Peran Penting Orangtua dalam Mengidentifikasi, Mengasah, dan Mendidik Potensi Anak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Potensi ataupun kecerdasan alami yang dimiliki oleh seorang anak sejatinya berjumlah sangat banyak atau majemuk. Dalam kasus tertentu, potensi yang banyak itu tidak terasah.

Agar potensi anak dapat terasah dengan maksimal, peran orangtua sangat penting. Sebelum mengasahnya, orangtua harus dapat mengidentifikasinya terlebih dahulu.

Lalu bagaimana seharusnya peran orangtua dalam mengidentifikasi potensi alami dari anak itu yang merupakan instalan bawaan dari Tuhan sejak dari alam ruh?

Pertanyaan itu dijawab oleh Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) Nanang Djamaludin saat dirinya dihubungi oleh MUDANews.com, Jumat (24/2).

“Tidak bisa tidak merangsang sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya secara benar, melalui metode pengasuhan dan pendidikan anak yang tepat berintikan cinta dan kasih sayang yang otentik-progresif berbalut kesabaran, hingga nantinya segala potensi jenis-jenis kecerdasan itu benar-benar terasah secara aktual, setahap-demi-setahap menuju  kesempurnaannya,” katanya.

“Potensi-potensi yang aktual dan faktual pada diri anak sebenar terlihat secara jelas oleh para orangtua yang jeli melihat proses tumbuh-kembang anaknya,” tambahnya.

Nanang memberikan contoh bagaimana cara termudah bagi orangtua dalam mengidentifikasi potensi alami sang anak. Menurut Nanang, orangtua harus peka melihat rangsangan stimulus yang bekerja pada panca indera anak.

“Misalnya, anak usia dua tahun yang bisa sudah hapal lagu-lagu yang biasa diputar oleh orangtuanya di rumah, itu menandakan rangsangan stimulus pada panca indera anak itubberlangsung baik.  Sehingga ia hapal syair dalam sebuah lagu dan mampu menyanyikannya dengan baik. Atau pada anak 4 tahun yang sangat senang bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan,” jelasnya.

Setelah berhasil mengidentifikasinya, peran penting selanjutnya dari orangtua adalah mengasah atau membina potensi itu. Orangtua ditekankan untuk secara konsisten mendampingi dan membina potensi yang sebelumnya berhasil diidentifikasi.

“Tinggal persoalannya,  bagaimana perkembangan dari potensi bakat yang aktual dari seorang anak itu kemudian ditindaklanjuti oleh orangtua melalui pendampingan dan pembinaan terus-menerus secara konsisten, diasah dan dilatih secara benar dan tepat, sehingga yang awalnya masih berupa potensi itu akhirnya lambat-laun jadi keterampilan atau kemampuan  ‘kinclong’ alias spektakuler yang dimiliki seorang anak,” ujarnya.

Nanang juga menganjurkan kepada para orangtua untuk menggunakan suatu pelatihan khusus tentang metode dan teknik mendidik potensi anak. Di JARANAN sendiri, lanjut Nanang, mereka memiliki modul komprehensif untuk pelatihan mendidik potensi anak.

“Dan berbicara tentang metode dan teknik-teknik pendidikan yang mampu merangsang segenap potensi jenis-jenis kecerdasan yang di bawa setiap anak sejak lahir,  memang sebaiknya dilakukan dalam sebuah sesi pelatihan keayahanbundaan yang memakan waktu dua hari atau setidaknya sehari penuh,  sebagaimana pelatihan dengan modul komprehensif yang biasa dilakukan oleh Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) selama ini,” tandasnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini