dan sivitas akademika UINSU, tiga masalah tersebut dapat diatasi dengan baik. Untuk yang pertama, Setelah melakukan reakreditasi Institusi, IAIN yang semula akreditasinya C meningkat menjadi B. Dua tahun mendatang, Akreditasi itu akan meningkat menjadi A atau unggul. Beberapa prodi juga telah berhasil meningkat menjadi B. Kaitan dengan Sarana dan Prasarana, UINSU bekerja keras agar penambahan sarana dan prasarana seiring dengan perkembangan fakultas-fakultas, segera terealisasi.

Keberhasilan UINSU dalam hal sarana prasaran ini terbukti dengan realisasi pembangunan 7 gedung IDB dituntutungan yang diharapkan pada tahun 2020 sudah bisa digunakan. Selesainya pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial 4 lantai), Realisasi SBSN I dalam bentuk gedung Kuliah bersama enam tingkat seharga Rp. 45 M dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Selanjutnya gedung kuliah yang bersumber dari SBSN tahap II dalam bentuk gedung kuliah 3 Tingkat seharga 40 M. Keberadaan gedung kuliah dan laboratorium ini diharapkan dapat menjawab peroblema besar UIN selama ini dalam hal sarana dan prasaran. Demikian juga dengan pembangunan wisma Syari’ah di jalan Sutomo Medan.

Dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana, Rektor UINSU bersungguh untuk mencari pendanaan dari pihak luar, baik dari dunia internasional ataupun dari lokal. Untuk internasional UINSU memperoleh bantuan IDB sekira 264 M dan Bantuan Arab Saudi untuk pembangunan Gedung Pusat bahasa sebesar 8 M. Sedangkan dari dalam negeri, UINSU menerima bantuan dari Ketua Dewan Penyantun H. Anif sebesar 10 M, Gedung H. Ijeck sebesar 2M , Provinsi Sumatera Utara dalam bentuk bangunan Wisma Syari’ah sebesar 2 M. Demikian juga dengan bantuan Walikota Medan dalam bentuk upaya sertifikasi tanah Sutomo.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap negara dan publik, dalam tiga tahun berjalan, Laporan keuangan UINSU pada tahun 2016, 2017, 2018, oleh BPK telah dinyatakan clear . Insya Allah pada tahun 2019 yang sedang berjalan, UINSU bertekad untuk mempertahankan keberhasilan pelaporan keuangannya agar tetap clear. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini