JARANAN: Program Orangtua Sosial, Membantu Orangtua dalam Mengasuh dan Mendidik Anak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Jakarta Timur (DKI) – Menurut Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) yang juga konsultan Keayahbundaan dan Kota/Kabupaten Layak Anak, Nanang Djamaludin, banyaknya paradigma, konsep, dan praktik yang keliru dalam mengasuh dan mendidik anak yang berlangsung di kalangan orangtua muda, harus dikoreksi dengan serius.

Seperti mendidik anak dengan manja, memukul anak pada setiap kesalahannya, memarahi anak di depan teman-temannya dan orang lain, membelikan gadget canggih untuk anak yang masih kecil tanpa tuntunan dan pengawasan dari orangtua, termasuk pandangan tentang tanggungjawab pendidikan anak di rumah yang dianggap sebagai tanggung jawab ibu semata, dan sebagainya.

Dari praktik-praktik mengasuh dan mendidik anak yang keliru itu akhirnya berbuah pada pembentukan perilaku buruk anak yang jauh dari harapan orangtua. Seperti menjadi anak yang kerap melakukan hal menyimpang terhadap teman-temannya, malas belajar, melawan orangtua, terlibat narkoba, terjerumus dalam pergaulan seks bebas di usia yang sangat muda, dan sebagainya.

Hal itu disampaikannya saat memberikan materi pada kegiatan Road Show Pelatihan Keayahbundaan untuk Menyiapkan Anak Memasuki Akil Baligh yang digelar oleh Gerakan Hidup Sehat (GHS), bekerjasama dengan Fota Center, Rumah Sehat Amira, dan Jaringan Anak Nusantara di RPTRA Cibesel (Cipinang Besar Selatan) Jakarta Timur pada akhir pekan lalu (11/2).

“Setiap orangtua harus menggunakan metode dan teknik yang baik, teruji secara ilmiah, dan sesuai tuntunan keagamaan dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Dan sejauh ini menurut saya, metode yang dapat diandalkan oleh para orangtua dalam mendidik anak di rumah adalah hypnoparenting dan NLP,” jelas Nanang, yang juga merupakan mantan aktivis 98 itu.

Selain pengguaan metode dan teknik dalam mengasuh dan mendidik anak, Nanang juga menekankan, setiap orang tua yang berada di satu lingkungan masyarakat harus saling bekerja sama dalam mengembangkan dan mempraktikkan konsep orangtua sosial.

“Orangtua sosial merupakan sebuah konsep yang saya kembangkan bersama teman-teman JARANAN, yang merujuk pada urgensi kebutuhan sosial bersama dalam mengasuh dan mendidik anak. Bahwa dalam rangka membesarkan anak yang penuh tantangan dan ancaman seperti sekarang ini dibutuhkan orang sekampung, tidak bisa lagi sendirian. Sehingga lingkungan sosial yang kondusif dan ramah anak harus dibangun bersama-sama oleh para orangtua di lingkungan itu, sambil terus saling bersinergi mengawal proses tumbuhkembang anak-anaknya,” urainya.

Dalam konsep orantua sosial ini, orangtua dari keluarga lain merupakan orangtua sosial bagi anak. Sebaliknya, setiap orangtua harus mampu menjadi orangtua sosial bagi anak kandung orangtua lain.

“Di pelbagai kesempatan di kantong-kantong masyarakat yang saya kunjungi, saya mendorong terbentuknya ROS SIMPATIK RT/RW (Relawan Orangtua Sosial Simpul Perlindungan Anak Tingkat RT/RW). ROS SIMPATIK RT/RW ini tentu akan dibekali dengan pelatihan-pelatihan tentang Hak-Hak Anak, perlindungan anak, metode dan teknik-teknik parenting, dan sebagainya,” paparnya.

Selain Nanang, pemateri lain dalam pelatihan itu adalah Lidya Bakrie, selaku Sekjen Fota Center dan juga Managing Director Rumah Sehat Amira. Sementara pemandu acara adalah Rusmarni Rusli yang merupakan pengurus GHS.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini