Siapa Sosok yang Menolak Jabat Tangan Cagub Andika dalam Acara Deklarasi Pilkada Damai?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Acara Deklarasi Damai Pilgub Jateng digelar di Semarang Selasa (24/9/2024) menghadirkan 2 paslon Andika Perkasa-Hedrar Pihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.

Acara yang digelar KPU Jawa tengah tersebut juga dihadiri oleh Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, serta Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Ponco Hartanto.

Namun acara kebersamaan dalam Pilkada aman, damai tanpa rasa permusuhan diwarnai dengan insiden yang cukup memprihatinkan banyak pihak. Momen Cabub Andika Perkasa ditolak uluran jabat tangannya kepada seseorang berseragam coklat yang diduga Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, diunggah dalam sebuah tayangan video amatir.

Apa yang menjadi penyebab seseorang yang diduga Kapolda Jateng menolak jabat tangan Andika Perkasa seperti sekilas terlihat dalam tayangan video, tentunya menjadi pertanyaan besar. Status Paslon Andika-Hendi mengikuti Pilkada Jateng yang hanya diusung oleh PDI Perjuangan, berbanding terbalik dengan Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung 9 Parpol: Partai Golkar, Gerindra, PKB, PSI, PAN, Nasdem, Demokrat, PPP, dan PKS.

Apakah keikutsertaan Andika-Hendi dalam Pilgub Jateng hanya dianggap sebagai pelengkap Pesta Demokrasi? Apakah para Pejabat di Jawa Tengah tersebut sudah tidak netral hingga menolak niat baik Andika yang sekedar berjabatan tangan?

Seperti diketahui, Kapolda Jawa Tengah saat ini, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo sebelunya menjabat Wakapolda saat Ahmad Lutfi menjabat sebagai Kapolda Jateng

Jawa Tengah diprediksi banyak pihak akan menjadi medan pertarungan sengit Pilkada yang diikuti 2 purnawirawan berbeda instrusi tersebut. Status Purnawirawan TNI berhadapan dengan pensiunan Polisi akan tetap melekat dalam diri Andika dan Lutfi.

Sepak terjang keduanya saat masih menjabat menjadi tolok ukur karir dan prestasi yang mengantarkannya dipercaya oleh Partai Politik untuk menjadi calon orang nomer satu di Jawa Tengah.

Pilkada tertib dan damai antar paslon pada akhirnya harus seiring dengan netralitas aparatur pemerintahan yang sedang aktif menjabat. Masyarakat akan ikut damai jika sosok elite memberi tauladan, bukan sebaliknya.

Meskipun akhirnya hanya menjadi sebuah insiden kesalahpahaman yang terekam kamera, publik semakin memahami ada komunikasi yang terhambat terkait sebuah perhelatan Pilkada sebagai ajang perebutan kekuasaan penting. Bukan sekedar pesta Demokrasi.

Penulis : D.Prasetyo – Direktur Analis Politik Litbang Demokrasi

Berita Terkini