Penulis: Ninoy Karundeng
Suswono harus ditangkap. Penghinaan terhadap Nabi Muhammad kalau perlu dihukum mati. MUI bisa mengeluarkan fatwa hukuman mati buat Suswono. Penghinaan terhadap Rasullullah SAW oleh Suswono sangat keterlaluan. Apa implikasinya pada Pilkada Jakarta?
Ridwan Kamil dan Suswono memang cocok. Suswono PKS yang menghina Nabi Muhammad sebagai pengangguran yang menikahi janda kaya. Sementara Ridwan Kamil dalam catatan digital medsos adalah penghina Jakarta.
Meski keduanya para penghina, PKS tetap mendukung dan tidak mempermasalahkan kegilaan Suswono. Dan, Ridwan Kamil. Biasa khilaf kata DPP PKS terkait kasus Suswono. Apakah warga Jakarta pun tetap mendukung penghina agama macam Suswono?
Sesungguhnya. Penghujat Nabi Muhammad dan penghina agama model Suswono tak boleh dibiarkan. Pernyataan Suswono menyakiti seluruh warga muslim selain PKS.
Namun demikian, PKS percaya diri Suswono tidak akan dibui. Alasannya? Karena Suswono seorang muslim, maka dia dijamin tidak akan ditangkap. Nggak seperti Ahok. Ahok harus dihukum. Suswono tidak.
Kedua, polisi dianggap takut terhadap PKS. Ormas-ormas tak berani dengan militansi PKS yang berpaham Ikhwanul Muslimin. Maka Suswono tetap tidur nyenyak di atas teriakan tuntutan hukum.
Ketiga, Suswono ini kebal hukum. Catatan dia sebagai Menteri Pertanian bermasalah membuat dia di atas hukum. Dia sudah kebanyakan duit saat jadi menteri. Dia bisa membeli hukum sesuai keinginan dia. Uang bagi Suswono tidak masalah.
Nah, untuk Pilgub DKI, meskipun menghina agama, menistakan agama, kelakuan Suswono tetap didukung oleh Ridwan. Mata gelap dukungan Ridwan dilatarbelakangi kesamaan dirinya dengan Suswono.
Ridwan juga penghina Jakarta. Suswono yang menghina Nabi Muhammad mencuci penghinaan Ridwan atas Jakarta. Penghinaan hebat Suswono terhadap Nabi Muhammad tidak ada apa-apanya disbanding yang dilakukan Ridwan. Klop.
Sejatinya, kegilaan Suswono yang menghina junjungan Nabi Muhammad SAW adalah gambaran kemunafikan Suswono. Sama dengan pasangannya Ridwan Kamil.
Dengan adanya pelecehan terhadap Nabi Muhammad oleh Suswono, maka dipastikan terjadi maneuver uang besar-besaran. Narasi dan kontra narasi, sekalian dukung mendukung, oleh ormas satu dan lainnya akan muncul.
Yang mengail di air keruh kasus Suswono adalah para penjahat dan kaum munafik, untuk kepentingan duit. Bagi mereka, soal penghinaan terhadap Nabi Muhammad menjadi tidak penting. Sangat mengerikan perilaku double standard alias munafik tersebut.
Kita ingat kasus Ahok yang dikriminalisasi akibat editan Buni Yani. Ini Suswono tanpa editan. Menyerang martabat Nabi Muhammad SAW. Tentu menyakitkan.
Kasus Ahok menjadi demo berjilid-jilid. Sementara kasus Suswono malah menjadi alat perekat penguat kekuatan kaum munafik seperti Suswono PKS. Sungguh meresahkan. Menjijikkan.