Oleh : Bayu Santoso Mahasiswa Pascasarjana UM Metro
Mudanews.com OPINI – Peradaban, dalam maknanya yang paling mendalam, adalah akumulasi dari pencapaian sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi suatu masyarakat sepanjang sejarah. Inti dari keberlangsungan dan kemajuan peradaban selalu terletak pada pundak generasi mudanya. Slogan “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” dari Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno, bukan sekadar retorika, melainkan penegasan filosofis akan posisi strategis pemuda sebagai agent of change (agen perubahan) dan tulang punggung (penopang utama) peradaban.
Kapasitas pemuda untuk bertindak sebagai motor penggerak peradaban berakar pada tiga dimensi utama: idealisme, energi kinetik, dan keterbukaan terhadap inovasi. Mereka adalah pewaris nilai- nilai luhur sekaligus arsitek masa depan, membawa semangat pembaharuan dan keberanian untuk mengambil risiko demi kemajuan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan peran krusial pemuda dalam empat pilar utama peradaban: Pembangunan Sosial-Politik, Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pelestarian dan Adaptasi Budaya, serta Pembentukan Karakter Bangsa, seraya menyertakan tantangan kontemporer dan prospek ke depan. Peran pemuda sebagai tulang punggung peradaban terwujud nyata dalam berbagai sektor, menggarisbawahi fungsi mereka yang tidak tergantikan, mulai dari menjaga kesinambungan hingga memicu disrupsi positif.
Secara historis, pemuda selalu berada di garis depan pergerakan sosial dan politik yang menentukan arah suatu bangsa. Di Indonesia, sumbangsih ini terlihat jelas sejak era Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda 1928, hingga Reformasi 1998. Pemuda khususnya mahasiswa berfungsi sebagai agen pembaharu (agent of renewal) yang menuntut perbaikan dan menjadi pengawas sosial (agent of social control) yang berani menyuarakan kebenaran dan menentang ketidakadilan. Pemuda memiliki idealisme murni dan daya kritis yang kuat karena relatif belum terbebani oleh kepentingan pragmatis status quo. Keberanian ini memungkinkan mereka untuk bertindak sebagai pembela dan penegak hukum serta mengadvokasi keadilan sosial. Dalam konteks demokrasi, partisipasi aktif pemuda dalam proses politik, baik melalui advokasi maupun keterlibatan langsung, memastikan bahwa kebijakan publik mencerminkan kebutuhan jangka panjang dan kepentingan generasi mendatang.
Pemuda adalah generasi pengganti dan penerus bangsa. Kualitas peradaban di masa depan sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan yang sedang ditempa saat ini. Pengembangan keterampilan kepemimpinan, tanggung jawab, dan etika pada pemuda menjadi investasi vital untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran bangsa. Peradaban modern sangat ditentukan oleh laju inovasi ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi. Dalam domain ini, pemuda tampil sebagai subjek yang paling adaptif dan proaktif. Dengan kemampuan intelektual yang terus berkembang dan keterbukaan terhadap hal-hal baru, pemuda menjadi pusat munculnya kreativitas dan dinamika yang menghasilkan inovasi. Mereka menguasai dan memanfaatkan teknologi baru (digitalisasi) untuk menciptakan solusi bagi masalah bangsa, mulai dari pendidikan hingga kesehatan dan ekonomi. Keterampilan kewirausahaan pada generasi muda sangat penting untuk menjaga kedaulatan ekonomi bangsa. Pemuda yang berani mengidentifikasi peluang, mengembangkan ide bisnis inovatif, dan mengelola usaha, secara langsung berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Pemuda adalah agen pembangunan (agent of development) yang mengkonversi potensi menjadi produktivitas.
Peradaban ditandai oleh identitas budayanya. Pemuda memegang peran ganda sebagai pelestari nilai-nilai luhur dan kepribadian bangsa, serta sebagai inovator dalam penyajian budaya. Jembatan Antargenerasi. pemuda bertanggung jawab untuk meneruskan nilai-nilai bangsa seperti kejujuran, keramahan, dan kearifan lokal (Kemenpora, 2023). Tanpa peran aktif mereka, warisan budaya, tradisi, dan bahasa lokal dapat terancam hilang. Adaptasi Budaya, Pemuda membawa pembaruan dalam cara budaya disajikan. Mereka mengadaptasi budaya tradisional dengan teknologi modern, seperti menggunakan media sosial atau platform digital untuk menyebarluaskan dan mengenalkan budaya lokal dengan cara yang lebih menarik bagi generasi muda dan audiens global. Mereka mencegah budaya menjadi fosil, melainkan menjadikannya entitas yang hidup dan relevan di era globalisasi. Kekuatan moral pemuda adalah landasan idealisme mereka dalam berjuang menjadi penentu nasib suatu bangsa. Dalam konteks keagamaan dan moralitas, pemuda memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai agama dan moral bangsa. Kerusakan moral dan agama pada pemuda dapat mengikis sendi-sendi kehidupan masyarakat, sehingga peran mereka sebagai penjaga identitas bangsa sangat vital.
Peran pemuda dalam menjaga persatuan dan kesatuan adalah kunci. Dengan semangat Sumpah Pemuda dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, keanekaragaman pemuda menjadi potensi dinamis dan kreatif dalam bingkai persatuan nasional. Mereka adalah teladan dalam menjaga persaudaraan di tengah perbedaan untuk menghadapi berbagai tantangan bersama. Tantangan kontemporer dan arah prospek memiliki potensi luar biasa, pemuda masa kini juga menghadapi tantangan signifikan di era globalisasi. Arus globalisasi membawa pengaruh dan kebudayaan asing dengan mudah, yang dapat mengikis identitas bangsa jika tidak diimbangi dengan filter yang kuat. Selain itu, masa muda adalah masa yang labil secara psikologis, ditandai dengan semangat yang menggebu-gebu tetapi rentan terhadap disorientasi, emosi yang tak terkontrol, dan sikap menyimpang. Jika labilitas ini tidak diatasi, harapan akan masa depan peradaban dapat memudar. Prospek: pemberdayaan dan dukungan sistemik, untuk mengoptimalkan peran pemuda sebagai tulang punggung peradaban, diperlukan dukungan sistemik dari keluarga, masyarakat, dan negara.
Adapun pendidikan juga memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan praktis. Kemudian Pemerintah dan lembaga terkait perlu lebih aktif dalam menyediakan ruang dan platform yang mendukung inisiatif dan inovasi pemuda, termasuk dalam bidang kewirausahaan dan pengembangan teknologi. Pemuda harus didorong untuk berani mengambil risiko dan memiliki sikap kemandirian. Keterlibatan aktif pemuda dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan pembangunan sosial, harus ditingkatkan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab di kalangan generasi muda. Secara keseluruhan, peran pemuda sebagai tulang punggung peradaban bukanlah sekadar cita-cita, melainkan sebuah keniscayaan historis dan sosiologis. Dengan semangat, idealisme, dan kemampuan adaptasi yang mereka miliki, pemuda adalah generasi penerus, pengganti, dan pembaharu yang menentukan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Masa depan suatu peradaban, baik dalam ranah demokrasi, ekonomi, ilmu pengetahuan, maupun nilai-nilai luhur, bersemayam di tangan pemuda . Oleh karena itu, memberdayakan, mendidik, dan mendukung inisiatif
pemuda adalah investasi peradaban yang paling fundamental untuk memastikan kesinambungan dan kemajuan bangsa menuju masa depan yang adil, makmur, dan beradab.***

