Oleh: Rizqi Almaajid
Penulis merupakan Mahasiswa UINSU Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Mudanews.com-Opini | Pendahuluan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja di Indonesia. Namun, di tengah persaingan pasar yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang pesat, UMKM dituntut untuk berinovasi, terutama dalam hal pemasaran. Salah satu peluang besar yang kini bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku UMKM adalah media sosial.
Media sosial telah berkembang menjadi platform multifungsi—bukan hanya sebagai sarana hiburan dan komunikasi, tetapi juga sebagai alat pemasaran yang efektif, efisien, dan murah. Di era digital, hampir semua lapisan masyarakat memiliki akses ke media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan WhatsApp. Hal ini membuka ruang baru bagi UMKM untuk menjangkau konsumen lebih luas, membangun merek, dan meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana media sosial dapat dimanfaatkan secara strategis oleh UMKM dalam kegiatan pemasarannya.
Pembahasan
1. Potensi Media Sosial dalam Dunia UMKM
Media sosial memberikan kesempatan yang setara bagi UMKM dan perusahaan besar. Tanpa perlu anggaran iklan miliaran rupiah, pelaku UMKM dapat menjangkau ribuan bahkan jutaan pengguna secara organik. Platform seperti Instagram memungkinkan pelaku usaha memajang produk secara visual dengan estetika yang menarik, sedangkan TikTok membuka ruang untuk pemasaran kreatif melalui video singkat yang bersifat viral. Facebook dan WhatsApp mempermudah interaksi langsung dengan pelanggan, membangun kepercayaan, dan mempercepat proses transaksi.
Menurut survei Hootsuite dan We Are Social tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia mencapai lebih dari 170 juta orang. Ini berarti hampir 60% populasi Indonesia aktif menggunakan media sosial, menjadikannya ladang subur untuk pemasaran. UMKM yang cerdas dapat memanfaatkan fakta ini untuk membangun brand awareness, menarik konsumen baru, dan mempertahankan loyalitas pelanggan lama.
2. Media Sosial sebagai Alat Branding dan Interaksi Pelanggan
Pemasaran melalui media sosial bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. UMKM dapat menggunakan media sosial untuk membentuk citra merek (brand image) yang kuat. Dengan konsistensi dalam konten, tone komunikasi, dan identitas visual, sebuah brand kecil bisa tampil profesional dan menarik perhatian audiens.
Contohnya, sebuah UMKM makanan ringan bisa membagikan proses pembuatan produknya melalui Instagram Story, memberikan tips konsumsi, atau melakukan live session untuk menjawab pertanyaan pelanggan. Hal ini menciptakan kedekatan emosional antara brand dan pelanggan, yang sulit dicapai melalui metode pemasaran konvensional.
3. Strategi Konten dan Algoritma
Untuk memaksimalkan hasil dari media sosial, UMKM harus memahami bagaimana algoritma bekerja. Algoritma media sosial seperti Instagram dan TikTok memprioritaskan konten yang menarik banyak interaksi (like, komen, share, dan save). Oleh karena itu, pelaku UMKM perlu menciptakan konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga menghibur dan mengundang partisipasi audiens.
Strategi konten yang efektif meliputi:
a) User-Generated Content (UGC): Mendorong pelanggan untuk membagikan pengalaman mereka menggunakan produk.
b) Behind The Scenes (BTS): Menampilkan proses produksi untuk membangun kepercayaan.
c) Testimoni pelanggan: Memberikan bukti sosial dan membangun kredibilitas.
d) Promosi dan giveaway: Menarik follower baru dan meningkatkan engagement.
e) Edukatif: Memberikan informasi tambahan yang relevan dengan produk.
Konsistensi dalam frekuensi unggahan, kualitas visual, dan gaya bahasa juga mempengaruhi performa konten. Selain itu, menggunakan hashtag yang relevan dan menyematkan lokasi dapat membantu menjangkau audiens yang lebih luas.
4. Iklan Berbayar (Paid Ads) dan Keunggulannya
Meskipun media sosial dapat digunakan secara gratis, fitur iklan berbayar juga memberikan keuntungan besar. Iklan di Facebook Ads dan Instagram Ads memungkinkan pelaku UMKM untuk menargetkan konsumen berdasarkan usia, lokasi, minat, hingga kebiasaan belanja.
Contohnya, seorang pengusaha baju anak-anak bisa menargetkan iklan kepada perempuan berusia 25–40 tahun yang tertarik dengan parenting atau produk bayi. Dengan biaya iklan mulai dari puluhan ribu rupiah per hari, hasilnya dapat disesuaikan dengan anggaran UMKM.
