𝐀𝐧𝐚𝐥𝐢𝐬𝐢𝐬 Ketahanan Ekonomi Indonesia Menghadapi Perang Tarif Trump dan Dampaknya pada Pasar Saham

Breaking News
- Advertisement -

Sebuah Tinjauan Historis Kebijakan Trump

Oleh:Drs. Muhammad Bardansyah, Ch, Cht

Mudanews.com-Opini | Kontribusi Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat

Indonesia tidak perlu terlalu panik menghadapi kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Ketergantungan ekspor ke Amerika Serikat relatif rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, ekspor Indonesia ke AS hanya menyumbang sekitar 10–12% dari total ekspor nasional, dengan nilai sekitar US$21,8 miliar pada tahun 2022. Angka ini lebih rendah dibandingkan era 2018–2020, di mana ekspor ke AS mencapai 13–15%.

Sebagai perbandingan, Vietnam mengekspor 23% total produknya ke AS, sementara China mencapai 25%. Hal ini membuat Vietnam dan China lebih rentan terhadap kebijakan proteksionis AS.

Negara Tujuan Ekspor Terbesar Indonesia (2023)

China (US$65,4 miliar): Batu bara (32%), minyak sawit (28%), dan nikel (18%).

India (US$32,1 miliar): Minyak sawit (40%) dan batu bara (25%).

Jepang (US$24,5 miliar): LNG dan nikel.

Amerika Serikat (US$21,8 miliar): Tekstil (35%), alas kaki (22%), dan elektronik.

Uni Eropa (US$20,3 miliar): Minyak sawit (55%) dan furnitur kayu bersertifikat FSC.

Karena ekspor ke AS tidak dominan, dampak perang tarif Trump terhadap Indonesia lebih terbatas dibandingkan China atau Vietnam.

Dampak Perang Tarif Trump terhadap Indonesia

Ekspor ke AS Relatif Kecil: Hanya 10% dari total ekspor. Sektor yang terdampak seperti tekstil hanya menyumbang 0,8% dari PDB.

Produk Rentan: Tekstil dan elektronik menghadapi tarif hingga 25%, namun kontribusinya kecil dibanding ekspor ke China atau India.

Negara Lain Lebih Terdampak: Ekspor Vietnam dan China ke AS didominasi produk bernilai tinggi seperti semikonduktor dan mesin industri.

Strategi Antisipasi

Memperkuat kerja sama melalui RCEP (ASEAN+5) yang mencakup 30% PDB global.

Diversifikasi ekspor ke pasar non-AS seperti Afrika, yang tumbuh 12% YoY (2023), mencapai US$8,9 miliar.

Penyebab Anjloknya Harga Saham dan Gejolak Pasar

Kenaikan Suku Bunga The Fed: Suku bunga naik ke 5,25–5,5% menyebabkan outflow modal sebesar US$3,2 miliar dari Indonesia pada Q3 2023.

Ketidakpastian Global:

Konflik Rusia-Ukraina mendorong inflasi global.

Resesi teknis di Jerman dan perlambatan ekonomi China mengurangi permintaan ekspor.

Depresiasi rupiah ke Rp15.800/US$ meningkatkan beban utang korporasi.

Langkah Pemerintah

1. Memperkuat Neraca Perdagangan:

Ekspor alat pertanian ke Nigeria naik 27%.

Ekspor makanan halal ke UAE tumbuh 15%.

2. Stabilitas Kurs Rupiah:

Intervensi valas senilai US$9,8 miliar dan cadangan devisa US$137 miliar.

3. Insentif Fiskal dan Komunikasi Transparan:

OJK meluncurkan dashboard Indonesia Market Monitoring System.

Fokus pada Potensi Pasar dan Produk Non-Komoditas/Non-Tekstil

A. Pasar Potensial di Luar Top 5:

Timur Tengah: Makanan halal dan energi terbarukan.

Afrika: Elektronik dan pupuk organik.

Amerika Latin: Komponen kendaraan listrik.

Eropa Timur: Fintech.

B. Produk Unggulan:

Manufaktur Teknologi Tinggi: Baterai lithium dari investasi Hyundai–LG.

Ekonomi Kreatif: Film Sri Asih tayang di 15 platform global.

Agro-Industri: Kopi premium, termasuk kopi luwak, diekspor senilai US$120 juta.

Strategi Pengembangan Pasar

Diplomasi Ekonomi: CEPA dengan UAE, 92% produk bebas bea.

Inovasi Produk: Hilirisasi nikel melalui pabrik HPAL di Halmahera.

Promosi Digital: Kampanye Proudly Indonesian di Amazon dan Alibaba.

Logistik: Pengembangan Pelabuhan Patimban untuk akses ekspor langsung.

Kesimpulan

Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik menghadapi dampak perang tarif AS. Namun, tantangan global seperti suku bunga tinggi dan depresiasi rupiah perlu terus diwaspadai. Dengan strategi diversifikasi pasar, hilirisasi industri, dan peningkatan daya saing produk bernilai tambah, Indonesia memiliki peluang besar memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.**(RED)

𝐃𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫 𝐏𝐮𝐬𝐭𝐚𝐤𝐚

1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). _Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia 2022_.

2. Bank Indonesia. (2023). _Laporan Perekonomian Indonesia 2023_.

3. IMF. (2023). _World Economic Outlook: Navigating Global Divergences_.

4. World Bank. (2023). _Global Economic Prospects: Slow Growth, Rising Challenges_.

5. UN Comtrade. (2023). _Database Statistik Perdagangan Internasional_.

7. Kementerian Perdagangan. (2023). _Laporan Kinerja Ekspor Non-Migas 2023_.

8. Global Islamic Economy Report. (2023). _State of the Global Islamic Economy_.

9. BKPM. (2023). _Laporan Realisasi Investasi Triwulan III 2023_.

10. FAO. (2023). _Proyeksi Permintaan Pupuk Global 2030_.

11. Reuters. (2023). _LinkAja Acquired by Poland’s mBank_.

Berita Terkini