Negara ini ok Saja kok: Catatan Jubir Jelata tentang negeri yang Absurd

Breaking News

- Advertisement -

 

Mansurni abadi ( pengurus DPLN PDI- Permian Han Malaysia )

Mudanews.com OPINI – Viralnya potongan percakapan seorang warga dengan warga aseng a.k.a asing yang bisa saja merupakan mata-mata berkedok turis untuk mencari titik lemah bangsa yang dengan keragaman ormas, kongkalikong elite, dan kasus kekerasan aparat ini, tentu merupakan sebentuk kecorobohan yang harus mendapatkan peringatan.

Kalau perlu  kepada mereka yang ada dalam cuplikan video yang viral itu, harus segera dilaporkan ke “abah aing” yang sedang gencar-gencarnya mengirim anak-anak nakal kebarak militer , harapannya agar mereka menjadi lebih baik lagi bukan malah membentuk geng “barak “ seperti Yang disangka oleh para intelek meskipun dalam jejak sejarah seringkali premanisme muncul Dari kalangan militer atau Mereka Yang bersentuhan dengan Lingkungan militer , Tapi sekali Lagi , untuk apa belajar Dari sejarah !

Dari sudut pandang nasionalisme yang agak reaksioner Dan simbolis perihal menyampaikan citra tentang bangsa yang memiliki Wakil presiden terbaik jelas dengan fitur kecerdasan buatan dari Ayahnya Sudah tentu membutuhkan kehati – hatian Jika tidak ingin berurusan dengan perkara akibat melanggar undang – undang warisan Belanda.

Menjadi sangat perlu, sebagai rakyat jelata yang hanya dianggap setiap 5 tahunan dengan sekantong bansos untuk belajar tentang cara menjadi juru bicara buat negara yang baik dan benar dari staff komunikasi kantor kepresiden yang dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang terstruktrur,objektif, tidak memancing emosi, bahkan mampu memahami harus diolah menjadi apa kiriman paket berisi kepala babi kesebuah media yang selalu nyinyir dengan kekuasaan itu.

Yang gelap dan darurat itu apa ?

Mari turunkan dulu kemampuan berpikir, tarik Nafas Yang dalam, kemudian minumlah seteguk  air celupan kaki para tokoh yang katanya suci , setelahnya ,mari kita renungkan tentang apa yang dimaksud Indonesia gelap dan darurat ? siapa yang berada dibaliknya ? dan pada sisi mana Indonesia dapat dikatakan berada pada kondisi Yang darurat nan Gelap?

Secara sederhana Indonesia Yang gelap dan darurat itu berarti ara yang sedang tidak baik-baik saja dengan Indoonesia,  karena yang gelap dan darurat ini muncul pula fenomena kabur saja dulu, sebuah sikap yang justru menempatkan nasionalisme kita dipertanyakan oleh seorang Doktor jalur instan

Dalam konteks hak asasi manusia, persoalan kabur atau tidak memang menjadi hak individu, namun bukankah sang Lord sudah mengingatkan jika memilih opsi kabur , kita hanya menjadikan diri sendiri sebagai warga kelas dua Bahkan menjadi objek hisapan  para kapitalis di tempat kita yang baru, tentu kedua kondisi tadi tidak akan kita dapatkan di tempat sendiri terutama pada kondisi saat kita berada di alam mimpi bukan nyata.

Dikatakan Indonesia gelap dan darurat bermula dari intrik para elit yang memberi kita sampah visual setiap lima tahunan, tapi bagaimana jika yang gelap dan darurat justru berawal dari gorong-gorong yang lupa ditutup,  mobil nasional yang lupa dipasarkan, paman yang sayang keponakan , persoalan cawe cawe , atau bisa juga berawal dari permasalahekonomi dari mulai harga kebutuhan yang naik, gaji yang masih rendah , dan  peluang pekerjaan yang semakin sempit dari segi peluang Maupun aturan.

