Ditulis: Heru Subagia Alumni UGM
Mudanews.com OPINI | Kiranya Mantan Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi ini tetap saja tidak memberikan respons positif proses perdamaian abadi polemik ijazah yang dimilikinya. Sementara Jokowi masih berkeyakinan dan tidak ada rasa was-was sedikitpun jika ijazah yang diperolehnya di Fakultas Kehutanan angkatan 1980 dan lulus 1985 asli.
Jokowi dengan mimik bicara dengan nada perlente terkesan menantang publik untuk terus membuat kemarahan dan kegaduhan yang kian liar dan panas. Dalam sanggahannya, Jokowi berkeyakinan bahwa sudah banyak bukti yang memvalidasi keabsahan ijazahnya.
Fakta Pendukung
Baik dari bukti empiris yakni kesaksian sekian banyak temannya atau terakhir adanya klarifikasi dari pihak Fakultas Kehutanan .
Menurut Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan yang disampaikan mantan dosen ini merupakan alumnus dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Rismon Hasiholan Sianipar menyatakan keraguannya keaslian ijazah dan skripsi dari Presiden RI ke-7 Ir. Joko Widodo sebagai lulusan UGM. Alasannya, lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font time new roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.
Polemik Terus Bergulir
Namun demikian, apa yang sudah dilakukan oleh Pihak Teman-teman Jokowi seangkatannya dan juga Klarifikasi dari UGM tidak serta merta membuat polemik ijazah Jokowi kian menuju titik penyelesaian dan perdamaian tercapai. Sebaliknya, sejumlah alumni seperti Rismon, Dr. Tita dan tokoh masyarakat lain menyatakan akan melanjutkan proses banding atas klarifikasi dari pihak UGM dan juga banding terhadap kesaksiannya dari Teman-teman Jokowi.
Terakhir, Pihak Jokowi mengeluarkan statemennya untuk merespons dan juga menjawab tuduhan keaslian ijazah miliknya yang dituntut masyarakat dan juga Alumni UGM sendiri.
Fitnah Murahan
Pernyataan Jokowi yang dinilai lebih pada pembelaan dan provokasi dari sekedar sinyal kesediaannya untuk respons positif menuju Perdamaian Abadi. Kalimat pembelaannya tersebut:
1. Presiden ke-7 RI, Joko Widodo menyatakan tuduhan ijazah palsu adalah fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Jokowi memberikan pernyataan tersebut pada saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, Kamis (27/3/2025) siang.
2. Jokowi justru memberikan kesempatan kembali untuk pihak yang terus membuktikan ijazah yang dimiliki dengan mempersiapkan bagi mereka apabila tidak bosan unyuk terus mengungkapkan fakta atau bukti jika ijazah Jokowi palsu.
3. Terakhir, jika Jokowi tetap menolak untuk membuat keputusan pribadi untuk datang ke UGM atau menunjukkan sukarela ijazah aslinya ke UGM atau langsung ke ekspos ke publik. Jokowi menegaskan kembali bahwa dirinya menolak dirinya yang disuruh membuktikan ijazah tersebut.
Tolak Perdamaian Abadi
Dengan adanya pernyataan sikap tegas dan jelas tersebut dapat disimpulkan jika Jokowi menolak Proposal Perdamaian Abadi yang pernah kita usulkan secara terbuka baik ditujukan ke pihak UGM, Alumni dan Juga Jokowi sendiri. Jokowi tidak merespons sedikit pun apa yang menjadi niat baik dan juga kebutuhan bersama agar polemik ijazah yang dimilikinya untuk segera dituntaskan dan dibersihkan atau juga dibuktikan keasliannya.
Karenanya diputuskan jika polemik ijazah Jokowi dianggap belum final, belum berakhir dan akan terus mengalami polemik dan juga permasalahan serta dampak yang ditimbulkan akan terus terjadi dan berkelanjutan.
Ultimatum Akhir
Dibutuhkan tindakan keras atau prudential yang tegas dan tepat sehingga dapat mengakhiri baik secara Damai atau paksa sehingga polemik ijazah palsu akan menemukan titik akhir penyelesaian.
Tindakan tegas tersebut ;
1. Dapat dilakukan oleh masyarakat UGM beserta Alumni untuk memaksakan Jokowi hadir ke UGM. Semakin lagi, perlunya Jokowi datang membawa ijazah aslinya dan ditunjukkan ke pihak terkait.
2. Dengan segala tindakan upaya entitas Keluarga UGM hingga tidak digubris atau tidak berhasil meyakinkan atau memaksakan Jokowi menunjukkan ijazahnya karenanya berakhir dengan dilakukannya pengadilan rakyat. Apa yang menjadi horor dan ketakutan manakala ribuan masyarakat menyeruduk UGM bakal menjadi fakta.
Pengadilan Rakyat
Apabila opsi kedua terjadi , yakni masyarakat yang berinisial mengambil tindakan sendiri mencari solusi polemik ijazah Jokowi. Beredar kabar jika banyak elemen-elemen masyarakat akan turun jalan dan akan mengeruduk UGM pada tanggal 15 April 2025 nanti.
Jika kejadian Pengadilan Rakyat terjadi, Tragedi Penuntut dan Pengadilan Masyarakat tersebut bakal menjadi tragedi sangat memalukan bagi alumni dan juga UGM karena masyarakat sudah tidak percaya pada institusi pendidikan, universitas dengan reputasi internasional akan luluh lantah akibat ketidaknyamanannya dan juga kepeduliannya menyelesaikan keabsahan ijazah alumninya.