Ditulis: Heru Subagia Kagama Cirebon
Mudanews.com OPINI | Presiden Prabowo Subianto mendadak menyinggung isu ijazah palsu mantan presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan. Ini adalah pertama kali Prabowo secara seksama menggulirkan isu sensitif tersebut di muka umum dan dihadapkan para menterinya.
Yang cukup mengherankan jika Prabowo menyentil isu ijasah Jokowi itu dilontarkan di hadapan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, putra Sulung Jokowi. Tidak berbahaya kah?
“Masalah ijazah dipersoalkan, nanti ijazah saya ditanya-tanya,” kata Prabowo saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Seperti diketahui Presiden memimpin jalannya sidang kabinet di Kantor Presiden pada Senin sore dengan didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hampir seluruh menteri dari Kabinet Merah Putih serta para kepala badan turut hadir dalam sidang tersebut.
Sidang Kabinet Paripurna kali ini menjadi yang ketiga diselenggarakan sepanjang tahun 2025. Sebelumnya, Sidang Kabinet Paripurna juga pernah digelar pada 21 Maret lalu, dengan agenda membahas kesiapan pemerintah menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H.
Banyak yang meminta komentar berkaitan dengan pernyataan Presiden Prabowo saat menyinggung isu ijazah palsu Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna di hadapan Gibran dan par menteri. Dalam kaidah-kaidah normatif, sebagai alumni UGM Saya menegaskan polemik ijazah Jokowi bukan ranah diskusi Presiden, kecuali mempunyai bidikan politik tersembunyi dari pernyataannya. Prabowo sengaja masuk isu yang sedang viral tersebut sebagai sasaran antara.
Dengan kata lain, Prabowo bukannya membela Jokowi akan tetapi mengusik dan juga secara tidak langsung melegalkan dikursus polemik ijasah Jokowi diketahui dan dikonsumsi di ruang publik bahkan diaminkan untuk dibicarakan di internal kabinetnya.
Dalam konteks komunikasi politik, Prabowo sudah melakukan manuver isu-isu yang sebenarnya bukan ranah beliau sebagai seorang Presiden yang dipilih oleh 58 persen rakyat Indonesia di Pilpres 2024 kemarin. Akan tetapi letupan isu yang diucapkan sang Presiden tersebut serta merta melekatkan atribut politik yang sangat kental.
Dua sisi yang ingin disampaikan, pertama seolah-olah Prabowo membela dan bersimpati dengan Jokowi, kedua justru Prabowo membiarkan masyarakat umum menelanjangi dan berasumsi liar dalam polemik ijasah Jokowi. Masyarakat serta merta akan mencari detail informasi polemik ijasah Jokowi hingga justru dapat mencerdaskan nalar dan juga cara pandang baru melihat dan mempresentasikan Jokowi saat ini.
Perlu digarisbawahi isu ijazah Jokowi ini seharusnya menjadi ranah internal UGM dan alumni Universitas Gadjah Mada. Tentunya, Jokowi sebagai salah satu alumni UGM harus berupaya maksimal pro aktif terhadap usaha-usaha yang selama ini sudah dilakukan oleh Kagama Cirebon sudah menginisiasi proposal perdamaian abadi.
Kagama Cirebon sudah mengajukan Proposal Perdamaian Abdi ditujukan untuk Alumni yang sedang berburu keterbukaan Ijasah Jokowi. Sebagai upaya komprehensif, Kagama Cirebon juga mengajak UGM dan juga Jokowi sendiri untuk duduk bersama. Kendati dalam perjalanannya belum menampakkan hasil signifikan namun upaya Kagama Cirebon semakin hari kerja-kerjanya semakin nyata dan mendapatkan dukungan dari berbagai alumnus UGM bahkan juga dukungan dari pihak ikatan alumnus di luar UGM.
Sebagai upaya lebih mendalam, Kagama Cirebon secara masih menunjukkan keseriusannya secara memperdalam proposal perdamaian tersebut di tengah isu pelaporan Jokowi ke Polda Metro Jaya atas tuduhan ijasah palsu.
Kagama Cirebon sudah kirimkan Surat Resmi berprangko ke Mantan Presiden ke-7 Jokowi. Kegiatan tersebut adalah agenda-agenda cukup realistis bertanggung jawab dan memiliki nilai-nilai spirit alumni UGM notabene sebuah keluarga besar. Semoga Pak Jokowi segera membacanya, mempelajari dan akhirnya bersedia mengundang rombongan Kami di Solo.