Bedah buku
Laporan: Abdi Mulia Lubis
MUDANews.com, Rantauparapat (Sumut) – Bedah buku ialah suatu kegiatan untuk menambah wawasan. Forum Masyarakat Literasi Labuhanbatu yang diketuai Bapak Jumain Hasibuan Berkomitmen dalam sebulan sekali atau dua bulan sekali untuk mengadakan acara bedah buku. Forum Masyarakat Labuhanbatu membuka kesempatan buat adek-adek yang ingin membedah sebuah buku. Kemanapun kita melangkah bisa mendapatkan ilmu.
Tujuan forum Masyarakat Literasi Labuhanbatu adalah Kumpulan orang-orang yang fokus untuk membudayakan dan memasyarakatkan literasi. Acara Bedah Buku ini diselenggarakan di Dapor Gayo Coffee, JL. Sirandorung, Rantauprapat Jum’at, (17/3). pukul 16:00 sampai 17:30 WIB. Surga untuk ibuku ditulis oleh Riri Ansar. Pembicara : Tatang Hidayat (FML Labuhanbatu), dan Muhammad Zein NST (Ketua IPI Labuhanbatu)
Kenapa pilihan buku ini karena suatu istimewa bagi perempuan. Karena ini kita rasakan dalam sehari -hari. Membentuk suatu wadah sahabat baca. Untuk memasyarakatkan minat menulis dan baca.
Tatang Hidayat Pohan Sebagai pembina Forum Masyarakat Literasi Labuhanbatu mengatakan : Surga untuk ibuku adalah gambar yang amat memilukan. Saat ini kita menghadapi kenyataan yang pahit. Saat ini ada banyak berita di sosial media banyak berita berita penculikan. Pertama perempuan dan kedua anak-anak.
Dalam novel ini Ada perempuan dan seorang anak laki-laki, si perempuan ibunya, anaknya laki laki. Lebih termajinalkan adalah karena lemah secara ekonomi. Miskin yg sempurna, karena tinggal di rumah kardus dipinggiran kota Jakarta. Bagaimana pahitnya kehidupan di Jakarta. Si lontar tak bersekolah, bagaimana bersekolah sedangkan pakaian nya kusam dan Kumal dan makan susah.
Si lontar anak yatim yang tak tahu ayahnya. Ketika si lontar harus menghidupi orang tuanya, karena sakit. Lontar berjualan koran, akhirnya berjumpa Hanif untuk mengamen. Si ibu tidak setuju, si ibu ingin anaknya gak bekerja. Akhirnya lontar sembunyi-sembunyi untuk mengamen. Si lontar biasa jualan koran, naik angkot pergi jauh, saling berkompetensi di dunia marjinal, ia dipalak, dan bully. Hingga beruntung ia bertemu sosok pigur bernama bg Ipul. Karakter Sumatera Utara, bos koran yang dijual lontar. Sampai akhirnya lontar ditangkap satpol PP. Bagaimanapun kondisi kita dalam keadaan terjepit. Kita tak boleh menyerah dalam kenyataan. Seorang anak berusaha untuk survive, berusaha menentaskan tekanannya. Mbak Riri membuat ending yang memilukan. Biasanya buku menemukan ending enak namun berbeda dengan buku ini. Kedua tokoh utama pada akhirnya harus meninggal, ibunya meninggal anaknya meninggal. Setelah ending, mereka harus menyerahkan nyawanya. Meninggal tidak dalam keadaan setempat, melainkan berbeda. Kenapa ending sedih ? ketika karya dipublikasikan, sipenulis tak berhak untuk mencampuri pendapat pembaca. Pembaca Bebas untuk menginterpretasi. Penulis yang konsen ke anak dan termajinalkan. Penulis tak suka dengan tema romance, mengangkat kehidupan yang marjinal. Televisi kita kurang ramah dalam menghadapi kehidupan real manusia baik kota dan pedesaan. Ketimpangan dan kemiskinan ada di dunia adalah India.
Gambaran Indonesia gambaran ibukota yang tidak sepenuhnya menyenangkan. Harapan adalah si lontar ingin ibunya masuk surga. Walau si ibu punya hidup kelam di dunia. Muhammad Zen NST mengapresiasi dengan menggunakan Metode pribadi, apabila tidak mampu menyelami satu buku, Maka buku itu tidak menarik. Melihat karakter lontar, lalu Marni ibu, lalu bg Ipul. Seperti nya ada kedekatan, tetapi di awal bab masih dirahasiakan, diceritakan secara tragis. Kotoh sampingan seperti Hanif seperti lompatan pada bab. Dilontarkan bangun baru tidak shalat. Aktifitas ibadah tak diketahui. Buku ini membawa pesan sosial. Ini kondisi yang sebenarnya ada di termajinalkan. Emosi kita dipermainkan. Makan pun susah, tidur dikardus, Susah dari awal sampai akhir yang dialami lontar dalam novel surga untuk ibuku. Ibunya berhari-hari tak pulang. Lalu sakit dan meninggal. Fitri shalawat Ritonga, selaku peserta bedah buku mengatakan bahwa novel ini Minim pesan religius, banyak diangkat perasaan sedih. Andai aku yang ada diposisi si Marni aku takkan mampu.
Ia minim agama, namun lontar begitu kekeh ingin ibunya bahagia. Walaupun Marni seorang PSK, ia tidak mengajarkan anaknya mengemis, ia paling marah anaknya mengamen. Yang ditonjolkan adalah ketekunan menjalani hidup dan tabah mengalami berbagai hal. Dan si anak karena melihat pengorbanan ibunya, maka ia ingin ibunya bahagia. Tidak salah bila suatu karya minim sisi religius namun tinggi nilai sosial. Judul ini adalah harapan untuk ibunya.
Mengangkat nilai realitas sosial, sebetulnya tidak melanggar bila rendah nilai religius. Mungkin sebuah pertanyaan ialah Apakah sebuah novel harus mengangkat ayat ayat Alquran dan hadis ? Menurut Tatang Hidayat tidak menjadi masalah karena yang paling utama ialah mengangkat nilai realitas sosial agar bisa diterima segala agama. Seorang penulis bertanggung jawab dengan karya nya, sudah menjadi pertimbangan dari awal.
Buku Novel Surga untuk Ibuku ini bisa didapatkan di Indomaret. Riri ansar adalah penulis Sumatera Utara kemudian hijrah ke Tangerang. Dia menulis sejak kuliah, dan sering menggunakan nama pena yang berbeda. Dengan nama pena yang lain-lain ia bisa bebas dan mengangkat segala sisi.