Talkshow ‘Refleksi Keberagaman’, Dr. Arifinsyah: Generasi Muda Dapat Menjadi Corong Keberagaman

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) bekerja sama dengan International Contertium for Religious Studies (ICRS) Yogyakarta menyelenggarakan talshow ‘Refleksi keberagaman’ di Aula Pusbinsa UIN SU, Jalan Williem Iskandar, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Rabu (8/2) siang.

Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Amroeni Darajat, M.A. ini menghadirkan 30 peserta yang berasal dari kalangan pemuda yang datang dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah Dr. Arifinsyah, M.Ag wakil dekan 1 Fakultas Ushuluddin UIN SU sekaligus sekretaris umum Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) Sumatera Utara serta Leonard Chrysostomos Epafras, Ph.D mewakili ICRS Yogyakarta.

Diawal penyampaian materi, Dr. Arifinsyah mengatakan bahwa hari ini pemuda memiliki peran penting dalam mengawal kerukunan umat beragama. Pemuda diharapkan mampu mewarnai dan memberikan peran yang maksimal dalam interaksi sosial dan keberagaman.

“Diharapkan generasi muda dapat menjadi corong keberagaman, khususnya diantara pemuda lintas agama di Sumatera Utara, karena dimuai dari pemuda lah kerukunan itu dibina sehingga kedepannya pemuda-pemuda inilah yang nantinya akan menjaga stabilitas kerukunan umat antar agama di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara,” papar Dr. Arifinsyah dalam diskusi tersebut.

Dr. H. Arifinsyah, M.Ag, Wakil Dekan I Fakultas Ushulluddin dan Studi Islam UIN SU/Sekretaris FKUB Sumut

Sehubungan dengan itu, disampaikan oleh  Leonard Chrysostomos Epafras, Ph.D yang menyampaikan bahwa kegiatan bahwa kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di tiga kota yang berbeda, yakni Manado, Ambon dan Yogyakarta.

“Medan adalah salah satu kota yang memiliki pemuda yang agresif ketika berbicara tentang keberagaman,” ungkap Leonard.

Salah seorang panitia penyelenggara acara tersebut menjelaskan bahwa pada bulan September 2016 lalu juga telah diadakan acara dengan tema yang sama, yang juga menghadirkan Dr. Arifinsyah, M.Ag sebgai salah satu narasumbernya.

Followup dari acara  tersebut adalah diadakannya kegiatan Live-in di Kota Medan. Kegiatan live-in tersebut mengajak kepada semua peserta untuk tinggal bersama dengan masyarakat, dengan model silang, artinya peserta yang beragama Islam akan tinggal bersama dengan masyarakat atau warga yang beragama Kristen, atau yang lainnya. Begitu juga sebaliknya peserta yang beragama Kristen atau yang lainnya akan tinggal dengan warga atau masyarakat yang beragama islam atau yang lainnya.

Tujuan dari diadakannya hidup bersama atau live in adalah untuk memecahkan stereotype antara umat beragama.

“Pandangan-pandangan miring serta kecurigaan selama ini terhadap orang yang berbada agama diharapkan dapat terkikis secara perlahan dan pada akhirnya para pemuda mampu bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah bersama seperti kemisikinan, lingkungan, dan kebodohan,” ungkap Dr. Arifinsyah di akhir diskusi.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini