Oleh : Firman Syah Ali
Mudanews.com OPINI | Peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya selalu mengingatkan kita pada perjuangan para leluhur dalam mengusir penjajah. Mereka bertempur dengan gagah berani melawan kezaliman dan kemungkaran dengan alat pertahanan seadanya, bahkan ada yang tanpa senjata sama sekali seperti dalam perang puputan margarana di Bali. Pengorbanan mereka sangat mulia dan tidak cukup sekedar dikenang dan diperingati, tapi harus diteladani, dijadikan role model dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari. Kalau sekedar peringatan dan upacara, kita tidak begitu yakin bahwa orang yang rajin upacara merupakan orang yang tidak rajin korupsi.
Konteks pahlawan zaman sekarang sudah berubah, musuh kita bukan lagi musuh kasat mata yang membawa meriam dan bom, musuh kita jauh lebih licik, licin dan berbahaya, yaitu nafsu korupsi. Ini mengingatkan kita pada sabda Nabi Muhammad SAW seusai memenangkan perang badar bahwa setelah menang perang badar kita akan menghadapi musuh yang jauh lebih besar dan lebih berat, yaitu hawa nafsu kita sendiri. Pidato tersebut membuat para sahabat tertunduk dan merinding.
Korupsi adalah bahaya laten yang merusak seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampaknya luar biasa parah, menghancurkan perekonomian, meningkatkan pemiskinan, meningkatkan kesenjangan, menghancurleburkan dunia pendidikan, memperburuk pelayanan kesehatan, memperbesar ongkos politik, menumbuhsuburkan praktek mafia dan merusak budaya. Kepercayaan publik dan kedaulatan rakyat tergerus, negara di ambang kehancuran. Korupsi adalah musuh modern yang dapat melenyapkan bangsa dan negara kita tercinta secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Dari uraian di atas, menjadi pahlawan di masa kini tidak perlu memanggul senapan ataupun bambu runcing. Kepahlawanan masa kini adalah kepahlawanan melawan diri sendiri untuk tidak korupsi dan turut memperjuangkan tatanan masyarakat yang bersih, berani dan berintegritas.
Jadi, esensi menjadi pahlawan masa kini sangatlah sederhana, cukup katakan tidak pada korupsi, dan cukup katakan tidak ketika ada tokoh koruptor dijadikan pahlawan atau dijadikan pejabat publik.
Penting untuk disampaikan kepada para generasi penerus bahwa integritas adalah baju perang di masa kini, benteng gerilyawan di masa kini. Setiap warga negara wajib memiliki integritas itu. Menghargai jasa pahlawan masa lalu adalah dengan menjadi pahlawan masa kini, karena apa yang diperjuangkan pendahulu kita dengan kita saat ini adalah sama, yang berbeda adalah jenis musuh dan cara melawannya.
Selamat Hari Pahlawan, ayo bersama-sama jadi Pahlawan. Sambil menyanyikan lagu-lagu kebangsaan untuk mengenang jasa para pahlawan, marilah kita menyanyikan lagu-lagu kejujuran untuk diri sendiri.
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
*) Penulis adalah Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP)

