Langit Tak Pernah Menyimpan Dua Matahari

Breaking News
- Advertisement -

 

By Zafar Al Mulk — Ganas Republik Langit

Mudanews.com OPINI – Dalam jagat kekuasaan, hanya ada satu pusat gravitasi. Langit tak pernah menyimpan dua matahari. Kalau ada yang memaksa muncul sebagai cahaya kedua, semesta akan menolaknya—dengan badai, dengan petir, atau dengan kudeta diam-diam.

Hari ini, Prabowo adalah matahari. Tapi Gibran mulai bermain api, menampilkan diri di hadapan publik seolah bersinar sendiri. Padahal kursinya baru dipasang, ilmunya belum cukup, dan pasukannya masih bayangan loyalis bapaknya.

Ini berbahaya.
Bagi Prabowo, Gibran adalah api kecil yang bisa membakar istana dari dalam. Ia bukan ancaman dari luar, melainkan penyusup dari dalam dek kapal—masih muda, tapi merasa besar.

Kalau tak cepat ditertibkan, ia akan tumbuh. Dan bila ia tumbuh tanpa kendali, maka bukan tidak mungkin kelak Gibran mencoba mengambil langit itu sendiri.

Gerindra pasti paham: melenyapkan dari dalam lebih elegan daripada dikalahkan dari luar.
Tinggal waktunya.
Apakah akan ditarik pelan ke pinggiran? Atau dijatuhkan dengan skenario konstitusional?

Langit hanya untuk satu matahari. Dan bila Gibran tak tahu diri, maka rakyat akan menyaksikan satu lagi babak sejarah: anak raja yang dihabisi sebelum menjadi naga.

By Zafar Al Mulk — Ganas Republik Langit

Berita Terkini