Oleh : Heru Subagia. Pemerhati Politik, Ekonomi dan Budaya
Mudanews.com-Opini | Mengapa kebencian harus dibalas dengan kebencian. Dan bukannya masih ada ruangan yang murni dan tulis yakni cinta. Dalam level spiritual tempat tercerahkah itu bernama nilai kemanusiaan?
Dalih saya adalah polemik dan persoalannya bangsa ini sudah tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan apapun. Kembali titik nol dan kemurnian awal, subtansi dan eksistensi baru. Indonesia sudah waktunya akhiri dan kiamat besar peradaban lama sedang terjadi. Dan saat ini petunjuk ilahi itu sudah nampak. Pilihan mau diambil atau Indonesia bubar.
Pada akhirnya, dari petunjuk spiritual sudah memberikan isyarat tegas mau tidak mau Pak Jokowi wajib mengambil keputusan terhadap segala sesuatu yang telah diperbuat dan dikerjakan Tuhan memintanya dalam pertanggungjawaban menyeluruh.
Manusia mungkin tidak bisa melihat wujud apa yang disebutkan pertanggungjawaban tersebut. Berbeda sekali ketika Jokowi sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Tuhan tersebut akan dijawab dengan kesadaran penuh dan akan ditebus dengan jalan beserta perbuatannya. Jokowi sudah sepakat menjawab tegas dan sudah melakukan sumpah janji dan juga berikrar menjalankan putusan pengadilan dari alam semesta.
Dalam keheningan jiwa, ruh dan raga, Saya punya firasat Pak Jokowi sudah siap dan sadar akan segera meninggalkan dunia (wujud fisik) dalam waktu dekat. Susah dan berat untuk mengatakan demikian namun karena perintah alam semesta kabar tersebut harus dituliskan dan dibagikan untuk para pihak yang berkepentingan agar dapat digunakan untuk kebijaksanaan dan kemanfaatan maksimal bagi umat manusia di bumi Indonesia.
Pak Jokowi adalah entitas kesadaran yang bertanggung jawab walaupun dalam fase kehidupan di bumi dipahami menjalankan kehidupan yang sangat paradoks. Manusia utuh yang berani dan sadar mempertanggungjawabkan semua tulisan sejarah kehidupan di bumi.
Untuk saat ini, dalam fase hidup fisik, Pak Jokowi sudah saatnya Mundur diri dari alam dunia . Sinyal ini sudah menjadi keputusan. Sepertinya itu yang Ia hendaki sebagai solusinya mundur dalam pertunjukan hidup di dunia. Tujuannya membebaskan dalam wujud dan perilakunya di bumi ini dan kemudian pencapaian kehidupan di dunia tersebut bagian dari warisan karma baik ataupun buruk yang ditebus di fase kehidupan berikutnya.
Pak Jokowi akan pasrah sebagai bagian ritual akhir hayatnya dan Saya berkeyakinan menolak untuk diobati secara medis apa yang saat ini yang sedang dialami bukan hanya sakit kulit dan mungkin penyakit fisik lainnya adalah fenomena spiritual yang sangat dirahasiakan dan juga dipahami oleh Pak Jokowi sendiri sebagai urusan komunikasi pribadi dengan Tuhannya.
Menurut pandangan spiritual, Pak Jokowi tersadarkan dan akhirnya memutuskan untuk membuat kesepakatan diri baik fisik, ruh dan juga jiwanya melakukan penebusan total atas tugas pekerjaan selama hidup di dunia tanpa terkecuali kesalahannya selama menjadi pejabat publik dan kepala. rumah tangga.
Namun manusia tidak bisa melihat dalam wujud fisik, kasat mata ketika Pak Jokowi sejujurnya telah berperan untuk semasa hidupnya sangat bermartabat dan terhormat, baik memberikan manfaat, kesenangan dan bahkan juga dianggap melukai dan mengkhianati awal dan akhir fase kehidupan di bumi.
Pemahaman Saya, tanpa kata dan tindakan fisik, saat ini Jokowi sadar dan menunaikan kewajibannya untuk melanjutkan perjalanan kehidupan di alam lain. Kita hanya bisa selain saja berdoa untuk Pak Jokowi agar Tuhan sekali lagi memberikan mandat terbaik dalam fase kehidupan dunia lain. Amin.**[]