Teknologi dan Perubahan Sosial: Wajah Baru Desa di Era Digital

Breaking News

- Advertisement -

Oleh: Oktriani Br Bangun, Sherly Luisa Sitompul dan Firda Sihite mahasiswa program studi Pendidikan Antropologi FIS UNIMED

Di era modern ini, kita hidup dalam “era informasi,” di mana teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar pada perubahan sosial, politik, ekonomi, spasial, dan budaya. Teknologi informasi telah mengubah cara kita berkomunikasi secara mendasar.

Teknologi informasi adalah alat yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, mendistribusikan, atau membuat informasi. Dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan teknologi informasi sangat luas, mulai dari bertukar pesan di media sosial hingga inovasi teknologi lainnya.

Perkembangan teknologi informasi menimbulkan pertanyaan penting tentang pengaruhnya terhadap sikap sosial, adat istiadat, dan institusi masyarakat. Masyarakat saat ini mengharapkan akses informasi yang lebih baik dan lebih banyak tentang produk, layanan, atau organisasi, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat.

Peran teknologi dalam mengubah pola hidup manusia tidak perlu dipertanyakan lagi. Manusia tidak dapat hidup tanpa teknologi. Teknologi dapat menyatukan dan memisahkan masyarakat. Relasi teknologi terjalin karena adanya interaksi antara manusia dengan teknologi, atau teknologi dan dunia.

Menurut Fauziah, et al., (2024) perkembangan teknologi menyebabkan empat perubahan kecenderungan berpikir:

  1. Reifikasi: Anggapan bahwa realitas harus diwujudkan dalam bentuk lahiriah dan diukur secara kuantitatif.
  2. Manipulasi: Kemampuan manipulasi yang tinggi dalam kerangka berpikir manusia karena kemampuan teknologi untuk mengubah dan mengolah benda-benda alamiah menjadi artifisial.
  3. Fragmentasi: Spesialisasi dalam pembagian kerja yang menuntut profesionalisme.
  4. Individualisasi: Semakin renggangnya ikatan individu dengan masyarakat dan semakin besarnya peran individu dalam perilaku sehari-hari.

Kemajuan teknologi digital telah mengubah lanskap media, dengan media sosial menjadi media arus utama untuk mencari dan menyebarkan informasi. Kemajuan teknologi telah meningkatkan pengaruh media terhadap cara masyarakat memperoleh pengetahuan dan membentuk sikap.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk di wilayah pedesaan. Dulu, desa sering kali dianggap sebagai wilayah yang tertinggal secara teknologi dan lambat dalam perubahan sosial. Namun kini, dengan masuknya komunikasi digital dan teknologi pertanian modern, desa justru menjadi salah satu arena perubahan sosial yang paling dinamis.

Komunikasi Digital: Mengubah Pola Interaksi Masyarakat Desa.

Penelitian di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, menunjukkan bagaimana komunikasi digital mulai menggantikan cara-cara konvensional dalam bertukar informasi. Kehadiran smartphone, internet, dan media sosial tidak hanya mempercepat arus informasi, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat desa terhadap dunia luar. Informasi yang dulunya diperoleh dari mulut ke mulut kini dapat diakses secara instan.

Teknologi Pertanian: Mendorong Transformasi Sosial Petani.

Di sisi lain, masuknya teknologi pertanian modern seperti mesin tanam, pompa air otomatis, dan pupuk kimia di Desa Kertajaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, telah mengubah struktur sosial masyarakat petani. Teknologi ini meningkatkan hasil panen dan efisiensi kerja, namun juga berdampak pada pola kerja, hubungan sosial, hingga peran-peran tradisional dalam komunitas tani.

Perubahan Sosial dan Tantangan Era Digital
Dahulu, desa sering kali diasosiasikan dengan keterbelakangan dan keterbatasan akses terhadap kemajuan teknologi. Namun, seiring waktu, citra itu perlahan memudar. Desa kini menjadi bagian dari arus perubahan sosial yang dinamis, terutama dengan hadirnya teknologi digital yang menyentuh berbagai aspek kehidupan. Masuknya internet dan media sosial ke wilayah pedesaan telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan memperoleh informasi.

Jika sebelumnya penyebaran informasi hanya terbatas dari mulut ke mulut atau pertemuan langsung, kini masyarakat desa dapat mengakses berita dan pengetahuan dari seluruh dunia hanya melalui ponsel pintar. Hal ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga menggeser pola pikir dan cara pandang mereka terhadap dunia luar. Interaksi sosial pun mengalami pergeseran: dari yang bersifat lokal dan terbatas, menjadi lebih terbuka dan terkoneksi secara global.

Kesimpulan: Merawat Tradisi dalam Arus Inovasi
Perubahan sosial yang terjadi di pedesaan di era teknologi ini menunjukkan bahwa desa bukan lagi entitas yang statis. Desa telah menjadi ruang dinamis di mana nilai-nilai tradisional dan modern saling berdampingan. Dua studi ini menunjukkan bahwa komunikasi digital dan teknologi pertanian bukan hanya alat bantu, tetapi agen perubahan sosial yang nyata.

Agar perubahan ini berdampak positif secara menyeluruh, diperlukan pendampingan teknologi, peran aktif pendidikan, dan penguatan nilai-nilai lokal. Teknologi bukan hanya alat bantu, melainkan agen perubahan yang dapat mendorong kemajuan jika dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan menjadi kunci agar transformasi sosial di pedesaan tetap berjalan seimbang dan berkelanjutan. (*)

Tulisan ini tidak mewakili pandangan redaksi Mudanews.com.

Berita Terkini