Sejarah di Balik Tanggal 24 Oktober: Hari Ulang Tahun IDI dan Hari Dokter Nasional

Breaking News
- Advertisement -

 

Anton Christanto Wakil ketua IDI cab Boyolali 2022-2025

Mudanews.com OPINI | Tanggal 24 Oktober setiap tahunnya memiliki arti istimewa bagi profesi dokter di seluruh Indonesia. Tanggal ini bukan hanya menandai Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tetapi juga diperingati sebagai Hari Dokter Nasional.
Kedua momentum ini berakar pada sejarah panjang perjuangan para dokter Indonesia dalam membangun kemandirian profesi serta dedikasi terhadap kesehatan dan kemanusiaan bangsa.

Awal Mula Lahirnya IDI

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1945, para dokter Indonesia menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar organisasi kedokteran di Indonesia kala itu masih merupakan warisan zaman kolonial, seperti Nederlandsche-Indische Artsen Vereniging (NIAV) — organisasi dokter berkebangsaan Belanda.
Para dokter pribumi merasa perlu memiliki wadah sendiri yang mencerminkan semangat nasionalisme dan keinginan untuk berkontribusi bagi bangsa yang baru merdeka.

Pada 24 Oktober 1950, sekelompok dokter nasionalis Indonesia berkumpul untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Mereka adalah:
* dr. R. Soeharto
* dr. Sarwono Prawirohardjo
* dr. Pirngadi
* dr. Puw Eng Liang
* dr. Tan Eng Tie
* Letkol dr. Azis Saleh
* dr. Hadrianus Sinaga

Pertemuan itu berlangsung di Jakarta dan menjadi tonggak berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) — organisasi profesi yang menaungi seluruh dokter Indonesia tanpa membedakan suku, ras, agama, atau latar belakang politik.

Dalam pertemuan bersejarah itu, mereka bersepakat untuk membentuk IDI sebagai wadah tunggal bagi para dokter Indonesia, yang bertujuan memperkuat persatuan, memperjuangkan kepentingan profesi, serta mengabdi pada kepentingan kesehatan masyarakat.

Untuk memperoleh pengakuan hukum, para pendiri IDI kemudian menghadap Notaris R. Kadiman untuk mendaftarkan organisasi tersebut secara resmi.
Langkah ini kemudian dikukuhkan melalui pemuatan Anggaran Dasar IDI dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1951, sebagai tambahan Berita Negara Nomor 13 Tanggal 13 Februari 1951.

Maka, sejak saat itu tanggal 24 Oktober 1950 ditetapkan sebagai Hari Lahir Ikatan Dokter Indonesia (HUT IDI).

Maksud dan Tujuan Didirikannya IDI

Didirikannya IDI bukan semata untuk mengorganisasi profesi dokter, melainkan juga sebagai manifestasi semangat nasionalisme dan tanggung jawab sosial profesi.
IDI lahir dengan beberapa tujuan utama:

1. Meningkatkan mutu profesi kedokteran, baik dalam pendidikan, etika, maupun pelayanan
2. Mempererat persatuan dan kesetiakawanan antar dokter di seluruh Indonesia.
3. Mengabdikan ilmu kedokteran bagi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
4. Menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional.

Semangat ini berakar pada nilai luhur “Cakra Husada” — simbol pengabdian tanpa pamrih untuk kemanusiaan, dengan tetap menjaga kehormatan dan kemandirian profesi dokter.

Lahirnya Hari Dokter Nasional

Meskipun IDI berdiri sejak tahun 1950, penetapan Hari Dokter Nasional baru dideklarasikan lebih dari empat dekade kemudian.
Pada Muktamar Ikatan Dokter Indonesia ke-XXII, yang diselenggarakan di Ujung Pandang (Makassar) pada 22–27 Oktober 1994, muncul usulan dari para delegasi agar tanggal 24 Oktober diperingati secara nasional sebagai Hari Dokter Indonesia atau Hari Dokter Nasional.

