KOHATI HMI Komisariat Syariah UIN-SU Gelar Seminar Internasional Keperempuanan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Imam

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Korps HMI Wati (Kohati) HMI Komisariat Fakultas Syariah UIN-SU menggelar Seminar Internasional Keperempuanan di Gedung Utama Taman Budaya, Senin (13/3). Kegiatan yang pertama kalinya diselenggarakan oleh KOHATI Komisariat Syariah UIN SU ini mengangkat tema Peran Perempuan Dalam Panggung Politik Di Era Globalisasi (Antara Doktrin Dan Realitas).

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa perempuan mempunyai pengaruh terhadap Politik Negara. Turut hadir dan berperan sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut Tamra H Greig  Deputi Konsul Konsulat Amerika di Medan dan juga Dr. Nurhayati, M.Ag sebagai akademisi pemerhati perempuan.

Yulia Nadrah Ketua Umum Kohati Komisariat Syariah UIN SU mengungkapkan seminar ini diselenggarakan untuk memberikan nilai edukasi kepada perempuan muda Kota Medan akan peranan perempuan di panggung politik Indonesia.

“Perempuan sendiri punya hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik di Indonesia. Dan itu sendiri telah diatur didalam Undang-Undang. Namun masih banyak perempuan khususnya anak muda yang belum mengetahui hal tersebut,” paparnya saat ditanyai MUDANews melalui via seluler.

Yulia juga menambahkan pihaknya ingin menyadarkan kaum perempuan muda bahwa di tengah kondisi zaman seperti saat ini, perlu kiranya perempuan berkiprah dalam panggung politik guna untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

”Banyak saat ini perempuan muda yang belum memahami perannya sebagai perempuan didalam dunia politik, maka dari itu perlu adanya upaya penyadaran dan ini yang menjadi konsen kami (Kohati) saat ini,” tambahnya.

Disisi lain, Hani Hamzah selaku Ketua Panitia menyampaikan antusiasme para perempuan untuk ikut dalam kegiatan ini cukup tinggi, khususnya kalangan mahasiswa perempuan. Sebanyak 250 orang peserta yang mengikuti Seminar Internasional yang secara keseluruhan adalah kaum hawa dari berbagai macam golongan, mulai dari mahasiswa sampai dengan pekerja.

Hani juga menyampaikan, pihaknya membatasi jumlah peserta. Hal ini dikarenakan pihaknya menginginkan kondisi forum yang lebih kondusif agar para peserta mampu berdialog aktif bersama pemateri.

“Kita sengaja ya membatasi jumlah forum karena tujuan kita ingin mengedukasi makanya kita batasi. Jadi kondisi forum lebih kondusif, dan pemateri lebih mudah berinteraksi dengan peserta,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut pembicara juga membandingkan keberadaan perempuan di panggung politik Indonesia dengan Amerika. Keturutsertaan perempuan di Indonesia dalam panggung politik lebih besar dibanding di Amerika. Hal ini membuktikan bahwa perempuan Indonesia unggul dan memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam memperjuangkan haknya sebagai perempuan.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini