Viral Itu Kejam, Jendral

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Mudanews.com – Apapun pembelaannya, bahasa tubuh tidak bisa berbohong. Karena disitulah terwakili emosional seseorang dalam bersikap.

Insiden Cagub Andika ditolak permintaan jabat tangannya membuktikan telah terjadi perbedaan komunikasi politik secara person. Moment yang terekam kamera tersebut lebih viral daripada kebersamaan antar paslon dalam acara deklarasi damai Pilkada Jateng.

Publik di luar Jateng jadi tahu bahwa Kapolda Jateng sekarang Irjen Pol Ribut Hari Wibowo sebelumnya adalah Wakapolda Jateng saat dijabat Ahmad Lutfi, yang kini menjadi Cagub Jateng bersaing dengan Andika Perkasa.

Fakta tersebut tidak terkait langsung dengan insiden ‘tidak sengaja” tolak jabat tangan, namun publik terlanjur memberi catatan khusus atas peristiwa tersebut,

“Ini satu klarifikasi. Menurut saya karena ketidaktahuan karena enggak melihat. Saya tidak yakin itu disengaja. Jadi, memang tidak ada masalah lagi, tidak usah dipermasalahkan,” kata Andika.

Andika yang berusaha meredam kegaduhan berbeda, dengan pihak Polda Jateng yang justru sibuk menghimbau warganet untuk tidak terprovokasi berita hoax. Andika dan Kapolda Jateng diilustrasikan sudah cipika-cipiki dalam ruangan khusus, menepis isu keakraban yang mustahil menolak jabat tangan.

Mengakui bahwa terjadi kesalahpahaman bersikap dari seorang Ribut Hari Wibowo itu berat. Begitupula menerima resko menjadi pejabat publik di era keterbukaan dan ketelanjangan informasi.

Media bisa merekam apapun yang terjadi di sebuah rumah kaca, meskipun tak tersentuh namun terlihat jelas. Jika kemudian apresiasi publik melihat kejadian tersebut divonis sebagai bias berita hoax, artinya masyarakat dilarang menginterprestasikan sebuah kejadian dari kacamata sendiri.

Dalam kacamata institusi, tidak ada yang salah dalam kejadian tersebut, pikiran publiklah yang dianggap keblinger dan harus diluruskan. Kapolda Ribut Hari Wibowo meskipun kurang tepat dalam bersikap di depan publik tidak boleh dianggap salah.

Peristiwa tersebut tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Namun menjadi pelajaran bahwa meredam sesuatu yang terlanjur viral itu tidak mudah. Sang Pisang dan Samsul sudah merasakan sebelumnya. Hanya Mulyono yang sudah kebal

@Dahono Prasetyo

Berita Terkini