Mirip Kasus Mafia Pertamina: Indonesia Tak Kalah Vs Bahrain, Draw Probabilitas Tertinggi

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com OPINI   | Dunia minyak Pertamina adalah dunia mafia. Pun dunia sepakbola sejagad juga tak jauh dari perjudian dan mafia. Dua dunia bisnis yang melibatkan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI.

Pertandingan nanti sore akan mengecewakan. Probabilitas tertingginya Indonesia akan draw lawan Bahrain. Demi, kepentingan mafia perjudian bola, agar bandar judi tidak bangkrut seperti kasus Indonesia menang lawan Arab Saudi.

Mirip dengan kasus mafia Pertamina yang juga makin miris; akibat masuk angin dan permainan duit ratusan triliun dari Muhammad Riza Chalid. Demi upaya deal besar, anaknya si Muhammad Kerry Adrianto Riza dibebaskan dari jerat hukuman mati. Karena korupsi besar mereka dilakukan saat Covid-19 mendera negara.

Untuk bola, sebuah penghinaan Indonesia hanya di-voor 1/4. Diremehkan oleh rumah judi bola. Artinya, kalau Indonesia menang pun selisih 1. Misal 1-nol. Ini pun hanya hiburan kecil buat fans Indonesia. Karena Patrick sudah berpesta saat Indonesia keok lawan Aussie. Lunas hutangnya.

Dengan voor kecil, bandar tidak akan bangkrut. Patrick dan ET tetap bisa tersenyum. Jika Indonesia nekad menang; bayarannya terlalu mahal. Karena Indonesia akan menghadapi Jepang dan China, lawan China draw. Lawan Jepang keok.

Indonesia akan tertolong dengan hasil draw, bisa lolos ke babak 4, dengan pertolongan performa tim lain. Ini akan terjadi karena Indonesia adalah pasar judi dengan nilai USD 200 juta. Rp 3 triliun, pasar judi Indonesia yang besar tidak rasional, taruhan hanya berdasarkan nasionalisme.

Penjudi negara-negara lain pasarnya kecil, China besar, namun pragmatis. Jadi tetap Indonesia yang dikorbankan. Fans Indonesia menjadi pihak yang dikerjai oleh bandar judi. Sampai kiamat Indonesia tidak akan lolos ke Piala Dunia; nyaris ya. Sama dengan piala AFF, hampir juara.

Sama halnya dengan mafia Pertamina. Muhammad Riza Chalid sampai menunggangi demo UU TNI demi menyelamatkan anaknya: Kerry. Deal-deal dengan nilai ratusan triliun ditawarkan tentu.

Upaya Kejaksaan Agung menghabisi mafia minyak Pertamina ini harus dikawal. Agar tidak masuk angin.

Harga BBM di Indonesia jauh lebih tinggi dari Malaysia karena pasokan minyak mentah di-mark-up 12-15%. Angka korupsi ini mencapai Rp300 miliar tiap hari. Betapa kuatnya MRC dengan uang besar ribuan triliun. Industri tidak efisien karena BBM mahal. Rakyat Indonesia dan negara Indonesia menjadi korban kebiadaban Muhammad Riza Chalid, dengan proxy anaknya, Kerry.

Ada yang unik. Kalah atau menang-nya Timnas Indonesia, Erick Thohir jadi tanggung jawabnya. Di luar atau di dalam kasus perjudian besar bagi Timnas Indonesia, dengan membuang STY, memasukkan penjudi Patrick Kluivert – yang lagi cengengesan hutang lunas.

Pun dalam kasus mafia Pertamina, tentu sebagai Boss BUMN, ET dengan para pemburu rente-nya MRC dan pejabat korup Pertamina, ET harus bertanggung jawab. Memasukkan Riva Siahaan, dan 11 pencoleng lainnya di Pertamina, Erick tidak bisa berkilah: kita akan evaluasi Pertamina.

Tekad Prabowo untuk membersihkan mafia Pertamina kita dukung. Nafsu Prabowo Indonesia lolos ke Piala Dunia juga okelah. Tapi tantangan Prabowo adalah mafia minyak MRC yang duitnya sudah kepalang besar. Untuk Piala Dunia, tantangannya sangat besar, melawan mafia perjudian. Dan, ET memasukkan Patrick sang penjudi.

Hasil akhir Indonesia versus Bahrain: Indonesia tak kalah, tapi draw sangat masuk akal. Hasil akhir perang melawan mafia Pertamina: jika tak masuk angin Kerry akan dituntut hukuman mati. Dan, ET menahan napas. (Penulis: Ninoy Karundeng).

Berita Terkini