Penulis: Nurul Azizah
Mudanews.com OPINI | Sedih kalau lihat anak sekolah gara-gara makan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) malah keracunan. Kalau sudah begini yang repot guru, siswa, orang tua dan petugas kesehatan. Program ini menyita waktu pelajaran belum juga memberi kesibukan guru yang seharusnya mengajar malah mendapatkan tugas tambahan. Mengatur pembagian makanan, menata tempat makan dan kalau ada yang keracunan melarikan ke rumah sakit atau klinik terdekat.
Walau di sekolah lain pelaksanaan MBG berjalan lancar, tapi ada yang perlu dievaluasi dari pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah.
Bagi sekolah atau madrasah yang belum dapat makan bergizi gratis berbahagialah. Setidaknya kalian belum merasakan betapa tidak enaknya ketika tubuh ini keracunan.
Badan terasa mual, muntah, diare, kram perut, demam, lemas dan sakit kepala. Gejala ini adalah respon tubuh untuk mengeluarkan racun dari sistem pencernaan yang terganggu serta melawan infeksi bakteri atau virus. Rasa tidak nyaman ini bisa muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengkonsumsi makanan yang terkonfirmasi racun.
Penulis juga seorang pendidik dan siswanya belum mendapatkan makan bergizi gratis. Kalau melihat di media sosial banyak siswa keracunan ya mending tidak usah menerima bantuan dalam bentuk makanan tapi diuangkan saja biar orang tua yang menyiapkan sendiri bekal anaknya untuk di makan di sekolah.
Tanggal 18 September sebanyak 251 siswa di Banggai Kepulauan diduga keracunan MBG, 78 siswa masih dirawat intensif di RSUD Trikora Salakan. Mereka yang keracunan siswa dari enam sekolah yang berbeda, ada SD, MTs, SMA dan SMK. Mengapa bisa terjadi keracunan massal. Dan lucunya orang tua dilarang gugat sekolah jika anaknya keracunan.
Mengapa sekolah atau madrasah serta guru yang disalahkan. Guru juga keberatan dengan adanya kasus keracunan ini. Tidak tega anak-anak yang ceria mengikuti pelajaran kemudian beli jajan di kantin tidak ada masalah. Atau ada yang makan dari bekal orang tua juga tidak masalah.
Keracunan MBG terulang terus, sebanyak 110 siswa SMAN 2 Wonogiri diduga keracunan MBG. Belum lagi sebanyak 196 siswa dan guru di Sragen diduga alami keracunan. Bahkan di Sragen siswa keracunan sebanyak 365 korban.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat hingga pertengahan September 2025, sedikitnya ada 5.360 siswa di berbagai daerah menjadi korban kasus keracunan massal setelah menyantap Makan Bergizi Gratis.
Kalau banyak yang keracunan berarti program ini gagal, seharusnya yang diberikan kepada siswa itu Makan Bergizi, malahan dapatnya Makan Beracun Gratis. Terus apa fungsinya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Badan Gizi Nasional.
Pak Prabowo kami menyesalkan adanya program MBG yang katanya “Bergizi” tapi dapatnya “Beracun”.
Mana ada ibu-ibu yang terima anaknya menjadi korban makan beracun di sekolah. Maka penulis sangat setuju dengan Aliansi Ibu Indonesia serukan tunda program MBG. Ibu-ibu menggelar aksi di Selasar Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada tanggal 6/9/2025.
MBG dinilai tidak profesional dalam pelaksanaannya. Namanya bergizi tapi banyak siswa tidak doyan dengan makanan bahkan banyak yang dibuang. Asal-asalan dan bahkan makanan tersebut mengandung racun.
Perlu diketahui bahwa program MBG itu bisa jadi simbol kelemahan Presiden Prabowo bahkan sampai tulisan ini diturunkan belum ada tindak lanjut penyelidikan apakah keracunan MBG itu benar-benar kelalaian petugas atau memang ada pihak yang sengaja menyerang Prabowo dengan cara sabotase. Karena diduga ada pihak yang sengaja menaburkan racun dalam tempat MBG.
Ada unggahan video di Tik Tok akun “cctv dapur MBG” didalam video tersebut tertulis: “ternyata ini penyebabnya keracunan makanan MBG, ada pelaku yang sengaja taruh racun di dapur masak MBG, untung gue punya bukti rekaman aksi pelaku.”
Kalau memang benar ada pihak yang sengaja menaruh racun di MBG, banyak pihak terutama dari guru dan orang tua sebaiknya MBG dihentikan dan dicari alternatif lainnya yang tidak membahayakan kesehatan siswa.
Banyak siswa yang keracunan tetapi orang tua tidak bisa menuntut, mending anaknya dilarang menerima MBG dan bawa bekal sendiri dari rumah.
Jika bukan Prabowo yang harus bertanggung jawab terus siapa lagi. Semoga Pak Prabowo bisa menemukan dan mencari bukti kelompok mana yang berani menyabotase program MBG secara kriminal. Tujuannya jelas kalau sabotase terhadap MBG ini berhasil maka Prabowo mudah diserang dan dilemahkan.
MBG memang janji Pilpres 2024 yang paling gampang difahami rakyat. Rakyat dikasih makan gratis, yang sebenarnya juga tidak gratis. Karena uang MBG itu uang dari pajak yang dipungut dari rakyat. Berarti uangnya sendiri dong.
Program ini paling gampang dijadikan ladang sabotase, musuh Prabowo tidak senang rakyat kenyang. Mereka kelompok kriminal lebih senang rakyat lapar, karena kalau perut lapar rakyat mudah dikibuli dan tidak faham apa itu politik. Jadi jangan heran kalau MBG ini diincar dan dijadikan alat sabotase.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.