Toh jika permasalahan ekonomi yang mencetuskan , bukankah pemerintah sudah  sangat baik menyediakan 19 juta lapangan kerja yang selalu kita dengar namun tidak kita lihat , Bansos yang selalu dibagikan Setiap bütün suara, gaji yang menyesuikan kebutuhan untuk hidup jangka pendek, bahkan perubahan aturan kemiliteran yang membuat Tentara terbebas dari diabetes karena mendapat pekerjaan tambahan.

Kita seolah-olah merasa berada dalam kemiskinan apalagi pihak asing memperkuat persepsi itu dengan data tentang besaran pendapatan perkapita yang masuk kategoritidak layak , tetapi beruntunglah kita memiliki badan statistikyang adaptif , menyesuikan besaran pendapatan dari data yang di ungkapkan tidak layak tadi agar sesuai dengan kearifan lokal.

Kemudian siapa sebenarnya yang mencetuskan Indonesia gelap dan darurat ? untuk menjawab pertanyaan ini lupakanperihal prinsip demokrasi tentang kebebasan berpendapat , berserikat, dan berkumpul dan mari gunakan prasangka agar kita mampu meraih jawaban di ujung langit.

Jika mengikuti dongeng dari barisan coklat, konon gerakan Indonesia gelap dan darurat melibatkan barisan bernama anacho nata de coco sebuag kumpulan yang menolak eksistensi negara, yang ketuanya sendiri pernah diamankan oleh barisan coklat.

meskipun sebenarnya kelompok yang selalu identik dengan bendera merah- hitam itu tidaklah memiliki struktur komando sebagaimana barisan coklat dengan kepangkatannya , tapi dalam konteks budaya yang mengharuskan Setiap gerakan harus ketua, sekretaris, Dan bendahara , Sudah menjadi kewajaran untuk menganggap anarcho nata de coco sama seperti struktur dalam partai.

Sementara dari barisan pemuja kodok ajaib, Ada pula dongeng tentang gerakan ini Yang didalangi oleh kelompok 16 %, 24 % , dan barisan golput, pada intinya siapapun berada di balik gerakan Indonesia gelap dan darurat bukanlah bagian dari silent majority , istilah yang merujuk pada kelompok yang jauh lebih besar jumlahnya yang selalu berada pada sisi pemerintah.

Entah mayoritas diam ini tetap diam  menanti turunnya komando atau diam karena ketidaktahuan dan keapatisan, bukanlah urusan kita.

Sudah Saatnya untuk membalik keadaan meskipun negeri ini dibentuk oleh para pemikir Jangan terlalu membudayakan tanya ,apalagi blak-blakan karena pemerintah  sebenarnya sudah semaksimal mungkin berkerja dengan prinsip “we wok de tok, no onle tok de tok “, bahkan roh presiden saja siap turun gunung ketika badai PHK menerjang sebagaimana sabda seorang menteri yang mengurusi para pekerja.

Selanjutnya pada sisi mana Indonesia itu gelap dan darurat ? untuk menjawab pertanyaan ini , kita harus menerapkan dua prinsip yang pertama lupakan kenyataan dan Yang kedua , perkuat pemujaan jika kedua prinsip ini kita terapkan maka kita tidak akan menemukan sisi yang gelap dan daruratdari Indonesia.

“Bukankah yang kita cari itu sesuai yang kita niatkan” begitu petuah bijak salah seorang pemuja kodok ajaib ketikaterlibat dialog ala zombie dengan penulis, artinya dengan mengabaikan kenyataan dan memperkuat pemujaan kita tidak akan memiliki niat untuk mencari , peduli, bahkan sekedar merasakan sisi gelap dan darurat dari tanah dan air Yang permai dengan bekas lubang tambang dan hutan Yang sudah almarhum.

Jadi kembali pada pertanyaan pada sisi yang mana Indonesia dapat dikatakan gelap dan darurat ?, maka jawabannya tidak ada, toh presiden saja tetap melihat dunia yang cerah saat terbangun, bahkan sang lord memperingatkan Yang gelap adalah kamu, yang merujuk pada orang-orang Yang yakın Jika Indonesia ini gelap Dan darurat, tentu diksi Yang di sampai kan lord bukan bermaksud rasis .

Berita Terkini