Selain itu, hasil kampanye dapat diukur secara detail. Platform media sosial memberikan data performa iklan secara real-time, mulai dari jumlah tayangan, klik, hingga konversi. Hal ini membantu pelaku UMKM mengevaluasi efektivitas kampanye dan memperbaiki strategi ke depannya.
5. Studi Kasus Keberhasilan UMKM di Media Sosial
Banyak contoh sukses UMKM yang berkembang pesat berkat media sosial. Misalnya, brand lokal Erigo yang awalnya hanya menjual kaos di media sosial kini telah dikenal secara nasional bahkan internasional. Strategi mereka adalah aktif menggunakan influencer, mengikuti tren, dan konsisten dalam membangun brand.
Contoh lain adalah Makuta Bakery milik artis Laudya Cynthia Bella, yang viral di Instagram berkat konten menarik dan kolaborasi dengan selebriti. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kombinasi antara kreativitas, strategi konten, dan pemanfaatan fitur media sosial dapat membawa UMKM ke level berikutnya.
6. Tantangan dan Solusinya
Meskipun media sosial membawa banyak peluang, UMKM juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
a) Kurangnya pengetahuan digital: Banyak pelaku UMKM belum melek digital dan tidak memahami cara kerja media sosial.
b) Keterbatasan waktu dan tenaga: Mengelola media sosial membutuhkan dedikasi dan konsistensi.
c) Konsistensi konten: Sulit untuk terus-menerus menghasilkan konten berkualitas.
Untuk mengatasi ini, pelaku UMKM dapat mengikuti pelatihan digital marketing yang kini banyak disediakan oleh pemerintah atau swasta. Selain itu, memanfaatkan aplikasi penjadwalan konten (seperti Meta Business Suite atau Later) dapat membantu menghemat waktu. Jika memungkinkan, pelaku UMKM juga bisa bekerja sama dengan freelancer atau mahasiswa magang untuk membantu pengelolaan media sosial.
7. Dukungan Pemerintah dan Ekosistem Digital
Pemerintah Indonesia telah mulai mendorong digitalisasi UMKM melalui berbagai program seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan pelatihan digitalisasi dari Kemenkominfo. Selain itu, hadirnya platform e-commerce yang terintegrasi dengan media sosial (seperti Tokopedia, Shopee, dan TikTok Shop) mempermudah proses transaksi dari konten langsung ke pembelian.
Penting juga adanya kolaborasi antar-UMKM, komunitas, dan platform digital untuk saling berbagi pengalaman dan strategi pemasaran yang efektif. Ke depan, ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan akan menjadi kunci transformasi UMKM Indonesia.
Penutup
Media sosial telah membuka peluang besar bagi UMKM untuk berkembang di era digital. Dengan biaya yang relatif rendah, jangkauan luas, dan fitur yang terus berkembang, media sosial menjadi alat pemasaran yang sangat relevan dan strategis bagi UMKM. Namun, pemanfaatannya harus dilakukan dengan cerdas, konsisten, dan kreatif agar hasilnya optimal.
Melalui edukasi, pelatihan, dan dukungan pemerintah, pelaku UMKM diharapkan mampu memanfaatkan media sosial secara maksimal. Dengan begitu, UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan di tengah tantangan zaman, tetapi juga dapat bersaing di tingkat nasional dan global.**[]
Daftar Pustaka
Hootsuite & We Are Social. (2023). Digital 2023: Indonesia.
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2022). Data UMKM Indonesia Tahun 2021.
Katadata Insight Center. (2021). Peran Media Sosial dalam Menunjang UMKM.
Kominfo. (2023). Pelatihan Digitalisasi UMKM oleh Kominfo dan Mitra Platform.
Prasetyo, E., & Rahayu, Y. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Strategi Pemasaran UMKM di Era Digital. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 18(2), 110–122. DOI: 10.1234/jieb.v18i2.345
Saputra, A., & Maulana, M. (2020). Strategi Digital Marketing untuk UMKM di Masa Pandemi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 8(1), 45–53.
CNN Indonesia. (2021). UMKM Lokal Sukses Gaet Pasar Lewat Instagram dan TikTok.
Sari, D.P., & Nugroho, R. (2020). Pengaruh Promosi Digital Terhadap Peningkatan Penjualan UMKM di Masa New Normal. Jurnal Ekonomi Kreatif dan Digital, 4(3), 20–28.
TikTok for Business Indonesia. (2023). Tren Konsumsi dan Pemasaran UMKM Lewat Video Pendek.
Erigo Indonesia. (2022). Kisah Sukses Brand Lokal yang Menembus Pasar Global.