Juni Bulan Bung Karno : Soekarno, Yugoslavia dan Pancasila

Breaking News

- Advertisement -

Penulis : Satyariga Sukmanbrata
————-
Bung Karno pernah bertanya kepada
Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito,
kurang lebih sebagai berikut:

“Tuan Tito, jika anda meninggal nanti,
bagaimana nasib bangsa anda?”

Dengan bangga, Tito berkata,
“Aku memiliki tentara-tentara yang berani
dan tangguh untuk melindungi bangsa kami.”

Setelah menjawab pertanyaan ini,
Tito ternyata gantian bertanya:

“Lalu bagaimana dengan negara anda, sahabatku?”

Dengan tenang Bung Karno berkata,

“Aku tidak khawatir, karena aku
telah meninggali bangsaku dengan
sebuah”way of life”, yaitu “Pancasila”.

Menurut para ahli sejarah di Serbia,
di antara Indonesia dan Yugoslavia,
yang paling berkemungkinan pecah atau mengalami disintegrasi seharusnya Indonesia.

Alasannya, Yugoslavia lebih beruntung dibandingkan Indonesia, karena wilayahnya
tidak terpisah-pisah dan tidak beretnis
sebanyak Indonesia.

Namun, pada akhirnya, bangsa Yugoslavia
pecah menjadi 7 (tujuh) negara-negara kecil seperti Serbia, Kroasia, Bosnia, Slovenia, Montenegro, Kosovo dan Makedonia.

Ternyata, menurut mereka, bangsa Indonesia
lebih beruntung karena memiliki pegangan
hidup Pancasila yang menyatukan penduduknya yang terdiri atas berbagai suku/golongan dan memeluk berbagai agama dan kepercayaan.

“Aku tidak mengatakan aku
yang menciptakan Pancasila.

Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami tradisi-tradisi kami sendiri dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah”.

Jika kamu kehilangan uang,
kamu bisa mencarinya lagi esok.

Tapi kalau kamu kehilangan Negrimu,
kamu tak bisa mencarinya lagi

Kehilangan negrimu,
kehilangan Tanah Airmu,
sama saja dengan kehilangan dirimu sendiri.

Sebab napasmu ada disana,
darahmu ada disana,
keringatmu ada disana.

 

Berita Terkini