Petruk si Kanthong Bolong kehilangan Ijazah S1nya

Breaking News

- Advertisement -

 

Mudanews.com OPINI | Konon katanya, ada banjir besar dari Kali Lonthé, melanda wilayah Pecuk Pecukilan kala itu. Ijazah S1 dari Fakultas Permunyukan, Universitas Gandrung Randa, milik Petruk Kanthong Bolong hanyut entah kemana, mengalir sampai jauh, lagu Bengawan Sala.

Datanglah Petruk Kanthong Bolong ke kampusnya menemui Rektor Togog, si Cebol nak mlaku ndhangak, biar kelihatan gagah, padahal rupané ora mbejaji.

Intinya, Petruk Kanthong Bolong ingin memperoleh ijazah S1 baru pengganti ijazah S1 lamanya.

Aturan dari Kerajaan Hastinapura, perguruan tinggi tidak diijinkan mengeluarkan ijazah yang sama, untuk orang yang sama, dua kali.

Jika ada kehilangan ijazah, maka akan dikeluarkan surat keterangan pengganti ijazah. Formatnya surat keterangan bukan format ijazah.

Ijazah yang kedua adalah pemalsuan dokumen ijazah, dan perbuatan ini, melawan hukum alias pidana.

Dasar Rektor Togog, menungsa najis yang tidak punya budi pekerti, dikeluarkanlah ijazah S1 Petruk Kanthong Bolong yang baru, pengganti ijazah S1 lama. Ijazah ASPAL: asli tapi palsu.

Kompleksitas muncul, Rektor Kampret, Universitas Gandrung Randa dan Dekan Kirik, Fakultas Permunyukan, kala Petruk Kanthong Bolong wisuda, sudah ditarik dari peredaran alias modiar. Terus bagaimana?

Tidak ada jalan lain, tandatangannya harus dipalsu.

Ini sebuah konspirasi politik dengan konpensasi politik Balas Budi

Sepandai-pandai tupai melompat, sesekali jatuh juga. Ijazah S1 Aspal Petruk Kanthong Bolong, banyak sekali kejanggalan, dari sisi bentuk tanda tangan Dekan, foto, format ijazah, dll.

Heboh publik Pecuk Pecukilan, menuduh Ijazah S1 Petruk Kanthong Bolong dari Fakultas Permunyukan, Universitas Gandrung Randa, palsu.

Faktanya, Petruk Kanthong Bolong memang memegang Ijazah S1, namun Aspal.

Dibangunlah narasi-narasi menyesatkan/bodong, yaitu kala lahir, Petruk Kanthong Bolong bernama MulGenjik.

Apa tujuannya? Agar skenario kebohongan ini bisa berjalan mulus. Haryo MulGenjik adalah nama teman Petruk Kanthong Bolong saat kuliah di Fakultas Permunyukan, Universitas Gandrung Randa.

Foto-foto pernikahan Petruk Kanthong Bolong dengan Limbuk alias Èblèk Sepur disebar luas kemana-mana guna mengelabuhi publik Pecuk Pecukilan.

Limbuk ketekuk-tekuk, nang ngisor wit jeruk, diambung Petruk, nganti ndhingkluk.

So far so good.

Warga Pecuk Pecukilan semakin beringas gencar menuduh ijazah S1 Petruk Kanthong Bolong palsu, dengan berbagai alasan, misal kesesuaian foto yang terpasang di ijazah Aspal, tidak sesuai dengan wajah Petruk Kanthong Bolong kala muda dan kala kini, base on face recognation analysis.

Wajar kalau warga Pecuk Pecukilan meragukan keaslian ijazah S1 Petruk Kanthong Bolong. Katanya ijazah S1 hilang kebanjiran? Koq bisa pegang ijazah S1? Ternyata ijazah S1 Aspal alias Ijazah Produksi Baru.

Ruwet…ruwet…

Biangkerok semua ini adalah Rektor Togog, manusia najis yang tidak berbudi pekerti.

Konon katanya, saat Petruk jadi Raja, Rektor Togog menjadi Menteri. Politik Balas Budi.

Beginilah cerita Petruk Kanthong Bolong. Petruk dadi raja. Ana kéré munggah balé. Milik nggendhong lali, lali purwa duksina. Trahing kéré turasing copèt.

Kesimpulan sbb:
1. Petruk Kanthong Bolong, dulunya pernah punya ijazah S1 asli, sebagai alumni Fakultas Permunyukan, Universitas Gandrung Randa, Kerajaan Hastinapura.
2. Karena banjir besar Kali Lonthé, ijazah S1 asli hilang terbawa banjir.
3. Atas peran Rektor Togog, Universitas Gandrung Randa, dibuatlah ijazah S1 baru pengganti ijazah S1 lama yang hilang karena banjir.  Pemalsuan dokumen ijazah.
4. Togog dan Petruk Kanthong Bolong harus diseret ke Pengadilan.

Logis tidak ceritanya? Begitu saja koq repot.

Jamuskalimusodo milik Yudhistira yang dicuri Petruk, agar bisa jadi Raja, telah kembali ke tangan Yudhistira. Petruk Kanthong Bolong mulai goyah, wis wayahé nyaur. Sapa nandur bakal ngundhuh

Merdeka.

Yogyakarta, 2024-04-17  KPH. Adipati, Bagas Pujilaksono Widyakanigara Hamengkunegara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.Seniman/Budayawan Yogyakarta.

Berita Terkini