Mudanews.com OPINI – Data grafis liga korupsi di atas menunjukkan betapa bobroknya negara mengamankan sistem keuangannya. Celah korupsi bisa menembus sistem dipastikan pelakunya orang yang paham sistem itu.
Jika ditotal minus korupsi BLBI yang sudah menguap, maka 9 kasus menghasilkan kerugian rakyat (bukan negara) sebesar Rp. 1.485 Triliun
Mengapa disebut kerugian rakyat, karena pelakunya adalah pejabat negara, atau orang yang dekat dengan kekuasaan, pemerintahan dan birokrasi.
Tahun 2018 Pemerintah mengambil alih saham PT Freeport menjadi 51%. Dana yang dikeluarkan mencapai Rp 57 Triliun.
Berasa nasionalis namun beraroma broker keuangan. 57 Triliun yang dibayarkan ke Freeport dan Rio Tinto untuk membeli saham didapat dari hutang ke Amerika juga dengan skema Global Bond 144A Sec.
Artinya uang deviden saham dari Freeport ke pemerintah balik lagi ke Amerika untuk membayar hutang?
Sementara itu untuk pembangunan IKN diperkirakan menelan biaya 466 Triliun, saking pusingnya tidak dapat investor, Pemerintah rela menukar investasi IKN dengan PSN PIK 2. Laut sudah dikapling untuk reklamasi kota satelit baru.
Ada lagi proyek ambisius kereta cepat Whoosh berbiaya 108 Triliun yang memaksa pemerintah berhutang lagi kepada investor, dan baru akan lunas 30 tahun lagi.
Ambil alih Freeport 57 triliun ditambah 466 triliun bangun IKN ditambah lagi 108 triliun kereta Whoosh total “investasi konyol” berjumlah 631 triliun.
Andai pemerintah tidak b*doh dikerjain koruptor maka uang raib 1.485 triliun masih sisa banyak kalau hanya untuk membiayai 3 proyek mercu suar di atas.
Semua kekonyolan ini terjadi di era Presiden Sarjana Kehutanan jurusan Tehnologi kayu bernama Joko Widodo !!!
–
Salam Waras
@Dahono Prasetyo