OPINI Portal Mudanews oleh: Drs. Muhammad Bardansyah
Mudanews.com-Opini | Kawan, tahukah kalian tentang 𝗸𝗼𝗽𝗶 𝗔𝗺𝗲𝗿𝗶𝗰𝗮𝗻𝗼? Minuman ini tampak sederhana—espresso yang dicampur air panas—namun sejarahnya menarik dan berkaitan dengan masa Perang Dunia II.
Asal-usul kopi Americano
Konon, nama “Americano” atau dalam bahasa Italia Caffè Americano, berasal dari kebiasaan tentara Amerika yang bertugas di Italia sekitar tahun 1940-an. Mereka merasa espresso terlalu kuat dibandingkan kopi yang biasa mereka minum di Amerika. Maka, mereka menambahkan air panas ke dalam espresso agar terasa lebih ringan.
Melihat kebiasaan itu, orang Italia menyebutnya Caffè Americano—kopi ala Amerika.
Namun dalam tulisan ini, saya tidak hendak membahas kopi semata, melainkan tentang runtuhnya simbol dominasi Amerika, salah satunya dimulai dari secangkir kopi.
Dari Americano ke Canadiano
Gerakan protes terhadap kebijakan Presiden Trump bermula dari reaksi masyarakat Kanada. Mereka menganggap kebijakan Trump arogan dan merugikan banyak pihak. Maka, bentuk perlawanan pun lahir dari hal kecil: menyebut ulang nama kopi.
Di beberapa gerai kopi, pelanggan tak lagi menyebut “Americano”, melainkan menyebutnya “Canadiano”. Nama “Americano” ditutupi dan diganti menjadi “Coffee Canadiano”. Tindakan kecil ini berkembang menjadi simbol perlawanan, menyebar ke Eropa dan Amerika Utara.
Lambat laun, protes ini merembet ke berbagai hal: kampanye “Gunakan produk dalam negeri”, ajakan mencintai produk lokal, dan bahkan semangat menolak dominasi produk asing.
Indonesiano sebagai pilihan sikap
Tadi siang, saya memesan kopi. Pelayan bertanya: “Mau pesan apa, Pak?”
Saya jawab, “Indonesiano!”
Dia bingung, “Amerikano maksudnya, Pak?”
Saya katakan, “Mulai sekarang tak ada lagi Americano. Wong kopinya dari Aceh, mesinnya buatan Tiongkok, kok namanya Americano?”
Pelayan itu tersenyum dan mengangguk.
Ayo cintai produk kita
Kawan, mari kita bangga dengan produk negeri sendiri—meskipun kadang campur dikit. Tak masalah. Kopinya asli Indonesia, mesinnya buatan Cina. Maka lahirlah: Indonesiano!
Tidak buruk, bukan? Ini bisa menjadi simbol sikap. Perlawanan terhadap dominasi asing bisa dimulai dari hal-hal kecil.
Berani nggak?
Harus berani dong! Masak kita diam saja saat Rupiah tertekan, saham anjlok? Mungkin kita tak punya saham, tapi akibat rantai pasok yang terganggu, banyak perusahaan oleng. Imbasnya? Saudara-saudara kita kena PHK.
Ayo kita bersikap.
Mari kita gaungkan semangat: Aku cinta produk Indonesia.
WB, 22 April 2025
(RED)