Usulan tersebut lahir dari kesadaran bahwa profesi dokter memiliki peran sentral dalam pembangunan bangsa, tidak hanya sebagai tenaga medis, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial, kemanusiaan, dan pendidikan kesehatan masyarakat.

Muktamar tersebut kemudian menyepakati bahwa 24 Oktober, selain menjadi Hari Ulang Tahun IDI, juga dijadikan Hari Dokter Nasional.
Sejak saat itu, setiap tahun pada tanggal tersebut, seluruh dokter Indonesia memperingati dua momentum besar:

1. Hari Ulang Tahun IDI, sebagai penghormatan kepada para pendiri dan sejarah perjuangan profesi.
2. Hari Dokter Nasional, sebagai refleksi dan peneguhan tekad untuk terus mengabdi kepada bangsa dan negara.

Makna Filosofis dan Nilai Luhur 24 Oktober

Tanggal 24 Oktober memiliki makna mendalam bagi setiap dokter Indonesia.
Ia bukan hanya simbol organisasi, tetapi juga simbol panggilan hidup (vocation) seorang dokter untuk senantiasa mengabdi dengan hati dan ilmu.
Melalui peringatan ini, IDI ingin meneguhkan nilai-nilai dasar profesi kedokteran:
* Integritas, yaitu kejujuran dan tanggung jawab dalam praktik kedokteran.
* Profesionalisme, yakni menjaga standar ilmu dan etika tertinggi.
* Humanitas, yakni semangat melayani manusia dengan kasih sayang dan empati.
* Solidaritas, yaitu kebersamaan sesama sejawat dalam memperjuangkan kemaslahatan profesi dan masyarakat.

Hari Dokter Nasional menjadi momen untuk merenungkan kembali perjalanan profesi ini: dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modernisasi kesehatan.
Di tengah tantangan globalisasi, komersialisasi kesehatan, dan perubahan sistem pelayanan, dokter Indonesia diingatkan untuk tetap berpijak pada sumpah dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI).

IDI dalam Perjalanan Bangsa

Selama 75 tahun perjalanannya, IDI telah tumbuh menjadi organisasi profesi yang matang dan berperan besar dalam pembangunan nasional.
IDI menjadi mitra strategis pemerintah dalam kebijakan kesehatan publik, pembinaan mutu tenaga medis, penegakan etika profesi, serta perlindungan hukum bagi anggotanya.

IDI juga telah membentuk berbagai Kolegium dan Perhimpunan Spesialis, termasuk PERHATI-KL, PAPDI, PERKI, PERDATIN, dan banyak lainnya — yang berfungsi menjaga standar kompetensi, pendidikan, serta tata kelola profesionalisme di bidang kedokteran spesialis.

Selain itu, IDI turut berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui aksi tanggap bencana, misi kesehatan ke daerah terpencil, dan pelayanan medis untuk masyarakat kurang mampu.
Semangat pengabdian ini menjadi bukti nyata bahwa profesi dokter tidak semata soal keilmuan, tetapi juga soal pengabdian dan kemanusiaan.

********
Take Home Massage

Tanggal 24 Oktober bukan sekadar angka dalam kalender. Ia adalah tanda perjalanan sejarah — ketika dokter-dokter Indonesia bersepakat untuk bersatu dalam satu wadah perjuangan bernama Ikatan Dokter Indonesia.
Dari semangat itu lahirlah komitmen abadi untuk mengabdi, melayani, dan menjaga martabat profesi.

Dirgahayu Ikatan Dokter Indonesia.
Selamat Hari Dokter Nasional.
Semoga semangat dan cita-cita luhur para pendiri IDI senantiasa menjadi inspirasi bagi seluruh dokter Indonesia untuk terus berkarya, berinovasi, dan membangun kesehatan bangsa.

75 Tahun IDI Berkarya — Membangun Kesehatan Bangsa.

Berita Terkini