Masjid Agung Aceh Tamiang: Simbol Religius dengan Potensi Ekonomi dari Kebun Kurma

Breaking News

- Advertisement -

Oleh: Kamal Ruzamal, SE

Mudanews.com – Opini | Masjid Agung Aceh Tamiang tidak hanya berdiri sebagai pusat kegiatan ibadah umat Islam di kawasan timur Aceh, tetapi juga mulai berkembang menjadi ikon wisata religius yang menyatu dengan potensi ekonomi lokal. Salah satu daya tarik unik yang membedakan masjid ini dari banyak masjid lainnya di Aceh adalah keberadaan dua kebun kurma yang terletak di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama.

Dibangun dengan arsitektur yang megah dan nuansa lokal yang kuat, Masjid Agung Aceh Tamiang menarik perhatian jamaah dan wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah. Suasana religius yang kental berpadu harmonis dengan keindahan lanskap kebun kurma di kawasan masjid.

Potensi Ekonomi dari Kebun Kurma

Kehadiran dua kebun kurma ini menyimpan potensi ekonomi yang sangat menjanjikan:

Aspek Potensi

Pertanian Produktif Kurma nantinya akan menunjukkan hasil panen yang menjanjikan. Bila dikelola secara profesional, bisa menjadi sumber pendapatan baru melalui penjualan buah kurma segar maupun olahan.

Wisata Edukasi Pengunjung tidak hanya datang untuk beribadah, tetapi juga bisa belajar tentang budidaya kurma, yang masih jarang ditemukan di Aceh. Ini bisa menjadi daya tarik bagi pelajar, mahasiswa, hingga petani lokal.

Produk Oleh-oleh Kurma segar, kurma olahan, hingga produk turunan seperti sirup atau manisan bisa dikembangkan sebagai oleh-oleh khas Aceh Tamiang.

Lapangan Kerja Pengelolaan kebun secara intensif akan membuka peluang kerja lokal, mulai dari pertanian, pengolahan hasil, hingga pemasaran.

Baca Juga : Masjid Pantai Bali Siap Jadi Ikon Islam Inklusif dan Wisata Religi Berkelanjutan

Wisata Religius yang Terintegrasi

Kebun kurma ini secara tidak langsung memperkuat posisi Masjid Agung sebagai tujuan wisata religius:

Spot foto Islami: Kebun kurma menciptakan latar alami yang indah untuk fotografi bernuansa Islami, menarik bagi wisatawan muda.

Pengalaman spiritual dan agrikultural: Pengunjung bisa merasakan suasana ibadah yang damai, sekaligus menjelajahi kebun kurma dengan nuansa Timur Tengah.

Event Islami dan panen raya: Momen panen kurma dapat dikemas sebagai agenda tahunan masjid, memperkuat interaksi antara masyarakat, pemerintah, dan wisatawan.

Rekomendasi Pengembangan

Untuk memaksimalkan potensi ini, berikut beberapa langkah strategis yang dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang:

1. Pembentukan Badan Usaha Masjid (BUMas) yang mengelola aset pertanian dan ekonomi masjid secara profesional.

2. Pelatihan budidaya kurma dan pengolahan hasil kepada warga sekitar.

3. Kolaborasi dengan dinas pariwisata dan pertanian untuk menjadikan masjid sebagai bagian dari destinasi wisata daerah.

4. Peningkatan infrastruktur pendukung wisata seperti area parkir, kios oleh-oleh, dan pemandu wisata reliji.

Penutup

Masjid Agung Aceh Tamiang adalah contoh bagaimana tempat ibadah dapat bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan wisata religius yang ramah lingkungan. Dua kebun kurma di pintu gerbang masjid bukan hanya elemen estetika, tapi juga sumber nilai tambah bagi masyarakat dan daerah.

Dengan pengelolaan yang tepat, Masjid Agung ini bukan hanya menjadi mercusuar spiritual, tetapi juga simbol kemajuan ekonomi berbasis keagamaan dan kearifan lokal di Aceh Tamiang.**()

Berita Terkini