Wisata PKMAS Tidak Juah Dari Air, Kiai Nadlirin “Air Sumber Kehidupan”

Breaking News

- Advertisement -

 

Penulis : Nurul Azizah

Mudanews.com OPINI – Selama penulis bergabung di Paguyuban Kepala Madrasah Aliyah Swasta (PKMAS) dua tahun lalu sebagai guru, penulis merasakan banyak perubahan di lingkungan guru-guru Madrasah Aliyah. Yang semula vakum dari kegiatan, sekarang setelah ada PKMAS guru-guru banyak terwadahi dalam melakukan aktivitas di luar mengajar. Dulu sebelum ada PKMAS, penulis yang memiliki profesi guru sering aktif dengan rekan-rekan sesama guru di kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Ekonomi bersama guru-guru di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Semarang bahkan aktif juga dengan teman-teman di Diknas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tentunya sebagai anggota. Banyak pengalaman yang bisa penulis ambil untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik.

Di lingkungan guru-guru Madrasah Aliyah Kota Semarang penulis pernah menjadi juara tiga guru berprestasi tingkat Kota Semarang, tentunya juara 1 dari MAN 1 dan juara 2 dari MAN 2, juara 3 dari MA Darut Taqwa. Menjadi juara 3 di lingkungan guru-guru berprestasi tidak berkecil hati, terus menulis dan menulis. Mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri. Sukses atau berhasil itu adalah pandangan dari orang lain. Yang penting terus bergerak, berkarya dan berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Berusaha menjadi insan yang baik dan positif, diantaranya membantu, berbagi dan berempati. Yang jelas menjadi orang “Yang Bermanfaat”.

Untuk menjadi orang yang bermanfaat penulis kembangkan lewat kegiatan menulis. Setiap ada kata yang menginspirasi, penulis simpan dan dikembangkan menjadi tulisan. Ide-ide menulis terus ada, simpan dulu dalam bentuk tulisan singkat dari pokok-pokok ide tersebut, ketika sudah ada waktu longgar saatnya dieksekusi menjadi sebuah tulisan.

Sejak awal bertemu dan mendengarkan pengarahan dari ketua PKMAS KH Nadlirin, M.Pd juga Kepala MA Ashabul Kahfi Semarang selalu penulis simak, karena kata-katanya bisa memberi inspirasi untuk dijadikan tulisan.

Obrolan di WAG Zarkasi PKMAS, saya menulis di WAG “rekreasi bersama PKMAS pasti tidak jauh dari air”. Kemudian dibalas oleh Ketua PKMAS KH Nadlirin, “karena air merupakan sumber kehidupan bu”. Kata-kata ini terus penulis simpan dan diingat agar tidak dilupakan. Kemudian dikembangkan dalam bentuk tulisan.

Sudah tiga kali penulis ikut rekreasi bersama PKMAS pertama Rafting di Sungai Elo Magelang, Kamis 8 Februari 2024. Menikmati rafting dengan adrenalin di sungai elo sepanjang 11 Km ditempuh dalam 2,5 jam.

Mengapa Kiai Nadlirin mengajak bapak ibu guru bermain arum jeram? Kita sudah biasa hidup seperti air mengalir tentunya ini sangatlah membahayakan, mengapa? Kita tahu sifat air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Sangat berbahaya dan menyedihkan kalau kita hidup terus menunggu hingga jatuh ke titik terendah tanpa ada perjuangan.

Seharusnya manusia hidup itu penuh perjuangan, seperti mengarungi aliran sungai yang mengalir deras dan terjang, banyak bebatuan yang menghadang dan curam. Itulah perumpamaan bermain rafting atau arung jeram. Arus sungai kita sebut sebagai kehidupan. Bebatuan adalah hambatan, perahu dan dayung adalah alat keselamatan dan kawan dalam perahu tersebut adalah senjata untuk terus berjuang melawan derasnya ujian kehidupan. Saat penulis hendak terjun di arus sungai yang jeram yang belum pernah diketahui jalurnya, disitulah letak keberanian untuk diuji, lulus atau tidak. Alhamdulillah lulus, karena arus sungai yang deras dan curam serta menakutkan dilewati dengan ketenangan. Karena kita tidak boleh menyerah dengan derasnya arus sungai. Penulis bertekad, “jika kita tenang mengikuti arusnya maka sebesar apapun halangan di depan mata pasti ada jalan keluarnya”.
Itulah hikmah yang bisa penulis ambil dari bermain rafting di sungai elo Magelang.

Kemudian 23 Desember 2024 bersama PKMAS penulis ikut rekreasi di sumber air Guci Tegal Jawa Tengah. Terakhir, 29 Mei 2025 rekreasi di Umbul Cokro Klaten obyek wisata mata air Cokro.

Apa yang dikatakan oleh Kiai Nadlirin bahwa air merupakan sumber kehidupan benar adanya. Air memang merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup di bumi. Tanpa air, kehidupan seperti yang kita kenal tidak akan ada. Air berperan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari memenuhi kebutuhan dasar manusia hingga menjaga kelestarian lingkungan.

Sebagai kebutuhan dasar air sangat dibutuhkan oleh manusia untuk minum, memasak, mandi, dan berbagai aktivitas lain.

Untuk menjaga kelangsungan hidup air merupakan komponen utama dalam tubuh makhluk hidup, tanpa air tubuh akan mengalami dehidrasi. Selain itu air juga berperan penting dalam menjaga ekosistem, mendukung pertumbuhan tanaman, dan menjadi habitat bagi berbagai hewan air.

Air hujan akan membawa keberkahan bagi makhluk hidup di bumi. Tumbuhan akan bersemi, berbagai ragam burung berkicau, hewan lain bersenandung, manusia bergembira menyambut air sebagai sumber kehidupan.

Air merupakan sumber daya alam yang berlimpah, namun juga harus dijaga dan dikelola dengan baik dan bijaksana, agar nantinya persediaan air di bumi ini tetap tersedia untuk generasi mendatang.

Air juga digunakan petani untuk irigasi, kemudian untuk transportasi dan lain sebagainya. Secara umum air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup di bumi ini. Untuk itu sebagai makhluk sosial kita harus menjaga kelestarian air demi kelangsungan hidup semua makhluk di bumi.

Nurul Azizah penulis buku “Muslimat NU Militan Untuk NKRI”
18.25

Berita Terkini