Mahasiswa Adalah Agen Perubahan Bangsa

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Semarang – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai mahasiswa adalah agen perubahan. Hal ini ia ungkapkan saat melepas 6.500 mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk mengikuti program pendidikan bela negara di Rindam IV Diponegoro Magelang.

Tjahjo mengatakan, dalam era globalisasi sekarang ini, perlu penguatan nilai kebangsaan. Karena, perkembangan zaman membawa pengaruh tata nilai bangsa. Makanya, dengan program bela negara, para generasi muda mendapatkan bekal soal wawasan kebangsaan.

“Konstelasi geopolitik global telah mengalami perubahan dan apabila tidak disikapi dengan tepat hal ini berpotensi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia,” kata Tjahjo di Semarang, Jumat (8/9)

Bela negara di sini, adalah pembangunan potensi pertahanan non militer, bukan berarti angkat senjata. Namun dengan melalui pemberdayaan ideologi, sosial budaya dan teknologi, serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.

“Pelaksanaan bela negara diprioritaskan kepada generasi muda. Ini dilakukan untuk memberikan imunitas ke mereka, khususnya mahasiswa agar tak terkena dampak negatif globalisasi,” ujar dia.

Dalam proses pembangunan bangsa. Sebagai kekuatan moral Mahasiswa wajib menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas, meningkatkan kesadaran hukum, dan memperkuat iman, takwa serta ketahanan mental-spiritual.

Sebagai kontrol sosial Mahasiswa berperan untuk memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara serta meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik.

“Sebagai agen perubahan dengan mengembangkan pendidikan politik, demokratisasi hingga kepemimpinan dan kepeloporan,” ujar Tjahjo.

Dengan peran yang begitu besar dan penting, tanggung jawab dan peran strategis Mahasiswa di segala dimensi pembangunan perlu terus ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan UUD 1945.

“Mahasiswa Indonesia juga harus mampu mengoptimalkan potensinya serta menggunakan akal dan nurani dalam setiap langkahnya untuk mengatasi masalah dalam pembangunan,” tutup Tjahjo. (ka)

 

 

- Advertisement -

Berita Terkini