Gaya Komunikasi Rezim Buruk

Breaking News

- Advertisement -
Penulis : Agung Wibawanto
Mudanews.com OPINI – Menurut saya, rezim kali ini memiliki gaya komunikasi yang paling buruk sejak republik ini dibentuk. Selain saling tuding, mis-leading, juga pemilihan katanya kampungan.
Ini maaf ya, wong Prabowo sendiri yang minta agar dirinya dikoreksi jika ada yang tidak memihak kepada rakyat. Bahasa komunikasi yang dimaksudkan adalah untuk rakyat.
Lebih tepatnya, ditujukan kepada rakyat. Jadi, apabila ada kata yang tidak pas dalam gaya komunikasi pejabat, itu menunjukkan ia tidak respek dan tidak memihak rakyat.
Ini bukan sekadar, “apalah arti kata-kata” (karena kata bukanlah tindakan). Namun bukankah diawali dari sebuah kata maka tindakan dimulai? Dari ucapan saja sudah bikin bad mood rakyat.
Perhatikan kata yang viral buat rakyat dari rezim ini: “Goblok”, “Pea”, “Ndasmu”, “Kau yang gelap”, “Tidak usah balik sekalian”, dan masih banyak lagi. Kini dikatakan, “Makan sembunyi-sembunyi”.
Tidak perlu diajari, semua orang sudah pada tahu betapa bahasa itu juga memiliki kasta (tingkatan) dalam konteks komunikasi. Bagaimana yang muda kepada yang lebih tua.
Bagaimana bahasa antara bawahan kepada atasan. Bagaimana bahasa antar sesama/kolega/sejawat dsb. Prabowo sendiri mengakui bahasa di depan publik dengan di depan kadernya berbeda.
Persoalannya, apakah iya sama, kata-kata tadi juga terucap di forum resmi, misalnya? Ataupun kepada orang yang lebih tinggi posisinya yang ia hormati? Pasti tidak berani dianggap tidak pantas.
Ini menunjukkan rakyat hanya dianggap orang yang tidak penting bagi pejabat. Diremehkan dan dianggap remeh. Jagalah ucapan yang lebih baik dan santun kepada siapapun.
Kecuali kadang kita memang sudah tidak memiliki respek kepada seseorang. Yang kita anggap pantas menerima ucapan yang buruk. Apakah pejabat memang tidak respek kepada rakyat?***

Berita Terkini