Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak, Abai Akan Menjadi Dosa Parenting

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Jakarta Timur (DKI) – Bagi para orangtua, khususnya bagi keluaga baru atau keluarga muda, mengawal proses pertumbuhan anak dan memberikan pemahaman utuh tentang pendidikan seks sangat penting. Terlebih, saat anak memasuki tahap perkembangan menuju pubertas (akhil baligh) dan pasca pubertas.

Jika tidak, dikhawatirkan anak malah mendapat pemahaman yang keliru dari sumber-sumber yang tidak dapat dipercaya dan dapat menjerumuskan anak terkait pendidikan seks.

Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) Nanang Djamaludin dalam Road Show Pelatihan Keayahbundaan untuk Menyiapkan Anak Memasuki Akil Baligh, di RPTRA Cibesel (Cipinang Besar Selatan) Jakarta Timur pada Sabtu (11/2) menjelaskan, pemberian pemahaman yang utuh tentang materi-materi pendidikan seks atau kesehatan reproduksi itu harus sesuai dengan kaidah-kaidah sains ilmiah, tuntunan keagamaan, serta nilai-nilai etik dan moral yang berkembang dalam masyarakat sekaligus.

“Dalam pedoman dasar praktik pengasuhan dan pendidikan anak berbasis keluarga yang baik dan benar hasil rumusan Jaringan Anak Nusantara, sesungguhnya pengabaian orangtua atau tidak menganggap pentingnya pemberian pemahaman yang utuh tentang pendidikan seks yang baik dan benar kepada anak, termasuk salah satu kategori dosa parenting!” tegas proponen Aktivis 98 yang juga konsultan keayahbundaan dan kota/kabupaten layak anak.

Road Show Pelatihan Keayahbundaan yang diinisiasi oleh Gerakan Hidup Sehat, dan bekerjasama dengan Fota Center, Rumah Sehat Amira, dan JARANAN ini direncanakan secara berkala akan menyambangi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak yang ada di Jakarta, sekolah-sekolah dan kantong-kantong kemiskinan kota, dengan sasaran para orangtua muda.

Selain pelatihan untuk para orangtua, ada juga agenda road show pelatihan jelang akil baligh untuk para remaja dan siswa sekolah.

Pada kesempatan itu Nanang juga mengungkapkan, bahwa dalam kasus-kasus yang ditangani akibat pengabaian orangtua memberikan pemahaman yang utuh tentang pendidikan seks, banyak anak yang akhirnya tumbuh dengan memiliki kebiasaan mengelabui orangtua seakan-akan tetap menjadi anak manis, yang jauh dari keterpaparan perilaku pergaulan seks bebas anak remaja.

Orangtua yakin anaknya masih anak yang baik dan lucu seperti saat bayi dulu. Padahal sang anak ternyata telah berkembang menjadi pecandu pornografi dan mahir ngeseks di usianya yang sangat belia.

Pemateri lain dalam pelatihan itu, Lidya Bakrie selaku Sekjen Fota Center dan juga Managing Director Rumah Sehat Amira menekankan keharusan para orangtua dalam memberikan pendidikan seks dengan bijak kepada anak-anaknya, baik laki-laki dan perempuan, sejak masih kecil hingga masa puber sesuai tahap-tahap perkembangan usia dan pemikiran anak.

“Berilah penjelasan terkait pendidikan seks kepada anak dengan menggunakan bahasa yang baik, lembut, dan mudah dimengerti oleh anak. Selain itu penjelasan yang diberikan juga harus berakar pada budaya bangsa Indonesia yang amat kaya dengan kebajikan-kebajikan para leluhur terkait tentang masalah seks,”himbaunya.

Sementara pemandu acara dalam road show kala itu adalah Rusmarni Rusli yang merupakan pengurus GHS.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini