Kepemimpinan Ijeck dan Prestasi Golkar di Sumut

Breaking News

- Advertisement -

Oleh: Brimob Ritonga, SH.

Musa Rajekshah, yang akrab disapa dengan nama Ijeck (orang Medan sering bilang Bang Ijeck), adalah sosok dan tokoh penting dalam arena politik Sumatera Utara. Jejak karier politiknya sangat mengesankan, terutama saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2018-2023.

Disamping itu, posisi sentralnya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2020 memberikan kontribusi lebih signifikan dalam menguatkan basis partai dengan lambang pohon beringin itu di tingkat daerah.

Setelah terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Sumut Periode 2020-2025, terlihat Ijeck melakukan reformasi internal partai. Ia melakukan penataan ulang struktur organisasi dari tingkat provinsi sampai ke kabupaten dan kota.

Konsolidasi ini sangat vital karena sebelumnya Golkar di Sumut mengalami penurunan dukungan suara dan masalah internal yang serius.

Langkah pertama yang diambil Ijeck adalah menjalin komunikasi politik yang baik di antara pengurus daerah seluruh kabupaten/kota. Ia menekankan pentingnya kekompakan struktur dan kedisiplinan dalam organisasi.

Hasil dari upayanya, Golkar mulai terlihat ada kemajuan dalam konsistensi aktivitas di tengah-tengah masyarakat. Golkar menjadi seperti yang ia sampaikan saat terpilih menjadi ketua: kehadiran Golkar harus bisa bermanfaat bagi masyrakat.

Kepemimpinan Ijeck tidak hanya berfokus pada aspek administratif, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif. Dia turun secara langsung dalam merumuskan strategi untuk memenangkan pemilu, mendorong kader untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, serta menstimulus pembentukan jaringan relawan yang berdedikasi dan setia.

Upaya tersebut membuahkan hasil, pada pemilihan legislatif tahun 2024 lalu, kepemimpinan Ijeck menghasilkan pencapaian yang signifikan. Partai Golkar mencatat peningkatan suara yang sangat tinggi di Sumatera Utara jika dibandingkan pada pemilihan legislatif tahun 2019.

Di tingkat provinsi (Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara), Golkar memperoleh 22 kursi, meningkat dari 15 kursi yang didapat pada Pemilu 2019.

Prestasi tersebut pun menjadikan Golkar sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak dan sehingga mampu menggeser posisi Ketua DPRD Sumut, menggantikan partai PDI Perjuangan. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tenang Pemilihan Umum (UU Pemilu) Pasal 327 ayat 2.

Keberhasilan DPD Partai Golkar Sumut dibawah kepemimpinan Ijeck memiliki makna yang tidak hanya simbolis, tetapi juga struktural. Dengan menjadi partai dengan kursi terbanyak di DPRD Sumut, Golkar memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menentukan arah kebijakan politik daerah dan membangun koalisi yang strategis dalam pemerintahan provinsi.

Di tingkat Pusat–Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia/DPR RI–jumlah suara yang diperoleh Golkar Sumut juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dari sebelumnya hanya berhasil mengantarkan empat wakilnya ke Senayan, kini jumlahnya melesat tinggi menjadi delapan wakil.

Peningkatan tersebut menunjukkan buah manis manajemen partai di bawah kepemimpinan Ijeck yang berhasil membangun simpatik publik dan kepercayaan masyarakat terhadap Golkar di Sumatera Utara.

Di sisi lain, di tingkat DPRD kabupaten/kota se-Sumatera Utara, Golkar bertambah 24 kursi dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Total kursi DPRD kabupaten/kota se-Sumuatera Utara yang dimenangkan oleh Golkar Sumut kini mencapai 208 kursi, meningkat dari 184 kursi dalam Pemilu 2019.

Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian partai tidak hanya terlihat di level atas, tetapi juga merata hingga ke basis masyarakat.

Keberhasilan ini bukanlah merupakan suatu yang kebetulan. Strategi yang diterapkan oleh Ijeck meliputi pendekatan langsung kepada masyarakat, pemanfaatan media sosial untuk membangun citra yang positif, serta penguatan struktur organisasi partai menjadi faktor utama keberhasilan tersebut.

Selain itu, ia juga mendorong kader-kader muda dan milenial untuk tampil dan aktif terlibat dalam kancah politik, sehingga Partai Golkar Sumut di bawah kepemimpinannya ada dan memberi manfaat pada setiap lapisan masyarakat Provinsi Sumatera Utara.

Ijeck menyadari bahwa kemenangan dalam pemilu hanya dapat diraih dengan membangun kepercayaan di kalangan masyarakat. Karena itu, ia sering turun ke lapangan, menghadiri berbagai acara sosial, keagamaan, dan kepemudaan sebagai bentuk pendekatan yang lebih humanis terhadap konstituen. Salah satu keunggulan Ijeck adalah kemampuannya menjalin komunikasi yang baik, baik secara vertikal dengan struktur pusat maupun horizontal ke lapisan masyarakat. Ia berhasil merangkul beragam kelompok strategis, termasuk tokoh agama, adat, pemuda, serta pengusaha lokal.

Kepemimpinan Ijeck yang inklusif terhadap masukan membuatnya mampu mengarahkan Golkar Sumut menghadapi berbagai tantangan politik lokal yang cukup rumit. Ia tidak bersikap otoriter, tetapi tetap tegas dalam menjaga loyalitas dan disiplin di dalam organisasi.

Hasil evaluasi internal partai menunjukkan bahwa semangat dan militansi kader Golkar di Sumut meningkat setelah kepemimpinan Ijeck. Program pelatihan politik, pendidikan kader, dan penguatan struktur organisasi menjadi fokus utama untuk menciptakan sumber daya politik yang handal.

Secara organisasional terlihat bahwa, DPD Golkar Sumut di bawah kepemimpinan Ijeck menguatkan metode rekrutmen kader, memperluas jaringan struktural, dan memanfaatkan teknologi informasi dalam kampanye.

Hal ini menjadikan Golkar lebih responsif terhadap perubahan zaman dan lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat. Tidak hanya terfokus pada aspek politik pemilihan, Ijeck juga mendorong partai untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial, seperti bantuan untuk bencana, program kesehatan, dan pelatihan untuk UMKM. Pendekatan ini menjadi strategis dalam menciptakan hubungan yang lebih dekat serta meningkatkan kepekaan sosial partai terhadap masyarakat.

Pendekatan moderat yang diambil Ijeck menjadi keunggulan tersendiri. Ia tidak terjebak dalam perseteruan politik sektarian, melainkan lebih menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antar partai dalam membangun Sumatera Utara. Ini krusial untuk menjaga stabilitas politik di daerah.

Kondisi ini menjadikan posisi Ijeck dalam Golkar Sumut sangat signifikan, tidak hanya sebagai pemimpin partai, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan politik yang nyata untuk ke depan. Terlebih lagi, ia berhasil mempertahankan kepercayaan publik secara konsisten.

Dengan pencapaian tersebut, Golkar Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Ijeck kini berada dalam posisi yang vital di peta politik nasional. DPD Golkar Sumut menjadi salah satu mesin partai daerah yang paling produktif dan sukses dalam sejarah partai. Keberhasilan ini menempatkan Ijeck sebagai salah satu aset politik nasional bagi Partai Golkar.

Dengan berbagai pengalaman dan prestasi gemilang tersebut, sangat wajar jika para pengurus dan kader Golkar di Sumut terus mendorong agar Ijeck tetap memimpin DPD Golkar Sumut untuk periode selanjutnya. Tidak hanya pengurus dan kader Golkar, masyarakat luas di Sumatera Utara juga menginginkan Ijeck tetap menjadi Ketua Golkar Sumut.

Kestabilan kepemimpinan adalah kunci untuk mempertahankan momentum kemenangan partai. Hal ini harus dilihat, diperhatikan dan dipertimbangkan oleh seluruh pengurus Partai Golkar dari Kabupaten/Kota hingga Pimpinan Pusat Partai Golkar.

Sebagai kesimpulan, prestasi Golkar di Sumatera Utara saat ini tidak bisa dipisahkan dari sumbangsih besar Musa Rajekshah (Ijeck). Melalui kepemimpinan yang visioner, inklusif, dan terstruktur, Ijeck berhasil mengeluarkan partai dari stagnasi dan mengembalikan pada puncak kejayaan elektoral. Golkar Sumut saat ini adalah cerminan dari konsolidasi organisasi yang solid dan strategi politik yang tepat dan efektif.

Penulis adalah Mahasiswa S2 FH UISU dan Pangamat Sosial, Hukum dan Politik.

Berita Terkini